BOLEHKAH SABUN UNTUK MENCUCI JILATAN ANJING
Oleh: Drs. H. M.
Yusron Hadi, M.M.
Rasulullah bersabda,
“Jika kucing menjilati suatu barang, maka dicuci 1 kali.”
Hadis ini sahih.
Tapi bukan hadis marfuk.
Tapi ini hadis mauquf.
Hadis mauquf karena bersumber dari Abu Hurairah.
Hadis marfuk adalah bersumber dari Rasulullah.
Kaidah fikih,
“Segala sesuatu asalnya boleh, selain yang ditunjukkan haramnya.”
Sehingga, bejana yang dijilat hewan selain anjing.
Tak wajib dilakukan penanganan seperti jilatan anjing.
Ada 4 model hadis jilatan anjing.
1. Perintah mencuci 7 kali tanpa disertai
dengan tanah.
2. Perintah mencuci 7 kali dan salah satunya
dengan tanah.
3. Perintah mencuci 8 kali dan yang ke-8
dengan tanah.
4. Perintah mencuci kurang dari 7 kali dan tidak
dengan tanah.
Kemungkinan penyebab hadis berbeda.
1. Abu Hurairah lupa.
2. Rasulullah memberi keterangan berbeda.
Artinya tidak ada kewajiban bilangan tertentu.
Sehingga orang bisa memilih.
Ada 2 objek perbedaan ulama.
1. Mencuci bejana dengan tanah.
2. Melakukan dengan jumlah tertentu.
MAZHAB HANAFI
1) Tidak wajib mencuci bejana 7 kali.
2) Dan tak wajib dengan tanah.
MAZHAB MALIKI
1) Wajib mencuci 7 kali.
2) Dan tak wajib dengan tanah.
MAZHAB SYAFII
1) Wajib mencuci 8 kali dengan tanah.
Ada 2 jenis hadis Nabi.
1. Ada unsur syariat.
Berlaku abadi untuk semua ruang dan waktu.
2. Tak ada unsur syariat.
Tergantung situasi, kondisi, dan konteksnya.
Rasulullah bersabda,
“Mudahkan dan jangan dipersulit.”
KESIMPULAN.
1. Boleh memakai sabun untuk mencuci jilatan
anjing.
2. Jika ada orang melakukan seperti bunyi teks
Rasulullah.
Yaitu mencucinya dengan tanah.
Maka itu termasuk muhsin (melakukan kebaikan).
(Sumber suara.muhammadiyah)
.png)
