Sunday, March 21, 2021

9236. SEJARAH AHLI SHUFFAH DI MASJID NABAWI MADINAH

 


SEJARAH AHLI SHUFFAH DI MASJID NABAWI MADINAH

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Shuffah adalah sebuah lokasi di Madinah.

 

 

 

Tempat menampung para pendatang dari luar daerah.

 

 

 

Dan fakir miskin yang tidak punya rumah.

 

 

 

Penghuni Shuffah adalah kaum Muhajirin yang hijrah dari Mekah.

 

 

 

Pendatang yang belum punya rumah.

 

 

 

Dan tidak punya kerabat di Madinah.

 

 

 

Mereka bermukim dan menginap di Shuffah.

 

 

 

Yang berada di teras Masjid Nabawi, Madinah.

 

 

 

Ahli Shuffah datang dari tempat yang jauh.

 

 

 

Untuk belajar ilmu agama, beribadah, dan berjihad bersama Rasulullah.

 

 

 

Para ahli Shuffah adalah orang-orang yang menuntut ilmu agama langsung kepada Rasulullah.

 

 

 

 

Agar mereka mampu menyebarkan ilmu agama Islam dan membimbing kaumnya.

 

 

 

Al-Quran surah At-Taubah (surah ke-9) ayat 122.

 

 

 

۞ وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُونَ لِيَنْفِرُوا كَافَّةً ۚ فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِنْهُمْ طَائِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوا فِي الدِّينِ وَلِيُنْذِرُوا قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوا إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ

 

     

 

 

 

 Tidak sepatutnya orang-orang mukmin semuanya pergi berperang, mengapa tidak pergi di antara mereka, memperdalam pengetahuan tentang agama, untuk memberi peringatan kepada kaumnya, apabila mereka telah kembali kepadanya, agar mereka dapat menjaga dirinya.

 

 

 

 

 Para ahli Shuffah adalah para pemeluk Islam pendatang.

 

 

 

 

Mereka dianggap tamu Islam oleh Rasulullah.

 

 

 

Dan tinggal di teras Masjid Nabawi.

 

 

 

Di sisi utara rumah Aisyah (istri Nabi Muhammad).

 

 

 

 Jumlah para ahli Shuffah tidak menentu.

 

 

 

 

Yang normal sekitar 70 orang.

 

 

 

 

Tetapi mereka dapat bertambah mencapai 700 orang.

 

 

 

 

Dan berkurang ketika mereka bepergian.

 

 

 

 

Ahli Shuffah yang terkenal:

 

1.  Abu Hurairah (perawi hadis ternama yang berasal dari Yaman).

 

 

2.  Salman Al-Farisi (pencetus Perang Parit yang berasal dari Persia).

 

 

3.  Bilal bin Rabah (mantan budak yang dibeli oleh Abu Bakar.

 

 

Bilal menjadi muazin Rasulullah karena suaranya merdu.

 

 

Penghuni Shuffah lain:

 

4.  Hanzalah bin Abi Amr.

 

 

 

Pengantin baru yang belum mandi junub.

 

Dan mati syahid dalam Perang Uhud.

 

 

Jenazahnya  dimandikan oleh malaikat).

 

 

5.  Dan banyak lainnya.

 

 

 

 

Jika Rasulullah mendapat sedekah, beliau segera mengirimkannya kepada ahli Shuffah.

 

 

 

Dan Nabi tidak mengambil sedekah sedikit pun.

 

 

 

Jika Rasulullah memperoleh hadiah, beliau mengirimkan kepada ahli Shuffah.

 

 

 

Dan beliau ikut makan bersama mereka.

 

 

 

 

Luas daerah Shuffah tidak diketahui secara pasti.

 

 

 

 

Tetapi mampu menampung banyak orang.

 

 

 

Nabi Muhammad pernah menjadikan tempat Shuffah untuk “walimah”.

 

 

 

Yang hadir sekitar 300 orang.

 

 

 

 

Sebagian mereka duduk di sekitar kamar Aisyah (istri Nabi Muhammad).

 

 

 

 

Yang berdempetan dengan Masjid Nabawi.

 

 

 

Penghuni pertama Shuffah adalah kaum Muhajirin  dari Mekah.

 

 

 

Yang sering disebut “Shuffatul Muhajirin”.

 

 

 

Suffah juga dipakai para tamu menunggu Nabi Muhammad.

 

 

 

Mereka ingin  masuk Islam.

 

 

 

Dan siap melaksanakan perintah dan berjuang bersama Nabi.

 

 

 

Abu Hurairah adalah penanggung jawab Shuffah.

 

 

 

 

Yang mengatur penghuni Shuffah.

 

 

 

Singgah sebentar atau menetap lama.

 

 

 

Beberapa kaum Ansar asli penduduk Madinah ikut bergabung.

 

 

 

Meskipun mereka sudah punya rumah.

 

 

 

Karena mereka ingin zuhud.

 

 

 

Misalnya:

 

1.  Kaab bin Malik.

 

2.  Hanzhalah bin Abi Amir.

 

3.  Haritsah bin Nukman.

 

 

Kegiatan rutin penghuni Shuffah:

 

1.  Belajar agama.

 

2.  Beribadah.

 

3.  Berperang membela agama Islam.

 

 

 

Ahli Shuffah banyak iktikaf di Masjid Nabawi.

 

 

 

Salat berjamaah, berzikir, belajar dan mengajar Al-Quran.

 

 

 

Pernah ada murid memberi hadiah busur panah kepada guru yang mengajarinya. 

 

 

 

Shuffah melahirkan banyak ilmuwan.

 

 

 

Misalnya Abu Hurairah seorang penghafal banyak hadis.

 

 

 

Dan Hudzaifah bin Yaman seorang spesialis hadis fitnah.

 

 

 

Ahli Shuffah adalah orang-orang yang tekun beribadah.

 

 

 

Dan rajin berperang mengikuti Nabi Muhammad.

 

 

 

 

Sehingga beberapa orang mati syahid membela ajaran Islam.

 

 

 

Para penghuni Shuffah terbiasa hidup serba kekurangan.

 

 

 

Kebanyakan mereka tidak punya pakaian yang memadai.

 

 

 

 

Untuk menutupi dan melindungi seluruh badan dari dinginnya udara.

 

 

 

Abu Hurairah berkisah,

 

 

 

”Saya melihat 70 orang penghuni Shuffah.

 

 

 

 

Tidak ada yang memakai rida (kain penutup tubuh bagian atas tubuh).

 

 

 

Mereka hanya mengenakan kisa (semacam sarung yang diikatkan pada leher).

 

 

 

Sebagian menjulur sampai kaki.

 

 

 

 

Untuk menyatukan dengan tangan karena khawatir terlihat auratnya.

 

 

 

Para Ahli Shuffah sering mengosumsi kurma kering.

 

 

 

 

Nabi mengirimkan kurma setengah mud (segemgam tangan) setiap hari.

 

 

Sehingga sebagian penghuni merasakan perutnya panas.

 

 

 

 

 

Karena terlalu banyak makan kurma kering.

 

 

 

 

Rasulullah sering memberi semangat dan motivasi.

 

 

 

Agar para ahli Shuffah tetap tegar dan bersabar. 

 

 

 

Terkadang mereka diundang makan.

 

 

 

 

Dibawakan susu dan makanan istimewa lainnya.

 

 

 

Misalnya “tsarid” (berupa bubur gandum bercampur minyak samin).

 

 

 

Nabi Muhammad sering mengunjungi mereka.

 

 

 

 

Duduk bersama dan memotivasi mereka agar selalu tekun belajar Al-Quran.

 

 

 

Ketika Fatimah (puteri Nabi Muhammad) melahirkan Hasan bin Ali.

 

 

 

 

Rasulullah menyuruh  bersedekah kepada penghuni Shuffah.

 

 

 

Seharga perak seberat rambut Hasan yang dicukur.

 

 

 

Nabi Muhammad sering  mengutamakan keperluan para penghuni Shuffah.

 

 

 

 

Dibandingkan dengan kepentingan keluarga beliau sendiri.

 

 

 

 

Rasululah menganjurkan kepada para sahabat agar sering membantu para penghuni Shuffah.

 

 

 

Nabi Muhammad sering mengirimkan para Ahli Shuffah berdakwah ke luar daerah.

 

 

 

Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 273.

 

 

 

 

لِلْفُقَرَاءِ الَّذِينَ أُحْصِرُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ لَا يَسْتَطِيعُونَ ضَرْبًا فِي الْأَرْضِ يَحْسَبُهُمُ الْجَاهِلُ أَغْنِيَاءَ مِنَ التَّعَفُّفِ تَعْرِفُهُمْ بِسِيمَاهُمْ لَا يَسْأَلُونَ النَّاسَ إِلْحَافًا ۗ وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ خَيْرٍ فَإِنَّ اللَّهَ بِهِ عَلِيمٌ

 

   

 

 

 

 (Berinfaklah) kepada orang-orang fakir yang terikat (oleh jihad) di jalan Allah, mereka tidak dapat (berusaha) di muka bumi, orang yang tidak tahu menyangka mereka orang kaya, karena menjaga diri dari minta-minta, kamu kenal mereka dengan melihat sifat-sifatnya, mereka tidak meminta kepada orang secara mendesak, apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah), sesungguhnya Allah Maha Mengetahui.

 

 

 

 

Demikian, potret kehidupan awal Islam.

 

 

 

 

Yaitu kehidupan yang dibangun dengan gotong royong.

 

 

 

 

 

Kebersamaan, dan saling menolong.

 

 

 

 

Karena Islam dibangun dengan prinsip: Pihak yang lebih membantu kebutuhan pihak yang kurang. 

 

 

 

 

Daftar Pustaka

1.    Syaikh Shafiyurrahman Al-Mubarakfury. Sirah Nabawiyah. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta. 2006.

2.    Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Masjid Nabawi. Madinah 2017.

3.    Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Mekah. Mekah 2017   

4.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2

5.    Tafsirq.com online.

 

 

0 comments:

Post a Comment