Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Showing posts with label INDIA BUAT KAPAL INDUK KITA NYI RORO KIDUL DUKUN HUJAN. Show all posts
Showing posts with label INDIA BUAT KAPAL INDUK KITA NYI RORO KIDUL DUKUN HUJAN. Show all posts

Saturday, September 3, 2022

14752. INDIA BIKIN KAPAL INDUK KITA NYI RORO KIDUL DUKUN HUJAN

 

 


INDIA BIKIN KAPAL INDUK KITA NYI RORO KIDUL DAN DUKUN HUJAN

Oleh Drs. HM Yusron Hadi,MM

 

 

 

 

Perbedaan FILSAFAT dan FILOSOF

 

Filosof adalah orang yang berpikir, merefleksikan, berkreasi, dan memproduksi ide.

 

 

Ahli filsafat adalah orang yang belajar dan pinter teori, tokoh, dan paradigma filsafat.

 

Bisa dikatakan bahwa tiap orang itu filosof.

 

Tapi tidak semua orang menjadi ahli filsafat.

 

Filsafat sebagai metodologi

Yaitu filsafat dipakai alat untuk berpikir.

 

Misalnya: empiris, idealis, dan lainnya.

Filsafat sebagai produk pikiran.

Yaitu hasil pikiran orang tertentu.

 

Misalnya: pikiran Nietche, lqbal, dan lainnya.

 

Filsafat adalah alat yang bisa membuat orang sangat anti agama.

 

Tapi, filsafat juga bisa membuat orang menjadi sangat relijius.

 

Biasanya orang anti filsafat.

 

Karena melihat hasil produknya filsafat.

 

Bukan melihat filsafat sebagai alat berpikir yang benar.

 

Penyebab lahirnya filsafat

 

1.      Orang tak percaya dengan jawaban mistis untuk masalah hidupnya.

 

2.      Orang pindah dari mitos (dongeng) ke logos (rasio, nalar).

 

3.      Orang mulai berpikir dan mencari tahu.

 

Anak kecil biasanya sifat ingin tahunya tinggi.

 

Sehingga dia banyak bertanya.

 

Tapi lingkungannya secara sadar atau tidak.

 

Membunuh sifat ingin tahunya anak kecil.

 

 

Pintu gerbang filsafat

 

1.      Buka pikiran (rasional)

2.      Rasa ingin tahu (curios).

3.      Hikmah, kebijaksanaan (wisdom).

 

Pengertian logos

Yaitu menyelesaikan masalah dengan nalar pikiran sehat.

 

Pengertian mitos

Yaitu menyelesaikan masalah dengan jawaban legenda dan dongeng.

 

 

Islam zaman dahulu berhasil meraih kejayaannya.

 

Karena bergeser dari mitos menjadi logos.

 

Contoh mitos

 

1.      Orang Jawa

 

1)     Saat udara terasa hawanya panas.

 

Maka jawabannya berupa mitos

 

Yaitu karena tak pernah memberi sesajen.

 

Sehingga yang “Mbau Rekso” marah.

 

Dan sejenisnya.

 

2)     Merasa hidupnya sial terus.

 

Maka mencari jawaban mitos.

 

Mungkin wetonnya tak cocok.

 

Atau sebab mitos lainnya.

 

 

2.      Orang Yunani kuno

 

Saat ada masalah maka jawabannya berupa mitos.

 

Yaitu mereka butuh bantuan para dewa.

 

Dewa Laut, Dewa Petir.

 

Dan Dewa lainnya.

 

Mitos tak selalu jelek.

 

Tapi mitos tak berlaku universal.

Mitos tak terbuka dan sistemnya tertutup.

 

Artinya, mitos tak bisa diterapkan di tempat lain.

 

Mitos lainnya tentang Nyi Roro Kidul atau Ratu Pantai Selatan.

 

Orang Jawa takut ke pantai selatan.

 

Tapi orang Barat tak takut ke pantai selatan.

 

Karena orang Barat tak punya mitos Nyi Roro Kidul.

 

Orang Jawa tak berani berbusana hijau saat ke pantai laut selatan.

 

Itu adalah mitos.

 

Jika pakai logos.

 

Maka diteliti berapa orang meninggal di pantai selatan berbusana hijau.

 

Dan berapa jumlahnya orang meninggal yang pakai busana warna lain.

 

Selama orang masih suka mitos.

 

Maka sulit mendapat kemajuan dalam bidang sains dan teknologi.

 

 

Arti kebijaksanaan

Bijaksana itu tak selalu sama dengan kebenaran.

 

Filsafat itu tak hanya cinta kebenaran.

 

Tapi juga cinta kebijaksanaan.

 

Bijaksana itu proporsional dan pas.

 

Orang memanggil temannya, “Hai, Keriting.”

 

Karena temannya memang rambutnya kering.

 

Itu benar, tapi tidak bijaksana.

 

 

Atau  memanggil temannya, “Hai, Hitam.”

 

Karena temannya memang berkulit hitam.

 

Itu benar, tapi tidak bijaksana.

 

Atau,”Hai, Gendut.”,

 

Itu benar, tapi tak bijaksana.

 

 

(Sumber Ngaji Filsafat Dr Fahrudin Faiz)