REZEKI BAYI DIJAMIN
ALLAH TAPI DEWASA CEMAS REZEKI
Oleh Drs. HM Yusron
Hadi,MM
Nasihat lmam Syafii
tentang rezeki.
Seperti Tuhanmu
mencukupi rezekimu.
Pada hari kemarin.
Maka jangan cemas
dengan rezekimu.
Untuk hari esok.
Rezeki (menurut KBBI
V) bisa diartikan:
1)
Segala segala sesuatu yang dipakai untuk memelihara kehidupan (yang
diberikan oleh Tuhan).
2)
Makanan (sehari-hari).
3)
Nafkah.
4)
Penghidupan.
5)
Pendapatan (uang dan sebagainya untuk memelihara kehidupan).
6)
Keuntungan.
7)
Kesempatan mendapat makan.
Manusia sering
gelisah memikirkan rezekinya.
Termasuk para mahasiswa.
Cemas tentang
rezekinya.
Sehingga muncul
pertanyaan:
1)
Besok akan menjadi apa?
2)
Besok bisa makan apa tidak?
3)
Besok bisa bayar kuliah apa tidak?
4)
Dan seterusnya.
Imam Syafii memberi
nasihat.
Jika dulu kamu belum
jadi mahasiswa.
Rezekimu sudah
dijamin oleh Allah.
Lewat berbagai cara.
Padahal kamu belum
mandiri.
Tapi rezeki dari
Allah tetap ada
Dengan berbagai
cara.
Bisa lewat orang tua
Atau cara lainnya.
Jika sebelumnya
Allah mencukupi rezekimu.
Yakinlah di masa
depan.
Allah juga akan
mencukupi rezekimu.
Maka jangan cemas
dan gelisah dengan rezeki.
Sehingga dalam hidup
ini.
Tak perlu menerjang
aturan.
Tak perlu menabrak
larangan.
Untuk dapat rezeki.
Dalam mencari rezeki.
Harus dengan cara
halal.
Jangan cari rezeki.
Dengan cara haram.
Rezeki sudah ada
yang mengatur.
Jika kita tak punya
pekerjaan.
Lalu menjadi
gelisah.
Hal itu manusiawi.
Karena tugas manusia.
Menurut fitrahnya
adalah bekerja.
Fitrah manusia.
Punya kegiatan dan
penghasilan.
Tapi jangan gelisah
dengan hasilnya.
Masalah rezeki
jangan dicemaskan.
Tugas manusia.
Yaitu bekerja dengan
baik.
Sesuai bidangnya.
Kemudian hasilnya
tawakal kepada Allah.
Mari kita kerjakan
tugas kita.
Dengan
sebaik-baiknya.
Urusan rezeki
kembalikan kepada Allah.
Rezeki itu urusan
Allah Yang Maha Pemberi rezeki.
Allah yang mengatur
dan mencukupkan rezeki.
Maka jangan dicampur
uang yang halal dan yang haram.
Agar rezeki kita
menjadi berkah.
Rezeki yang berkah.
Mendatangkan
kebaikan bagi pemiliknya.
Rezeki yang tak
berkah.
Malah menyusahkan.
Dan membuat celaka
pemiliknya.
Al-Quran surah Hud
(surah ke-11 ) ayat 6.
۞ وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي
الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا
وَمُسْتَوْدَعَهَا ۚ كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُبِينٍ
Dan tidak ada suatu
binatang melata pun di bumi melainkan Allah yang memberi rezekinya, dan Dia
mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya
tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).
(Sumber Ngaji
Filsafat Dr Fahrudin Faiz)




