JURNALIS
PERANCIS MENYUSUP TAK TEMUKAN ISLAM DI ISIS
Oleh: Drs. H. M. Yusron
Hadi, M.M
Menyusup ke ISIS.
Jurnalis
Perancis Tidak Menemukan Islam.
Seorang jurnalis asal
Perancis berhasil menyusup.
Dan berbaur dengan para
simpatisan ISIS dalam jaringan teror bawah tanah di Paris.
Pengalaman jurnalis Muslim
itu mengejutkan.
Karena menurut dia.
Para simpatisan ISIS itu
sama sekali tidak paham soal Islam.
Jurnalis yang memakai nama samaran Ramzi.
Mengaku "tidak
melihat Islam" selama 6 bulan menyamar dalam jaringan ISIS itu.
Dia hanya menemukan para
pemuda yang tersesat dan frustrasi.
Serta punya kecenderungan
bunuh diri.
Dan sangat mudah
dimanipulasi."
Penyusupan Ramzi dilakukan
antara musim panas 2015 hingga Januari 2016.
Dia mengaku sangat mudah
menghubungi kelompok yang menyebut diri sebagai "Tentara Allah" di
Facebook itu.
Dia merekam banyak peristiwa dalam kelompok itu memakai kamera tersembunyi.
Termasuk rapat perencanaan
serangan di kelab malam.
Dikutip dari The Independent,
Selasa (3/5).
Rekaman itu ditayangkan stasiun
televisi Canal+ pada Senin lalu dengan judul "Tentara Allah."
Ramzi mengatakan, jaringan itu terdiri atas 10 anggota.
Yang dipimpin pemuda umur
20 tahun bernama Ossama.
Ossama pernah ditolak masuk angkatan bersenjata Perancis.
Dia pernah menjadi pemuja
setan atau Satanis.
Dan pecandu alcohol.
Sebelum berkenalan dengan
kelompok Islam radikal di internet.
Dia pernah dipenjara selama 6 bulan.
Setelah ketahuan mencoba
bergabung dengan ISIS.
Dia dibebaskan dan wajib
lapor setiap hari ke pos polisi.
Pria keturunan Perancis-Turki ini adalah "emir" kelompoknya.
Yang memakai aplikasi
berbagi pesan Telegram untuk mengatur pertemuan.
Dalam sebuah rekaman tersembunyi.
Ossama terlihat tersenyum
saat membayangkan dirinya ditembak mati oleh polisi.
Seraya mengatakan,
"Syuhada tidak merasa
sakit.
Kita harus menyerang pangkalan militer.
Seperti yang mereka lakukan kepada Charlie [Hebdo].
Kamu harus menyerang
mereka di jantungnya.
Serang mereka tiba-tiba.
Mereka tidak terlindungi.
Ribuan warga Perancis
harus mati," lanjut dia.
Ossama merencanakan serangan ke kelab malam dan bandara Paris–Le Bourget.
Yang menurutnya akan
membuat Perancis trauma selama berabad-abad.
Tapi, rencana itu baru terlaksana setelah mendapat konfirmasi dari seorang militan
bernama Abu Suleiman.
Yaitu veteran perang ISIS
yang pernah bertempur di Raqqa, Suriah.
Ramzi pernah terlibat dalam rencana penyerangan.
Dia diminta berjalan ke
stasiun kereta.
Dan bertemu dengan wanita
yang memberinya surat instruksi.
Dalam instruksi itu, dia harus menyerang kelab malam dan meledakkan diri.
Memakai rompi bunuh diri
setelah ada pasukan keamanan yang datang.
Abu Suleiman memberi
perintah menyiapkan peledak dan ranjau di mobil melalui Telegram.
Jaringan Ossama telah diawasi oleh badan intelijen Perancis.
Dan mereka ditangkap pada
Desember dan Januari lalu.
Ramzi (29) mengaku dia Muslim yang "satu generasi dengan para
pembunuh" di Paris November lalu.
Yang menewaskan 130 orang.
"Tujuan saya adalah untuk memahami apa yang ada pikiran mereka," kata
Ramzi saat diwawancara AFP.
"Salah satu pelajaran utama adalah, saya tidak pernah melihat Islam dalam
masalah ini.
Tidak ada niat mereka
mengubah dunia.
Hanya para pemuda tersesat
dan frustrasi.
Mereka punya kecenderungan
bunuh diri dan sangat mudah dimanipulasi."
"Mereka tidak beruntung lahir di masa adanya ISIS.
Sangat menyedihkan.
Mereka adalah para pemuda
yang mencari sesuatu.
Dan malah ini yang mereka
temukan," lanjut dia.
(Sumber internet)
0 comments:
Post a Comment