SEMUA ORANG PASTI MATI TAPI
DIANGGAP REMEH
Oleh:
Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M
Khalifah
Ali bin Abi Thalib berkata,”Sungguh mencengangkan dan sangat mengherankan. Saya
tidak pernah melihat sesuatu yang serius lagi pasti, tetapi dianggap remeh
seperti tidak akan terjadi, yaitu mati.”
Khalifah
Ali bin Abi Thalib melanjutkan,”Saya juga tidak melihat sesuatu yang pasti akan
ditinggalkan lagi kecil, tetapi diperebutkan seperti sesuatu yang besar lagi
kekal, yaitu dunia yang fana ini.”
Ucapan
yang hampir sama, tetapi dengan kandungan yang berbeda, dapat dikaitkan dengan
salat, "Saya sungguh bingung dan tercengang menyangkut tentang salat, apakah salat sudah tidak dibutuhkan
lagi, karena salat sudah diulang-ulang
setiap hari, sehingga salat dikerjakan dengan asal-asalan saja?”
Di
dalam kereta api jarang terlihat orang yang sedang melakukan salat, tetapi
begitu tiba di stasiun, orang berduyun-duyun untuk melakukan salat.
Apakah
mereka tidak tahu bahwa selama perjalanan dibolehkan salat di dalam kereta api
yang sedang berjalan, bahkan diizinkan
menjamak salat dalam perjalanan?
Perintah
salat dalam Al-Quran, selalu dimulai dengan kata “aqimu” (kecuali 2 ayat, atau
bahkan Cuma 1 ayat).
Al-Quran surah
Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 43.
وَأَقِيمُوا
الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ وَارْكَعُوا مَعَ الرَّاكِعِينَ
Dan dirikan salat, tunaikan zakat dan
rukuklah beserta orang-orang yang rukuk.
Al-Quran
surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 110.
وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ
وَآتُوا الزَّكَاةَ ۚ وَمَا تُقَدِّمُوا لِأَنْفُسِكُمْ مِنْ خَيْرٍ تَجِدُوهُ عِنْدَ
اللَّهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ
Dan
dirikan salat dan tunaikan zakat. Dan kebaikan apa saja yang kamu usahakan bagi
dirimu, tentu kamu akan mendapat pahalanya pada sisi Allah. Sesungguhnya Allah
Maha Melihat apa-apa yang kamu kerjakan.
Al-Quran
surah An-Nisa (surah ke-4) ayat 77.
أَلَمْ
تَرَ إِلَى الَّذِينَ قِيلَ لَهُمْ كُفُّوا أَيْدِيَكُمْ وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا
الزَّكَاةَ فَلَمَّا كُتِبَ عَلَيْهِمُ الْقِتَالُ إِذَا فَرِيقٌ مِنْهُمْ يَخْشَوْنَ
النَّاسَ كَخَشْيَةِ اللَّهِ أَوْ أَشَدَّ خَشْيَةً ۚ وَقَالُوا رَبَّنَا لِمَ كَتَبْتَ
عَلَيْنَا الْقِتَالَ لَوْلَا أَخَّرْتَنَا إِلَىٰ أَجَلٍ قَرِيبٍ ۗ قُلْ مَتَاعُ الدُّنْيَا
قَلِيلٌ وَالْآخِرَةُ خَيْرٌ لِمَنِ اتَّقَىٰ وَلَا تُظْلَمُونَ فَتِيلًا
Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang
dikatakan kepada mereka,”Tahanlah tanganmu (dari berperang), dirikan salat dan
tunaikan zakat!" Setelah diwajibkan kepada mereka berperang, tiba-tiba
sebagian dari mereka (golongan munafik) takut kepada manusia (musuh), seperti
takutnya kepada Allah, bahkan lebih sangat dari itu takutnya. Mereka
berkata,”Ya Tuhan kami, mengapa Engkau wajibkan berperang kepada kami? Mengapa
tidak Engkau tangguhkan (kewajiban berperang) kepada kami beberapa waktu lagi?”
Katakan:”Kesenangan
di dunia ini hanya sebentar dan akhirat itu lebih baik untuk orang-orang yang
bertakwa dan kamu tidak akan dianiaya sedikit pun”.
Kata
“aqimu” biasanya diterjemahkan dengan “mendirikan”, meskipun sebenarnya
terjemahan itu tidak tepat.
Kata
“aqimu” bukan terambil dari kata “qama” yang artinya “berdiri”, tetapi kata
“aqimu” artinya “bersinambung dan sempurna”.
Perintah
“aqimus salah” artinya “melaksanakan salat dengan baik, khusyuk dan
bersinambung sesuai dengan syarat rukun dan sunahnya.”
Al-Quran
surah Al-Maun(surah ke-107) ayat 4-7.
فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّينَ
الَّذِينَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ
الَّذِينَ هُمْ يُرَاءُونَ وَيَمْنَعُونَ الْمَاعُونَ
Maka
kecelakaan bagi orang-orang yang salat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari
salatnya, orang-orang yang berbuat ria dan enggan (menolong dengan) barang yang
berguna.
Inti
dari salat adalah berdoa.
Arti
harfiah kata “salat” adalah “doa”.
Doa
adalah keinginan dan kebutuhan manusia yang dimohonkan kepada Allah agar bersedia
menganugerahkan keperluan manusia selama hidup di dunia dan akhirat.
Ketika
kita berdoa atau bermohon kepada seseorang, kita harus merasakan kelemahan dan
kebutuhan kita di hadapan orang yang kita mintai pertolongan yang dibuktikan
dengan perkataan, sikap, dan perilaku.
Orang
yang melaksanakan salat adalah orang yang butuh kepada Allah dan mendambakan bantuan dari Allah.
Sangat
wajar apabila kita juga bersedia
membantu sesamanya yang membutuhkan bantuan pertolongan.
Rasulullah
bersabda,”Allah akan membantu mencukupi kebutuhan seseorang yang suka membantu
saudaranya yang membutuhkan pertolongan”.
Orang
yang sudah melaksanakan salat, tetapi masih enggan memberikan bantuan kepada
sesamanya yang membutuhkan pertolongan, artinya dia lalai akan makna salatnya.
Daftar
Pustaka
1.
Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan
Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2.
Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran.
Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3.
Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan
Al-Quran.
4.
Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an
Ver 3.2
5.
Tafsirq.com online



