Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Showing posts with label CUMA SEDIKIT ORANG MENIKMATI DEMOKRASI. Show all posts
Showing posts with label CUMA SEDIKIT ORANG MENIKMATI DEMOKRASI. Show all posts

Sunday, May 22, 2022

13251. CUMA SEDIKIT ORANG MENIKMATI DEMOKRASI

 

 


 

CUMA SEDIKIT ORANG YANG MENIKMATI DEMOKRASI

Oleh Drs. HM. Yusron Hadi, MM

 

 

Oligarki

Yaitu pemerintah.

 

Yang dijalankan oleh beberapa orang yang berkuasa.

Atau kelompok tertentu.

 

 

Kleptokrasi

Yaitu orang yang cenderung mencuri barang milik orang lain.

 

 

Mantan Ketua DPD RI.

 Ginandjar Kartasasmita.

 

Mengaku tidak puas dengan reformasi.

Yang telah berjalan 24 tahun. 

 

Menurut Ginanjar.

Reformasi malah melahirkan:

1.        Oligarki.

2.        Kleptokrasi.

 

 

“Kita tak puas dengan keadaan kayak gini.

 

Ada oligarki dan kleptokrasi.

 

Tentu kita tak puas,?” kata Ginandjar.

 

Dalam peringatan dan refleksi 24 tahun reformasi.

 

Di Jakarta Selatan.

Sabtu (21/5/2022).

 

 

Ginandjar mengatakan.

Bahwa reformasi membuka keran demokrasi. 

 

Tapi hanya segelintir orang.

Yang bisa menikmati buah demokrasi.

 

Maka tak heran.

Jika lahir oligarki.

 

Atau pemerintahan.

Yang dijalankan oleh golongan tertentu.

Atau kelompok tertentu.

 

“Terbentuk kelompok atau dinasti.

Yang menikmati demokrasi.

 

Daripada yang lain.

Secara tidak proporsional.

 

Maka  tebentuk oligarki,” ujarnya.

 

 

Juga ada kleptokrasi.

Yaitu pemerintahan dijalankan.

 

Oleh orang yang mencari status.

Dan keuntungan pribadi.

 

Dengan mengorbankan rakyatnya.

 

Ginandjar berpendapat.

Saat ini terjadi pergeseran model korupsi.

 

 Yang tadinya birokratis menjadi politis.

 

“Kalau dulu.

 

Yang korupsi:

Dirjen dan kepala proyek.

 

Tapi sekarang.

Yang korupsi:

 

Menterinya, anggota DPRD, dan gubernur,” ujarnya.

 

Salah satu sebab maraknya korupsi.

Oleh politisi.

 

Karena besarnya ongkos demokrasi di Indonesia.

 

 Ginandjar membandingkan dengan Jepang.

 

“Problem utamanya.

Yaitu biaya demokrasi di Indonesia.

 

Kalau di Jepang.

Untuk kampanye.

Maka  partainya yang bayar,” katanya. 

 

(Sumber Knews)