Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Showing posts with label JURNALIS PERANCIS MENYUSUP TAK TEMUKAN ISLAM DI ISIS. Show all posts
Showing posts with label JURNALIS PERANCIS MENYUSUP TAK TEMUKAN ISLAM DI ISIS. Show all posts

Wednesday, March 31, 2021

9144.JURNALIS PERANCIS MENYUSUP TAK TEMUKAN ISLAM DI ISIS

 


JURNALIS PERANCIS MENYUSUP TAK TEMUKAN ISLAM DI ISIS

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

 

 


Menyusup ke ISIS.

 

 

Jurnalis Perancis Tidak Menemukan Islam.

 

 

 

Seorang jurnalis asal Perancis berhasil menyusup.

 

 

 

Dan berbaur dengan para simpatisan ISIS dalam jaringan teror bawah tanah di Paris.

 

 

 

Pengalaman jurnalis Muslim itu mengejutkan.

 

 

Karena menurut dia.

 

 

 

Para simpatisan ISIS itu sama sekali tidak paham soal Islam.

 



Jurnalis yang memakai nama samaran Ramzi.

 

 

 

Mengaku "tidak melihat Islam" selama 6 bulan menyamar dalam jaringan ISIS itu.

 

 

Dia hanya menemukan para pemuda yang tersesat dan frustrasi.

 

 

Serta punya kecenderungan bunuh diri.

 

 

 

Dan sangat mudah dimanipulasi."

 

 

Penyusupan Ramzi dilakukan antara musim panas 2015 hingga Januari 2016.

 

 

Dia mengaku sangat mudah menghubungi kelompok yang menyebut diri sebagai "Tentara Allah" di Facebook itu.




Dia merekam banyak peristiwa dalam kelompok itu memakai kamera tersembunyi.

 

 

 

Termasuk rapat perencanaan serangan di kelab malam.

 

 

 Dikutip dari The Independent, Selasa (3/5).

 

 

 

Rekaman itu ditayangkan stasiun televisi Canal+ pada Senin lalu dengan judul "Tentara Allah."

 



Ramzi mengatakan, jaringan itu terdiri atas 10 anggota.

 

 

Yang dipimpin pemuda umur 20 tahun bernama Ossama.

 



Ossama pernah ditolak masuk angkatan bersenjata Perancis.

 

 

Dia pernah menjadi pemuja setan atau Satanis.

 

 

 

Dan pecandu alcohol.

 

 

 

Sebelum berkenalan dengan kelompok Islam radikal di internet.

 



Dia pernah dipenjara selama 6 bulan.

 

 

 

Setelah ketahuan mencoba bergabung dengan ISIS.

 

 

 

Dia dibebaskan dan wajib lapor setiap hari ke pos polisi.




Pria keturunan Perancis-Turki ini adalah "emir" kelompoknya.

 

 

 

 

Yang memakai aplikasi berbagi pesan Telegram untuk mengatur pertemuan.

 



Dalam sebuah rekaman tersembunyi.

 

 

 

 

Ossama terlihat tersenyum saat membayangkan dirinya ditembak mati oleh polisi.

 

 

 

Seraya mengatakan,

 

 

"Syuhada tidak merasa sakit.



Kita harus menyerang pangkalan militer.

 

 


Seperti yang mereka lakukan kepada Charlie [Hebdo].

 

 

Kamu harus menyerang mereka di jantungnya.

 

 

Serang mereka tiba-tiba.

 

 

Mereka tidak terlindungi.

 

 

Ribuan warga Perancis harus mati," lanjut dia.



Ossama merencanakan serangan ke kelab malam dan bandara Paris–Le Bourget.

 

 

 

Yang menurutnya akan membuat Perancis trauma selama berabad-abad.


Tapi, rencana itu baru terlaksana setelah mendapat konfirmasi dari seorang militan bernama Abu Suleiman.

 

 

 

Yaitu veteran perang ISIS yang pernah bertempur di Raqqa, Suriah.

 



Ramzi pernah terlibat dalam rencana penyerangan.

 

 

Dia diminta berjalan ke stasiun kereta.

 

 

 

Dan bertemu dengan wanita yang memberinya surat instruksi.

 



Dalam instruksi itu, dia harus menyerang kelab malam dan meledakkan diri.

 

 

 

Memakai rompi bunuh diri setelah ada pasukan keamanan yang datang.

 

 

 

Abu Suleiman memberi perintah menyiapkan peledak dan ranjau di mobil melalui Telegram.




Jaringan Ossama telah diawasi oleh badan intelijen Perancis.

 

 

Dan mereka ditangkap pada Desember dan Januari lalu.

 

 



Ramzi (29) mengaku dia Muslim yang "satu generasi dengan para pembunuh" di Paris November lalu.

 

 

 

Yang menewaskan 130 orang.



"Tujuan saya adalah untuk memahami apa yang ada pikiran mereka," kata Ramzi saat diwawancara AFP.




"Salah satu pelajaran utama adalah, saya tidak pernah melihat Islam dalam masalah ini.

 

 

Tidak ada niat mereka mengubah dunia.

 

 

 

Hanya para pemuda tersesat dan frustrasi.

 

 

Mereka punya kecenderungan bunuh diri dan sangat mudah dimanipulasi."

 


"Mereka tidak beruntung lahir di masa adanya ISIS.

 

 

Sangat menyedihkan.

 

 

Mereka adalah para pemuda yang mencari sesuatu.

 

 

 

Dan malah ini yang mereka temukan," lanjut dia. 

 

 

(Sumber internet)