Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Showing posts with label DEMO 6 ORANG YANG DIFOTO TULISANNYA. Show all posts
Showing posts with label DEMO 6 ORANG YANG DIFOTO TULISANNYA. Show all posts

Wednesday, November 25, 2020

6798. DEMO 6 ORANG YANG DIFOTO TULISANNYA



 DEMO 6 ORANG YANG DIFOTO TULISANNYA

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

 

 

 

Al-Quran surah Al-Hujurat ayat 6.

 

 

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِن جَآءَكُمْ فَاسِقٌۢ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوٓا۟ أَن تُصِيبُوا۟ قَوْمًۢا بِجَهَٰلَةٍ فَتُصْبِحُوا۟ عَلَىٰ مَا فَعَلْتُمْ نَٰدِمِينَ

Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.


 

FRAMING BERITA

 

Adalah metode penyajian fakta kebenaran suatu kejadian yang tidak ditolak secara total.

 

 

Tapi dibelokkan secara halus, dengan memberi penonjolan pada aspek tertentu.

 

 

Siapa pun yang mengendalikan media akan menguasai pikiran masyarakat.

 

 

Itulah kalimat yang sering kita dengar bagaimana media yang sangat besar mampu mengubah dunia.



Saat ini manipulasi informasi tidak lepas dari peran propaganda, biasanya dikendalikan elit politik.



Framing adalah membingkai sebuah peristiwa.

 

 

Framing dipakai untuk mengetahui cara pandang yang dipakai wartawan atau media massa saat menyeleksi isu dan menulis berita.



 

Framing merupakan metode penyajian realitas di mana kebenaran tentang suatu kejadian tidak diingkari secara total.

 

 

Tapi dibelokkan secara halus, dengan memberikan penonjolan pada aspek tertentu.



Penonjolan aspek tertentu dari isu berkaitan dengan penulisan fakta.

 

Ketika aspek tertentu dari suatu peristiwa dipilih dan bagaimana aspek itu ditulis.



Hal ini sangat berkaitan dengan pamakaian diksi atau kata, kalimat, gambar atau foto, dan citra tertentu untuk ditampilkan kepada umum.



 

Framing media terhadap  fakta tertentu akan memperlihatkan secara jelas arah kebijakan politis media itu.

 

 

 

Misalnya, ada kegiatan demo yang diikuti cuma 6 orang.

 

Jangan difoto jumlah orangnya.

 

Tapi foto dan tonjolkan tulisannya.

 

Jika difoto jumlah orangnya, maka akan tampak jumlahnya sangat sedikit.

 

 

Maka harus ditonjolkan tulisannya agar orang lupa tentang jumlah orangnya.

 

 







Teknik ini biasanya dimulai oleh orang yang berpengaruh di media sosial.

 

Pengikutnya tanpa berpikir panjang langsung menyebarkannya.



Tidak heran jika saat ini pengguna media sosial begitu mudahnya dibenturkan.

 

 



CONTOH FRAMING BERITA

 

1.      Faktanya ada orang yang dikejar-kejar  orang lain dengan membawa sebilah pisau.

 

2.      Tapi kamera hanya menampilkan sudut tertentu.

 

 

3.      Maka gambar yang sampai pemirsa terjadi sebaliknya.

 

 

4.      Orang yang membawa pisau digambarkan diancam oleh orang yang dikejar-kejar.

 

 

5.      Berita menjadi terbalik.

 

 

6.      Si pengancam diberitakan menjadi pihak terancam.

 

 

7.      Faktanya diubah menjadi sebaliknya oleh media itu.

 

 

8.      Korban berubah menjadi pelaku.

 



CONTOH FRAMING BERITA LAIN

 

 

1.      Seorang pria melihat seekor harimau menyerang seorang wanita.

 

 

2.      Sontak pria itu menyerang harimau itu hingga mati.

 

 

 

3.      Hari berikutnya media menulis, "Pahlawan Amerika menyelamatkan seorang gadis dari serangan harimau."

 

 

4.      Laki-laki itu meralat, "Saya bukan orang Amerika."

 

 

5.      Hari berikutnya media menulis, "Pahlawan asing menyelamatkan seorang gadis Amerika dari serangan harimau."

 

 

6.      Laki-laki itu berkata, "Sebenarnya saya seorang Muslim"

 

 

7.      Hari berikutnya.. Breaking News; "Seorang teroris menyerang seekor harimau yang tidak bersalah ketika sedang bermain dengan seorang wanita."



 

Gambaran di atas bentuk framing media  sekarang ini.

 

 

Media memakai bahasa hiperbola untuk membesar-besarkan fakta.



Framing bukan kebohongan.

 

 

Tapi mereka mencoba membelokkan fakta secara halus.

 

 

Caranya dengan memilih angle (sudut pandang) yang berbeda.



Framing dilakukan dengan cara menyeleksi berita mana yang mereka pilih, mana yang tidak.

 

 

Menonjolkan unsur tertentu, menambahkan kata, bunyi, atau gambar tertentu.

 

 

Tujuannya meniadakan, atau setidaknya mengaburkan informasi sebenarnya.


(Sumber internet)