BUNUH DIRI DILARANG
DALAM ISLAM
Oleh: Drs HM Yusron Hadi, MM
Al-Quran surah An-Nisa
(surah ke-4) ayat 29.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا
لَا تَأْكُلُوا أَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ إِلَّا أَنْ تَكُونَ
تِجَارَةً عَنْ تَرَاضٍ مِنْكُمْ ۚ وَلَا تَقْتُلُوا أَنْفُسَكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ
كَانَ بِكُمْ رَحِيمًا
Hai orang-orang beriman,
janganlah kamu saling makan harta sesamamu dengan jalan batil, kecuali dengan
jalan bisnis yang berlaku suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah Maha Penyayang kepadamu.
Bunuh diri.
Yaitu sengaja
menghabisi.
Nyawanya sendiri.
Pada 10 September 2022.
Hari Pencegahan Bunuh
Diri Sedunia.
(World Suicide Prevention Day
2022).
World Health Organization (WHO).
Dengan tema:
Creating Hope Through Action.
Menurut WHO.
Pada tahun 2019.
Sekitar 800.000 orang meninggal.
Karena bunuh diri di dunia.
Kebanyakan pada usia muda.
Data bunuh diri Asia Tenggara.
Per 100.000 orang, yaitu:
1)
Thailand =12,9.
2)
Singapura = 7,9.
3)
Vietnam = 7,0.
4)
Malaysia = 6,2.
5)
Indonesia = 3,7.
6)
Pilipina = 3,7.
WHO menyatakan.
Bahwa depresi penyakit nomor 4 di dunia.
Perilaku bunuh diri.
Yaitu:
1)
Ide bunuh diri.
2)
Rencana bunuh diri.
3)
Tindakan bunuh diri.
Terkait berbagai gangguan jiwa.
Misalnya gangguan depresi.
Depresi.
Yaitu gangguan jiwa pada orang.
Dengan tanda perasaan merosot.
Seperti:
1)
Muram.
2)
Sedih.
3)
Tertekan.
4)
Merasa tidak berguna.
5)
Tidak punya harapan.
6)
Putus asa.
Sekitar 55 persen.
Orang depresi punya ide
bunuh diri.
Depresi ditandai perasaan sedih, murung dan iritabilitas.
Pasien mengalami distorsi kognitif.
Seperti:
1)
Kritik diri sendiri.
2)
Menyalahkan diri
sendiri.
3)
Merasa tidak berharga.
4)
Kepercayaan diri turun.
5)
Pesimis.
6)
Putus asa.
7)
Muncul rasa malas.
8)
Tak bertenaga.
9)
Menarik diri dari hubungan
sosial.
10)
Alami gangguan tidur.
11)
Nafsu makan berkurang.
12)
Gairah seksual hilang.
Pada stadium depresi berat.
Jadi frustasi dan putus asa.
Muncul ide menyakiti diri sendiri.
Bahkan ide bunuh diri.
Data WHO.
Bunuh diri akibat depresi.
Sekitar 1.000.000 orang pertahun.
Di seluruh dunia.
Masyarakat umum menilai.
Orang stres, depresi, dan ingin bunuh diri.
Karena:
1)
Lemah iman.
2)
Lemah mental.
Menurut Psikiatri.
Faktor penyebab depresi, yaitu:
1)
Faktor genetik.
2)
Faktor non-genetik.
Faktor genetik.
1)
Gangguan neurokimiawi.
2)
Gangguan neuroendokrin.
3)
Perubahan
neurofisiologi .
Faktor non-genetik (psikososial).
1)
Kehilangan objek dicintai.
2)
Hilangnya harga diri.
3)
Distorsi kognitif.
4)
Tidak berdaya (pola
asuh depresif).
Risiko depresi.
Wanita lebih tinggi dibanding pria.
Tak seimbang hormon.
Depresi pra-haid, pasca melahirkan,
Dan post-menopause.
Depresi lebih sering pada usia muda.
Frekuensi tertinggi usia produktif.
Usia 20-40 tahun.
Status perkawinan.
Depresi sering dialami individu bercerai Atau berpisah.
Dibanding menikah atau lajang.
Faktor geografis.
Orang kota depresi lebih tinggi.
Dibanding orang desa.
Faktor latar belakang keluarga.
Riwayat hidup depresif, bunuh diri, dan pecandu alkohol.
Faktor pribadi.
Tertutup, mudah cemas, hipersensitif.
Dan bergantung orang lain.
Rentan depresi.
Faktor stres.
Tak bisa adaptasi dan bertahan.
Misalnya.
Pertengkaran di tempat kerja.
Atau di rumah tangga.
Kesulitan keuangan.
Tinggal di wilayah konflik.
Upaya Pencegahan dan Pengobatan.
Mengenali perubahan perilaku.
Gejala awal depresi.
Mulai banyak keluhan fisik.
Tak kunjung sembuh.
Menarik diri dari pergaulan sosial.
Jadi pendiam.
Mudah tersinggung.
Emosi tidak stabil.
Jangan menghakimi atau menyalahkan.
Langkah terbaik.
Bersikap empati.
Mendengar keluh kesahnya.
Menyarankan berobat.
Pendekatan komunitas.
Memberi edukasi, advokasi.
Dan berbagai preventif lainnya.
(Sumber Agung Frijanto)
Psikiater RSI Jakarta Cempaka Putih
