Monday, March 29, 2021

9117. ORANG WARA' MENGHINDARI YANG SYUBHAT



ORANG WARA’ MENGHINDARI YANG SYUBHAT

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

 

 

 

 

 

Dalam kamus munawir wara artinya menjauhkan diri dari dosa, maksiat dan hal yang syubhat.

 

 

 

 

 

 Dalam istilah wara” adalah menjauhi yang syubhat karena takut tergelincir yang haram.

 

 

 

Yang halal jelas hukumnya.

 

 

Yang haram juga jelas hukumnya.

 

 

Tapi yang syubhat masih samar-samar dan tidak jelas halal atau haramnya.

 

 

Orang yang wirai pasti meninggalkan yang haram.

 

 

Juga meninggalkan yang syubhat.

 

 

Menjauihi yang masih samar-samar, yang masih pro kontra, dan tidak jelas hukum halal atau haramnya.

 

 

 

Salah satu rahmat Allah terhadap manusia Allah Yang Maha Pengasih lagi Penyayang.

 

 

 

Yaitu Allah menjelaskan masalah halal dan haram dengan terang benderang dan terperinci.

 


Al-Quran surah Al-An’am (surah ke-6) ayat 119.

 

 

 

وَمَا لَكُمْ أَلَّا تَأْكُلُوا مِمَّا ذُكِرَ اسْمُ اللَّهِ عَلَيْهِ وَقَدْ فَصَّلَ لَكُمْ مَا حَرَّمَ عَلَيْكُمْ إِلَّا مَا اضْطُرِرْتُمْ إِلَيْهِ ۗ وَإِنَّ كَثِيرًا لَيُضِلُّونَ بِأَهْوَائِهِمْ بِغَيْرِ عِلْمٍ ۗ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِالْمُعْتَدِينَ

 

       

 

 

Mengapa kamu tidak mau memakan (binatang-binatang yang halal) yang disebut nama Allah ketika menyembelihnya, padahal sesungguhnya Allah telah menjelaskan kepadamu apa yang diharamkan-Nya atasmu, kecuali apa yang terpaksa kamu memakannya. Dan sesungguhnya kebanyakan (dari manusia) benar-benar hendak menyesatkan (orang lain) dengan hawa nafsu mereka tanpa pengetahuan. Sesungguhnya Tuhanmu, Dia-lah yang lebih mengetahui orang-orang yang melampaui batas.

 

 

Masalah halal yang sudah jelas, maka boleh dikerjakan.

 

 

Masalah haram juga sudah jelas, maka tidak ada keringanan  mengerjakannya.

 

 

 

Selama dalam keadaan normal.

 

 

Tetapi, masih ada sesuatu di antara halal dan haram.

 

 

Yang dikenal dengan nama syubhat.

 

 

Syubhat adalah suatu masalah yang tidak begitu jelas hukumnya antara halal dan haramnya bagi manusia.

 

 

Hal ini terjadi karena tasyabbuh (tidak jelasnya) dalil.

 

 

 

Dan tidak jelasnya jalan untuk menerapkan dalil yang ada terhadap suatu peristiwa.

 

 

 

Dalam masalah syubhat, Islam memberi  garis yang disebut sikap wara.

 

 

Sikap wara adalah mengambil sikap menghindari yang syubhat.

 

 

 

Karena ingin berhati-hati dan takut tergelincir dalam perbuatan haram.

 

 

 

Umat Islam untuk berusaha menjauhkan diri dan menghindar dari masalah syubhat.

 

 

 

Agar lebih aman dan tidak akan terseret berbuat haram.

 

 

 

 

Menghindari yang syubhat termasuk sikap menutup jalan.

 

 

 

Agar tidak terseret ke dalam perbuatan maksiat yang dilarang oleh Allah.

 

 

Rasulullah bersabda:

 

 

1)    ”Yang halal sudah jelas dan yang haram pun sudah jelas.

 

 

Di antara keduanya ada beberapa hal yang syubhat (belum jelas), apakah masuk bagian halal atau haram?”

 

 

 

2)    Barang siapa menjauhi  syubhat karena ingin membersihkan agama dan kehormatannya, maka dia akan selamat.”

 

 

 

3)    “Barang siapa mengerjakan syubhat, maka ia hampir jatuh ke dalam haram.

 

 

 

Seperti penggembala kambing di sekitar daerah larangan, dia hampir jatuh kepadanya.”

 

 

 

4)    “Ingatlah! bahwa setiap raja punya daerah larangan”.

 

 

 

Ingat pula, bahwa daerah larangan dari Allah adalah semua hal yang diharamkan-Nya.”

 

 

 

 

Daftar Pustaka.

1.    Qardhawi, Syekh Muhammad Yusuf Qardhawi. Halal dan Haram dalam Islam. Alih bahasa: H. Mu'ammal Hamidy. Penerbit: PT. Bina Ilmu, 1993

2.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2

3.    Tafsirq.com online.

 

 

 

 


0 comments:

Post a Comment