TIDAK ADIL BISA MELAHIRKAN TERORIS
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi,
M.M.
Tidak ada hubungannya
Saya dulu tidak kunjung paham.
Saat orang bilang, 'Teroris
itu tidak ada hubungannya dgn agama.'
Saya protes dulu.
Mana bisa. Teroris itu jelas
ada hubungannya dengan agama.
Lihat, itu yg nge-bom gereja, jelas dia yakin
mati syahid.
Bahkan pelaku yakin masuk
surga, dll.
Pun di agama2 lain.
Juga ada terorisnya.
Bahkan bisa melakukan genoside.
Itu juga pelakunya sering meyakini sedang perang suci, membela
agamanya.
Saya tidak pernah paham.
Dulu, sy pahamnya, agama ada
hubungannya dengan tindak teroris.
Hingga akhirnya saya menulis
buku.
Lantas buku2 itu diterbitkan,
dibaca orang lain.
Novel 'Negeri Para Bedebah'
misalnya.
Dan suatu saat, ketika seminar
di sebuah kampus.
Ada peserta yang bertanya
begini,
'Tere Liye, novel Negeri Para
Bedebah itu isinya banyak tentang trik dan tips jadi orang jahat.
Thomas tokoh utama di sana
membeberkan cara korupsi tingkat tinggi, intrik2, dll.
Bagaimana kalau nanti pembaca
buku itu menirunya.
Dan jadi penjahatnya?
Apakah Anda tidak merasa bersalah?'
Wah, saya termangu.
Satu, kok bisa lain sekali
kesimpulannya.
Buku itu ditulis agar orang2
mau peduli atas nasib bangsa ini.
Mau jadi penegak kebenaran dan
keadilan.
Kok malah ada yang
terinspirasi jadi penjahat?
Dua, sy akhirnya paham.
Bahwa apa pun di dunia ini.
Jika yang membacanya eror.
Keliru tafsir, salah terjemah.
Maka sebaik apa pun pesannya.
Bisa jadi rusak di tangan
orang tsb.
Agama misalnya.
Di tangan orang yang keliru
memahaminya.
Bisa jadi dasar untuk
membantai siapa pun yang beda keyakinan.
Dan pelaku bisa yakin sekali
masuk surga.
Tapi opo iyo agama nyuruh jadi
pembantai?
Tidak.
Karena melimpah ruah dalil2
justeru sebaliknya.
Tentang menyayangi,
menghormati, dllnya.
Kasih sayang.
Saya meyakini itu.
Nah, masalahnya, di dunia ini
ada 7 miliar orang.
Agama Islam misalnya.
Penganutnya 1 koma sekian
milyar.
Hanya gara2 10-20, 100-200 orag.
Atau 1000-2000 orang salah
tafsir.
Dan dia jadi teroris.
Tida bisa itu jadi kesimpulan.
Bahwa agama Islam mengajarkan
terorisme.
Lah, itu yang 1 koma sekian
milyar kan tidak?
Tidak bisa.
Dan tidak akan pernah bisa.
Pun semua agama begitu.
Tidak bisa Kristen dibilang
agama teroris gara2 penembakan masjid di negara manalah.
Budha agama teroris, Hindu
agama teroris, dllnya.
Tidak ada hubungannya.
Karena kalau itu kesimpulan
kamu.
Agama-lah yang membuat
seseorang jadi teroris.
Maka kamu telah lompat
kesimpulannya.
Kamu membuat agama itu jadi
tersangkanya.
Repot ini.
Masa' agama dijadikan biang
kerok atas orang2 yg salah tafsir.
Saya saja, tidak mau novel
Negeri Para Bedebah dituduh biang kerok sumber inspirasi penjahat.
Kalau pembaca sy besok2 jadi
penjahat.
Lantas dia bilang karena
membaca novel tsb, ndak bisa.
Sy tdk pernah menulis buku itu
agar orang jadi penjahat.
Apalagi agama yang berkali lipat
lebih mulia dan lebih suci.
Yang diyakini datang dari
Tuhan.
Lantas salah siapa?
Nah, kalau kamu benar2 mau
nyari kambing hitamnya.
Maka jangan2, salah kita
semua.
Karena tidak peduli.
Karena kita tdk benar2
melaksanakan nasihat agama utk peduli, menyayangi sekitar.
PUN KARENA kita tidak pernah
mau menegakkan keadilan.
Kesejahteraan bersama, dll.
Teroris itu ayah kandungnya
adalah tidak adil.
Tidak peduli.
Diskriminasi.
Saling menyalahkan, saling
membenci.
Itu yang melahirkannya.
Sungguh, jika dunia ini semua
melaksanakan perintah agama sebenar2nya.
Tidak ada celah utk lahirnya
terorisme.
Jadi ayo, berhenti menyalahkan
agama.
Karena kebiasaan menyalahkan
ini yang malah memicu kebencian.
(Sumber Tere Liye)
0 comments:
Post a Comment