Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Showing posts with label IMAN TANPA ILMU SEPERTI PELITA DI TANGAN BAYI. Show all posts
Showing posts with label IMAN TANPA ILMU SEPERTI PELITA DI TANGAN BAYI. Show all posts

Sunday, October 3, 2021

11367. IMAN TANPA ILMU SEPERTI PELITA DI TANGAN BAYI

 



IMAN TANPA ILMU   SEPERTI PELITA DI TANGAN BAYI

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

 

 

Perintah membaca sangat penting untuk umat manusia.

 

Yaitu "membaca" dalam aneka maknanya.

 

Adalah syarat pertama dan utama pengembangan ilmu dan teknologi.

 

Serta syarat utama untuk membangun peradaban.

 

Semua peradaban yang bertahan lama.

 

Dimulai dari suatu kitab (bacaan).

 

Peradaban Yunani mulai dengan Iliad karya Homer.

Pada abad ke-9 sebelum Masehi.

 

Dan berakhir dengan hadirnya Kitab Perjanjian Baru.

 

 

Peradaban Eropa mulai dengan karya Newton (1641-1727).

 

Dan berakhir dengan filsafat Hegel (1770-1831).

 

Peradaban Islam lahir dengan kehadiran Al-Quran.

 

Dan yakin bahwa Al-Quran akan bertahan sampai kiamat.

 

Al-Quran surah Al-Hijr (surah ke-15) ayat  9.

 

 

إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ

 

Sesungguhnya Kami yang menurunkan Al-Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar menjaganya.

 

 

Pengetahuan dan peradaban yang dirancang yang Al-Quran.

 

Adalah pengetahuan terpadu melibatkan akal dan kalbu.

 

 

Ada 2 faktor untuk mendapat ilmu dalam wahyu awal Al-Quran.

 

Yaitu subjek dan objek.

 

Tiap pengetahuan punya subjek dan objek.

 

Secara umum subjek dituntut berperan untuk memahami objek.

 

Tapi pengalaman ilmiah menunjukkan.

 

Bahwa objek terkadang memperkenalkan dirinya kepada subjek.

Tanpa usaha dari subjek.

 

Misalnya, Komet Halley masuk cakrawala.

Hanya sejenak tiap 76 tahun.

 

Dalam kasus ini.

meskipun para astronom menyiapkan diri.

Dengan segala[1]alatnya untuk mengamati dan mengenalnya.

 

Tapi yang lebih berperan adalah hadirnya komet itu.

Untuk mengenalkan dirinya.

 

Wahyu, ilham, intuisi, atau firasat yang didapat manusia.

Yang siap dan suci jiwanya.

 

Atau apa yang diduga sebagai "kebetulan".

 

Yang dialami ilmuwan tekun.

 

Semuanya bentuk pengajaran dari Allah.

 

Yang analognya dengan kasus komet di atas.

 

Hal itu disebut pengajaran tanpa kalam.

Yang ditegaskan dalam wahyu awal.

 

Al-Quran surah Al-Alaq (surah ke-96) ayat 1-5.

 

اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ

 

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan.

 

خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ

 

Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.

 

 

اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ

 

Bacalah, dan Tuhanmu Yang Maha Pemurah.

 

الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ

 

Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam.

 

عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ

 

Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

 

 

Artinya

Allah mengajar dengan pena.

Apa yang telah diketahui manusia sebelumnya.

 

Dan mengajar manusia tanpa pena.

Apa yang belum ia ketahuinya.

 

Al-Quran sejak dini memadukan usaha dan pertolongan Allah.

 

Yaitu akal dan kalbu, pikir dan zikir, iman dan ilmu.

 

Akal tanpa kalbu membuat manusia seperti robot.

 

Pikir tanpa zikir membuat  manusia seperti setan.

 

Iman tanpa ilmu ibarat pelita di tangan bayi.

 

Dan ilmu tanpa iman seperti pelita di tangan pencuri.

 

 

Al-Quran adalah kitab terpadu.

 

Yang memperhatikan seluruh unsur manusia, jiwa, akal, dan jasmaninya.

 

 

(Sumber Quraish Shihab)