Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Showing posts with label MAKNA HADIS SAHIH MUTAWATIR HASAN DAIF. Show all posts
Showing posts with label MAKNA HADIS SAHIH MUTAWATIR HASAN DAIF. Show all posts

Thursday, August 4, 2022

14286. MAKNA HADIS SAHIH MUTAWATIR AHAD HASAN DAIF

 

 



 

MAKNA HADIS SAHIH MUTAWATIR AHAD HASAN DAN DAIF

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

 

 

 

 

Hadis sahih.

Yaitu hadis ditinjau dari segi:

 

1.        Autentik.

2.        Historis.

3.        Kebenaran isinya.

 

Kata “sahih”.

Yaitu pembagian hadis.

 

Dilihat dari betul atau tidaknya.

Berasal dari Rasulullah.

 

Dan tingkat derajatnya.

Dapat diterima sebagai hujah syar‘i.

 

Sahih.

Artinya sah atau autentik.

 

Hadis mutawatir.

Yaitu hadis dilihat dari segi banyak atau sedikitnya.

Jalur riwayat.

 

Para ahli hadis menganggap.

Bahwa hadis mutawatir pasti sahih.

 

Karena banyaknya jalur riwayat hadis.

Memberi jaminan sah dan autentik.

 

Tapi hadis sahih.

Tidak selalu mutawatir.

 

Hadis sahih ada yang:

1.        Mutawatir.

2.        Tak mutawatir.

 

Hadis sahih tidak mutawatir mencakup:

1.        Hadis sahih yang ahad.

2.        Hadis sahih yang masyhur.

 

Hadis sahih mutawatir.

Yaitu hadis sahih dan mutawatir.

 

Artinya.

1.        Sahih.

Dalam segi sah dan autentik.

Asalnya dari Rasulullah.

 

2.        Mutawatir.

Dalam segi jumlah jalur riwayat.

 

Dalam segi autentik.

Ada 3 macam hadis, yaitu:

 

1.        Hadis sahih.

2.        Hadis hasan.

3.        Hadis daif.

 

Hadis sahih.

Yaitu hadis yang:

 

1.        Sanadnya tersambung.

2.        Para perawi adil.

 

3.        Para perawi dabit.

4.        Tak janggal.

5.        Tak cacat.

 

Sanad tersambung.

Yaitu perawi sezaman dengan sumber hadisnya.

 

Artinya saat sumber hadis meninggal.

Perawi harus sudah dalam usia belajar.

 

 Imam Bukhari menambah syarat.

Perawi harus terbukti.

Pernah bertemu dengan sumber hadis.

 

Syarat adil, yaitu:

1.        Islam.

2.        Berakal.

 

3.        Tak berbuat bid’ah.

4.        Tak berbuat maksiat.

 

Syarat dabit.

Yaitu kuasai materi.

Dan terhindar dari salah.

 

Tak janggal.

Yaitu tak berlawanan hadis lain.

Yang lebih kuat.

 

Tak cacat.

Yaitu perwai paham bedanya.

Hadis mursal dan muttasil.

Maukuf dan marfuk.

 

Hadis hasan.

Kriteria sama dengan hadis sahih.

 

Tapi beda kriteria ketiga.

Yaitu dabit perawi.

 

Dalam hadis sahih.

Dabit rawi harus sempurna.

 

Hadis hasan.

Cukup dabit minimal.

 

Hadits daif.

Tak penuhi 5 syarat di atas.

 

1.        Sanadnya putus.

2.        Perawi tidak adil.

 

3.        Perawi tidak dabit.

4.        Bertentangn hadis lain lebih kuat.

5.        Cacat.

 

Para ulama sepakat.

1.        Hadis sahih.

2.        Hadits hasan.

Bisa jadi hujah (dasar) agama.

 

Hadis daif.

Tidak bisa jadi hujah.

 

Dalam jumlah jalur riwayat.

Atau jalur sanad.

 

Hadis dibagi 3 macam, yaitu:

1.        Mutawatir.

2.        Masyhur.

3.        Ahad.

 

Hadis mutawatir.

Diriwayatkan dan dilaporkan.

 

Berdasar fakta indera.

Lewat banyak sanad.

 

Mustahil para rawi sepakat dusta.

 

 

Kesimpulan.

 

1.Hadis yang diamalkan.

Bukan hanya hadis sahih yang mutawatir saja.

Tapi juga hadis sahih masyhur ahad dan hadis hasan.

 

2.Hadis daif jadi hadis hasan lighairihi.

Karena saling menguatkan.

Banyak jalannya.

 

Tak bertentangan dengan Al-Quran dan hadis sahih.

Bisa jadi dasar hukum agama.

 

(Sumber suara.muhammadiyah)