Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Showing posts with label CARA TERBAIK HADAPI ORANG BODOH YAITU DIAM. Show all posts
Showing posts with label CARA TERBAIK HADAPI ORANG BODOH YAITU DIAM. Show all posts

Saturday, March 26, 2022

12956. CARA TERBAIK HADAPI ORANG BODOH YAITU DIAM

 






CARA TERBAIK HADAPI ORANG BODOH YAITU  DIAM  

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

 

Terus dibulli sejak menjabat.

 

Anies Baswedan (AB) tidak mudah terpancing emosi.

Untuk membalas bullian.

 

Malah, AB terlihat banyak diam.

 

Mengapa?

 

Ternyata AB mengambil teladan Ibnu Sina.

 

Dalam sebuah kisah yang beredar di media social.

 

 AB percaya, bahwa untuk melawan bullian.

Atau melawan orang bodoh.

 

Caranya tidak larut dalam debat dengannya.

 

Justru harus melawan orang bodoh.

 

Dengan diam.

 

Kisah ini belum bisa dikonfirmasi kebenarannya.

  

Tapi dapat menjadi inspirasi bagi kita.

 

 Tentang cara bersikap di era saling bulli.

Di media sosial.

 

Sambil mencari hikmahnya.

 

Pak Anies Baswedan bercerita tentang perlunya diam.

 

Pada saat menghadapi orang  bodoh.

 

Tujuan mulia harus dengan cara mulia!

 

Sebelum memulai cerita.

Seperti biasanya.

 

AB menyeruput kopi susu kesukaannya.

 

Lalu pak Anies Baswedan bertanya.

 

Tahukah kalian.

Siapa Ibnu Sina?

 

Pada tahun 980 sampai 1037 Masehi.

Ada orang mumpuni bernama Ibnu Sina.

 

Seorang filsuf, penulis, ahli obat dan pengobatan.

 

Juga ilmuwan handal.

  

Adapun karyanya yang tersohor.

Yaitu  al-Qanun fi at-Tibb.

 

Tentang ilmu obat dan pengobatan.

 

Pada suatu hari.

 

Ibnu Sina melakukan perjalanan.

Dengan kuda kesayangannya.

 

Pada suatu tempat yang nyaman.

 

Dia berhenti beristirahat.

 

Kuda diikat di tempat teduh.

 

Diberi makan jerami dicampur rumput pilihan.

 

Ibnu Sina tahu sifat binatang.

 

Tidak boleh dimusuhi.

Dan tak boleh disiksa.

 

Harus disayang karena membantu manusia.

 

 Ibnu Sina duduk di tempat lebih teduh.

 

Tak jauh dari kuda.

 

Sambil menikmati bekal yang dibawanya.

 

Tiba-tiba datang seseorang menunggang keledai.

 

Ia turun dan mengikat keledainya.

 

Berdekatan dengan kuda.

Milik Ibnu Sina.

 

Dengan maksud.

Agar keledainya.

 

Bisa ikut makan jerami.

Dan rumput pilihan.

 

Dan orang itu pun duduk.

Dekat dengan Ibnu Sina berada.

 

Orang itu ikut duduk.

Dan ikut makan.

 

 Ibnu Sina mengingatkan,

 

“Keledaimu jauhkan dari kudaku.

Agar tidak dislentak (ditendang).”

  

Orang yang diajak bicara itu tersenyum.

 

Sambil menoleh melihat kuda dan keledainya.

 

Tiba-tiba: “plak”.

 

Si keledai ditendang kuda.

Hingga terluka cidera.

 

Pemilik keledai marah-marah kepada Ibnu Sina.

 

Dan minta tanggung jawabnya.

 

Tapi  Ibnu Sina diam saja.

 

Kemudian si pemilik keledai mendatangi hakim.

 

 Dan minta agar Ibnu Sina membayar atas luka.

 

Cidera keledainya.

 

Saat ditanya oleh hakim pun.

 

 Ibnu Sina terdiam.

 

Hakim kemudian berkata kepada orang yang mengadu,

 

 “Apakah dia bisu…..?”

 

Orang itu menjawab,

 

“Tidak, tadi dia bicara padaku.”

  

Hakim bertanya lagi,

 

“Apa yang dia katakan...?”

 

Orang itu kembali menjawab,

 

“Jangan dekatkan keledaimu nanti ditendang kudaku.”

 

Setelah mendengar jawaban itu.

 

Sang Hakim tersenyum.

Dan berkata kepada Ibnu Sina,

 

“Anda ternyata pintar.

 

Cukup diam dan kebenaran terungkap.”

 

Tidak ada cara lain.

Untuk menghadapi orang bodoh.

 

Cara efektif menghadapi orang bodoh.

Yaitu dengan diam.

  

Sambil tersenyum Ibnu Sina berkata kepada Hakim,

 

“Cara untuk menghadapi orang bodoh.

Yaitu dengan diam.”

  

Dan kebenaran akan menunjukkan jalannya sendiri.

  

Itu alasannya.

Kenapa saya memilih diam.

 

 

(Sumber: fb)