ORANG SABAR
LEBIH
BANYAK INSPIRASI
Oleh:
Agus Mustofa*
“Siapakah
yang lebih berpeluang memeroleh inspirasi?”
Tanya kawan saya, melanjutkan diskusi soal
“beternak inspirasi”.
Sambil
tersenyum saya jawab: “orang yang sabar”.
“Apakah
orang yang emosional dan pemarah sulit memeroleh inspirasi?”
“Ya
iyalah.
Kan
bisanya cuma marah-marah.
Tidak
mendapat solusi, malah memeroleh masalah”, kata saya, lantas tertawa.
“Tapi,
kan dia mendapat inspirasi untuk marah-marah”, sergahnya, tidak mau kalah.
“Itu
bukan inspirasi.
Tapi,
melampiaskan kekesalan hati..!”
Kami
tertawa bersama.
Inspirasi
adalah datangnya ide.
Untuk
menyelesaikan masalah.
Bukan
menambah runyam permasalahan.
Apalagi,
menambah besar masalah.
Dalam
pandangan Neurosains, gelombang otak orang yang marah-marah bersifat kacau.
Tak
beraturan.
Demikian
pula denyut jantungnya, berdegup-degup kencang.
Bahkan,
memunculkan hormon stress: kortisol dan adrenalin.
Kedua
hormon ini akan mengubah aktivitas tubuh menjadi lebih fisikal, dibandingkan
kejiwaan.
Itulah
sebabnya, pada orang yang stress, inspirasi menjadi terhambat.
Karena,
proses munculnya inspirasi adalah aktivitas kejiwaan.
Pada
tingkat stress yang tinggi, gelombang otak akan melonjak ke frekuensi gamma.
Atau,
bahkan supergamma.
Berkisar
40 – 100 Hz.
Bandingkan
dengan gelombang otak normal pada orang sadar, yang berkisar 14 – 20 Hz.
Di
mana seseorang bisa berpikir secara logis dan rasional.
Pada
orang-orang yang mengalami tekanan tinggi, ia akan kehilangan kontrol pada
logika dan rasionalitasnya.
Yang
dominan adalah emosi.
Yang
justru menjadi mental-block, bagi munculnya inspirasi.
Berganti
menjadi mekanisme survival.
Alias
pertahanan diri.
Yang bersifat fisikal.
Misalnya,
pada orang-orang yang ketakutan.
Dan,
terancam jiwanya.
Tiba-tiba,
ia bisa melompati pagar yang tinggi.
Ataupun,
sungai yang lebar.
Di
mana, itu tidak bisa ia lakukan pada kondisi normal.
Jadi,
mekanisme tubuhnya lebih mengarah kepada eksploitasi fisikal.
Yang
sangat menguras tenaga.
Dalam
kondisi ini, mentalnya justru tertekan.
Tidak
logis.
Tidak
rasional.
Dan,
daya ingatnya menurun.
Didominasi
mekanisme pertahanan diri: “lari” atau “lawan”.
Sebaliknya,
pada orang yang emosinya rendah, aktivitas mental lebih dominan.
Gelombang
otaknya mengarah ke kondisi alfa-teta.
Sekitar
8 – 4 Hz. Di mana kondisi kejiwaan menjadi lebih sensitif.
Penuh
perasaan dan penghayatan.
Bukan
emosi kasar yang melonjak-lonjak.
Melainkan,
emosi halus.
Di
mana radar jiwanya menjadi lebih peka.
Kondisi
ini berimpit dengan kondisi kejiwaan orang yang sabar.
Yang
rendah hati.
Yang
penuh empati.
Dan
semacamnya.
Itulah
sebabnya, orang-orang yang sabar, rendah hati dan penuh empati, memiliki “pintu
inspirasi” yang lebih lebar.
Gampang
tersentuh.
Dan
kemudian ingin melakukannya.
Tinggal
memberikan arah.
Sesuai
kebutuhan.
Dalam
konteks spiritual, kesabaran adalah akhlaq yang mulia.
Berderajat
tinggi.
Dan,
menyebabkan seseorang dekat dengan Allah.
Sehingga
seringkali memperoleh petunjuk.
Bahkan
pertolongan dari-Nya. Dalam banyak persoalan hidupnya.
Bahkan,
Al Qur’an menggambarkan dalam situasi perang pun, dibutuhkan kesabaran.
Bukan
emosional.
Yang
menyebabkan seseorang kehilangan kontrol.
Dan,
akal sehat.
Sehingga,
dengan kesabaran itu kekuatan pasukan yang lebih kecil pun bisa mengalahkan
pasukan yang jauh lebih besar.
Al-Quran
surah Al-Anfal (surah ke-8) ayat 65.
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ حَرِّضِ الْمُؤْمِنِينَ عَلَى
الْقِتَالِ ۚ إِنْ يَكُنْ مِنْكُمْ عِشْرُونَ صَابِرُونَ يَغْلِبُوا مِائَتَيْنِ ۚ
وَإِنْ يَكُنْ مِنْكُمْ مِائَةٌ يَغْلِبُوا أَلْفًا مِنَ الَّذِينَ كَفَرُوا
بِأَنَّهُمْ قَوْمٌ لَا يَفْقَهُونَ
Hai
Nabi, kobarkan semangat para mukmin untuk berperang. Jika ada 20 orang yang
sabar di antaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan 200 orang musuh. Dan
jika ada 100 orang yang sabar di antaramu, niscaya mereka akan dapat
mengalahkan 1.000 orang kafir, disebabkan orang-orang kafir itu kaum yang tidak
mengerti.
Betapa
hebatnya Allah memberikan gambaran tentang orang yang sabar.
Sebuah
kualitas mental yang bisa menaklukkan kekuatan 10 kali lipatnya.
Kenapa
bisa demikian?
Karena,
kesabaran menyebabkan terkontrolnya semua potensi kemanusiaan kita.
Dan,
membuka pintu inspirasi selebar-lebarnya.
Untuk
memperoleh solusi bagi permasalahan yang sedang dihadapi.
Dalam
ayat yang berbeda, Allah mengatakan bahwa orang yang sabar senantiasa
didampingi oleh-Nya.
Dalam
menghadapi berbagai masalah hidupnya.
MasyaAllah
..
Al-Quran
surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 153.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا
اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ ۚ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ
Hai
orang-orang beriman, jadikan sabar dan salat sebagai penolongmu, sesungguhnya
Allah beserta orang-orang yang sabar.”
[Dimuat
di Harian DisWay, Jumat, 20 November 2020]
*Alumni
Teknik Nuklir UGM, Penulis Buku-Buku Tasawuf Modern, dan Founder Kajian Islam
Futuristik.




