PEMIMPIN HARUSNYA SIDIK
AMANAH FATANAH TABLIG
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.
Sahabat bertanya kepada Rasulullah tentang 3 hal.
“Wahai Rasulullah, apakah orang beriman itu bisa mencuri?”
Rasulullah bersabda,”Benar, orang beriman bisa mencuri.”
Sahabat bertanya lagi, “Wahai Rasulullah, apakah orang beriman
itu bisa berzina?”
Rasulullah bersabda,”Benar, orang beriman bisa khilaf dan jatuh
pada perzinaan.”
Pertanyaan ketiga, “Wahai Rasulullah, apakah orang beriman bisa berbohong?” ujarnya.
Rasulullah bersabda,”Tidak! orang beriman tidak akan berbohong.”
(HR Tirmidzi).
Hadis ini menimbulkan tanda tanya.
Bagaimana mungkin tindak kriminal, seperti mencuri dan berzina,
mendapat tempat lebih rendah daripada berbohong?
Pencuri terancam hukum potong tangan dan zina terancam hukuman
rajam.
Tapi nyatanya, si pembohong tidak mendapat hukuman apa-apa.
Berzina adalah seburuk-buruk kemaksiatan bagi diri seseorang.
Mencuri adalah seburuk-buruk kejahatan dalam kehidupan sosial.
Hukuman pencuri dan pezina, tidak sampai mengeluarkan dari
keimanan.
Tetapi, tidak berlaku bagi seorang pembohong.
Hadis itu bisa dipahami, orang berbohong bukan lagi bagian dari
orang-orang beriman.
Rasulullah bersabda,“Siapa yang membohongi kami, maka dia bukan golongan
kami orang-orang yang beriman.”
Al-Quran surah An-Nahl
(surah ke-16) ayat 105.
إِنَّمَا يَفْتَرِى ٱلْكَذِبَ ٱلَّذِينَ لَا
يُؤْمِنُونَ بِـَٔايَٰتِ ٱللَّهِ ۖ وَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْكَٰذِبُونَ
Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan,
hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka orang-orang
pendusta.
BERBOHONG BUKAN SIFAT ORANG
BERIMAN
Ayat Al-Quran dan hadis Nabi di atas tergambar bahwa berbohong
bukan karakter orang beriman.
Berperilaku dan bertutur kata dengan benar menjadi identitas
seorang Mukmin.
Kebenaran dan kebohongan adalah garis pemisah antara orang beriman dan orang
munafik.
Seorang masuk Islam harus mengucapkan kalimat syahadat.
Syarat sah berlakunya syahadat adalah kesaksian dengan
sebenar-benarnya bahwa ia mengakui Allah sebagai Tuhan dan Muhammad sebagai utusan
Allah.
Syarat mutlak menjadi pemimpin harus punya sifat:
1.
Sidik.
2.
Amanah.
3.
Fatanah.
4.
Tablig.
SIDIK artinya jujur dan berkata benar.
AMANAH artinya bisa
dipercaya, dan menjalankan sebaik mungkin apa yang dipercayakan kepadanya.
FATANAH artinya
adalah pintar, cerdas, cerdik, dan pandai.
Buktinya fatanah adalah mudah belajar apa pun ,
termasuk mudah belajar bahasa asing.
TABLIG artinya bisa menyampaikan sesuatu dengan baik dan jelas.
Rasulullah bersabda, “Ada tiga kelompok yang pada hari kiamat
Allah tidak akan berbicara kepada mereka, Allah tidak akan membersihkan mereka,
Allah tidak akan memandang mereka, dan mereka akan disiksa dengan azab yang
sangat pedih (yaitu): “Orang tua berzina, penguasa yang bohong, dan orang
miskin yang sombong.”
Tidak ada ampun bagi pemimpin yang membohongi rakyatnya.
Allah janjikan kepada mereka, di akhirat telah menunggu azab
yang sangat pedih.
Ciri-ciri orang munafik adalah ketika berbicara ia dusta, ketika
berjanji dia mungkir dan ketika
dipercaya ia khianat.
(HR Bukhari dan Muslim).
(Sumber internet)



