CARA MENGHADAPI MASALAH HIDUP SEHARI-HARI
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Dalam kehidupan sehari-hari sebagai manusia biasa,
pasti tidak luput dari masalah hidup.
Kalau kita cermati dengan seksama dalam menghadapi
masalah hampir sama.
Ternyata sikap manusia berbeda-beda.
Ada orang yang panik, bingung, gugup, takut, dan
stres.
Tetapi, ada yang tetap tenang dan adem ayem saja.
Hal ini, bisa disimpulkan masalah sebenarnya bukan
terletak pada masalahnya.
Tetapi, pada sikap manusia dalam menghadapi
masalah itu.
Solusi mengatasi masalah
hidup sehari-hari
1. Siap.
2. Rida.
3. Jangan
mempersulit diri.
4. Evalusi
diri.
5. Hanya
Allah penolong kita.
1. SIAP
Yaitu siap menghadapi sesuatu yang sesuai
keinginan.
Dan juga siap menerima kenyataan yang tidak cocok
dengan harapan.
Sebagai manusia biasa,
kita harus punya cita-cita yang benar dalam hidup ini.
Bahkan, harus gigih
ikhtiar sekuat pikiran dan tenaga mencapai yang terbaik dalam kehidupan kita di
dunia dan akhirat.
Tetapi bersamaan dengan
itu, kita harus sadar dan tahu diri bahwa manusia hanya makhluk amat terbatas.
Dalam kehidupan ini sering
terjadi sesuatu di luar kemampuan dan kita tidak mampu mencegahnya.
Jika salah bersikap, maka
kita akan kecewa, penuh keluh kesah, hati kacau dan pikiran kusut tidak karuan.
Sungguh rugi, karena hidup
di dunia hanya sekali dan kejadian tidak terduga pasti akan terjadi lagi.
Manusia boleh punya
rencana, Allah Yang Maha Kuasa juga punya rencana.
Yakinlah, yang pasti
terjadi adalah rencana Allah.
Yang menarik, kita sering
marah dan kecewa dengan suatu peristiwa.
Tetapi setelah waktu
berlalu, ternyata kejadian itu sangat menguntungkan dan membawa hikmah besar.
Bahkan lebih baik daripada
yang diharapkan.
Percayalah, bahwa desain
Allah Yang Maha Hebat pasti lebih indah dan mengagumkan.
Alkisah, seorang penjual
tahu berangkat dini hari dari rumahnya di desa setelah salat Subuh.
Dia berjalan kaki
memanggul dagangannya melewati pematang sawah.
Ketika di pematang sawah,
tiba-tiba pikulannya patah.
Tampah berisi tahu di
pikulan kiri masuk ke sawah yang kanan terbenam ke dalam kolam.
Betapa kaget, sedih, dan
merasa sangat sial.
Belum berjualan modal
sudah habis terbenam ke dalam lumpur.
Dengan murung, kecewa, dan
bercampur marah dia balik ke rumah.
Tetapi 2 jam kemudian,
datang berita sangat mengejutkan.
Kendaraan yang ditumpangi
para penjual tahu, mengalami kecelakaan.
Semua penumpangnya
mengalami cedera berat, bahkan ada yang meninggal.
Hanya seorang penjual tahu
yang selamat yang biasanya naik kendaraan itu, yaitu dirinya.
Subhanallah. Maha Suci
Allah.
Dua jam sebelumnya, patah
pikulan dianggap sial dan nasib amat buruk.
Tetapi 2 jam kemudian
patah pikulan dianggap kemujuran luar biasa.
Jadi, dalam menghadapi
kegiatan apa pun mari kita sempurnakan niat dan ikhtiar.
Tetapi, bersamaan dengan
itu, mari kita siapkan hati kita untuk menerima apa pun yang terbaik menurut
Allah Yang Maha Mulia.
2. IKHLAS
Yaitu rela dan ikhlas
menerima sesuatu yang sudah terjadi.
Meskipun kita marah dan
kecewa, kenyataannya sudah terjadi.
Rela atau tidak rela
terbukti sudah terjadi.
Lebih baik kita relakan
saja menerimanya.
Sikap ikhlas atau rela ini
hanya amalan dalam hati.
Kita menerima kenyataan
yang sudah terjadi.
Tetapi pikiran dan tubuh
wajib berusaha memperbaiki kenyataan dengan cara yang diridai Allah Yang Maha
Adil.
Kondisi hati yang tenang
ini sangat membantu proses ikhtiar menjadi positif dan optimal.
Mengapa?
Orang yang stres adalah
orang yang tidak siap mental menghadapi kenyataan.
Tidak mau menerima
kenyataan yang ada.
Pikirannya selalu tidak
sesuai dengan kenyataan.
Sibuk menyesali sesuatu
yang sudah tidak ada.
Mengharapkan yang tidak
mungkin terjadi.
Sungguh sengsara yang
dibuat sendiri.
Jadi, hati kita harus rela
menerima kenyataan apa pun yang sudah terjadi.
Sambil berusaha
memperbaiki kenyataan pada jalan yang diridahi Allah.
3. JANGAN
MEMPERSULIT DIRI
Al-Quran
surah Alam Nasrah (surah ke-94) ayat 5 dan 6.
فَإِنَّ
مَعَ ٱلْعُسْرِ يُسْرًا
إِنَّ مَعَ ٱلْعُسْرِ يُسْرًا
Sesungguhnya, bersama
kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya, bersama kesulitan ada
kemudahan.
Sampai 2 kali Allah
menyampaikan janji-Nya.
Tidak mungkin dalam hidup
ini terus menerus dalam kesusahan karena dunia ini bukan neraka.
Tidak mungkin dalam hidup
ini selamanya mudah dan lapang karena dunia ini bukan surga.
Karena itu, jangan
membesar-besarkan masalah.
Jangan mempersulit diri.
Hal ini, akan menambah
masalah menjadi lebih seram daripada kenyataan sebenarnya.
Yakinlah, bahwa Allah Yang
Maha Teliti pasti telah mengukur ujian yang menimpa kita pasti sesuai dengan
takaran tepat dan presisi.
Sesuai dengan keadaan dan
kemampuan kita.
4. EVALUASI
DIRI
Yaitu menilai diri kita
sendiri.
Hidup ini laksana suara
gaung di pegunungan.
Apa yang kita bunyikan,
suara itu akan kembali kepada diri kita sendiri.
Segala yang terjadi adalah
akibat perilaku yang kita kerjakan.
Al-Quran
surah Al-Zalzalah (surah ke-99) ayat 7 dan 8.
فَمَن
يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُۥ
وَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا
يَرَهُۥ
Barang
siapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat
(balasan)nya.
Dan
barang siapa mengerjakan kejahatan sebesar zarrah, niscaya dia akan melihat
(balasan)nya pula.
Misalnya, sebuah kerikil
mengenai kening kita.
Kita harus rela dan
merenung, mengapa Allah menimpakan kerikil kepada kita.
Lapangan sangat luas dan
kepala begitu kecil.
Mungkin itu peringatan
bahwa kita sering lupa bersujud.
Atau sujud kita lalai dari
mengingat-Allah.
Allah tidak mungkin
menciptakan sesuatu dengan sia-sia.
Pasti ada hikmahnya.
Jangan kita terjebak hanya
menyalahkan orang lain.
Sikap emosi hanya memberi
sedikit nilai tambah bagi pribadi kita.
Bahkan bisa menimbulkan
masalah baru.
Jadi, marilah kita jadikan
setiap masalah untuk mengevaluasi dan memperbaiki diri kita.
5. Hanya
Allah penolong kita.
Al-Quran
surah At-Talaq (surah ke-65) ayat 2 dan 3.
فَإِذَا
بَلَغْنَ أَجَلَهُنَّ فَأَمْسِكُوهُنَّ بِمَعْرُوفٍ أَوْ فَارِقُوهُنَّ
بِمَعْرُوفٍ وَأَشْهِدُوا۟ ذَوَىْ عَدْلٍ مِّنكُمْ وَأَقِيمُوا۟ ٱلشَّهَٰدَةَ
لِلَّهِ ۚ ذَٰلِكُمْ يُوعَظُ بِهِۦ مَن كَانَ يُؤْمِنُ بِٱللَّهِ وَٱلْيَوْمِ
ٱلْءَاخِرِ ۚ وَمَن يَتَّقِ ٱللَّهَ يَجْعَل لَّهُۥ مَخْرَجًا
وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ
وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى ٱللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُۥٓ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ بَٰلِغُ
أَمْرِهِۦ ۚ قَدْ جَعَلَ ٱللَّهُ لِكُلِّ شَىْءٍ قَدْرًا
Barang
siapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan memberinya jalan keluar.
Dan memberinya rezeki dari arah yang tidak
disangkanya. Dan barang siapa bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan
mencukupkan (keperluan)nya.
Sesungguhnya, segala
sesuatu bisa terjadi berupa nikmat atau musibah hanya dengan izin Allah.
Meskipun manusia dan jin
bergabung menjanjikan sesuatu, tidak akan pernah berhasil jika Allah tidak
mengizinkan.
Manusia paling bodoh yang
berharap dan takut kepada selain Allah.
Jadi, hanya Allah penolong
kita.
Manusia hanya berasal
(maaf) setetes sperma.
Berjalan kemana-mana
membawa kotoran dalam perutnya.
Kelak ujungnya akan
menjadi bangkai.
Pendek kata, kita jangan
takut menghadapi masalah.
Tetapi,takutlah tidak
mendapat pertolongan dari Allah.
Dengan 5 pedoman diatas,
yaitu: siap, rida, jangan mempersulit diri, evaluasi diri, dan hanya Allah
penolong kita.
Semoga membuat masalah
yang ada menjadi jalan pendidikan agar kita semakin dewasa.
Meluaskan pengalaman dan
melipatgandakan pahala.
Amin.
(Sumber Aa Gym)
PEDOMAN PRAKTIS MENGATASI MASALAH
HIDUP



