Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Showing posts with label Puasa Ramadan. Show all posts
Showing posts with label Puasa Ramadan. Show all posts

Monday, September 28, 2020

5586. PUASA ADALAH JIHAD BESAR

 


PUASA ADALAH JIHAD BESAR
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

 

1.  Perang Teluk telah usai.

2.  Yang rugi dalam perang ini adalah umat Islam sendiri.

3.  Para pemenang menghitung dan membagi keuntungan.

4.  Yang kalah menghitung jumah biaya yang harus dibayar.

 

5.  Kita tinggalkan Perang Teluk.

6.  Umat lslam siap menghadapi perang lebih dahsyat.

7.  Yaitu jihad besar.

8.  Rasulullah bersabda jihad besar adalah perang yang jika menang bisa mencegah timbulnya perang semacam Perang Teluk.

9.  Jika menang dalam jihad besar, maka bisa mengendalikan nafsu untuk memperoleh materi.

10.      Tanpa menghabisi lawan dan menghancurkan diri sendiri.

 

11.      Hewan tidak rela melepaskan kendali nafsunya, jika  membahayakan hidupnya.

12.      Sebagian ahli menulis: “Singa rela mati daripada makan bangkai, demi menjaga kehormatan singa”.

 

13.      Wajarlah Al-Quran mengecam manusia yang lepas kendali bagaikan hewan bahkan lebih sesat.

 

14.      Al-Quran surah Al-Furqan (surah ke-25) ayat 44.

أَمْ تَحْسَبُ أَنَّ أَكْثَرَهُمْ يَسْمَعُونَ أَوْ يَعْقِلُونَ ۚ إِنْ هُمْ إِلَّا كَٱلْأَنْعَٰمِ ۖ بَلْ هُمْ أَضَلُّ سَبِيلًا

     Atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami. Mereka itu tidak lain, hanya seperti hewan ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya (dari hewan ternak).

 

15.           Jihad besar disulut apinya pada bulan Ramadan.

16.      Tiap Muslim dituntut berperang menaklukkan nafsunya yang menggebu-gebu.

17.      Tapi harus disadari perang dalam Islam bukan untuk menghabisi potensi lawan, juga tidak memusnahkannya.

 

18.      Perang melawan hawa nafsu sekadar mengendalikannya.

19.      Betapa pun jeleknya sesuatu, pasti ada sisi positif yang bisa dimanfaatkan.

20.      Dalam perang harus  diusahakan perdamaian.

 

21.      Dalam jihad besar, perdamaian terjadi dalam diri manusia.

22.      Jika hal ini  dicapai semua pihak, maka mustahil terjadi semacam Perang Teluk.

 

23.      Islam bertujuan mempertemukan kehendak jasmani dan rohani.

24.      Hal itu dilakukan lewat jihad besar melawan nafsu.

25.      Tapi jangan membiarkan perang berlanjut sehingga memusnahkan salah satu pihak.

26.      Pihak mana pun yang punah, pada gilirannya kebinasaan akan menimpa pemenang.

 

27.      Memang sulit mencapai gencatan senjata dan semua pihak damai.

28.      Itu usaha manusia paling berat.

29.      Bagaikan mempertemukan oksigen dan hidrogen hingga menghasilkan air.

30.      Mempertemukan keinginan sifat hewan dan sifat malaikat agar lahir sifat manusia butuh perjuangan.

 

31.      Jihad besar butuh kekuatan akal pikiran dan kesadaran.

32.      Upaya itu yang kita lakukan dengan berpuasa Ramadan.

33.      Sejak dini kita harus menyiapkan diri dengan berbagai amal kebaikan.

 

34.      Kita ingin menang dengan mulia, tanpa menghabisi atau memunahkan.

 


Daftar Pustaka.

1.  Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.  

2.  Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.

3.  Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.

4.  Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2

5.  Tafsirq.com online

HISTORIPEDIA: Invasi Irak ke Kuwait Mengawali Pecahnya Perang Teluk :  Okezone News

 

 

5585. PUASA MENDEKAT KEPADA ALLAH

 


PUASA MENDEKAT KEPADA ALLAH

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

A.  Nabi Adaam dan Hawa di surga.

 

1.  Nabi Adam dan istrinya, Hawa, masih di surga.

2.  Allah memperingatkan mereka berdua.

3.  ”Jangan mendekat pohon ini. Jika kalian mendekatinya, maka kalian termasuk orang zalim”.

 

4.  Al-Quran surah Al-A’raf (surah ke-7) ayat 19.

 

 

      وَيَا آدَمُ اسْكُنْ أَنْتَ وَزَوْجُكَ الْجَنَّةَ فَكُللَا مِنْ حَيْثُ شِئْتُمَا وَلَا تَقْرَبَا هَٰذِهِ الشَّجَرَةَ فَتَكُونَا مِنَ الظَّالِمِينَ

 

      (Dan Allah berfirman): "Hai Adam bertempat tinggallah kamu dan isterimu di surga serta makanlah olehmu berdua (buah-buahan) di mana saja kamu sukai, dan janganlah kamu berdua mendekati pohon ini, lalu menjadilah kamu berdua termasuk orang-orang yang zalim".

 

5.  Al-Quran surah Al-A’raf (surah ke-7) ayat 22.

 

فَدَلَّىٰهُمَا بِغُرُورٍ ۚ فَلَمَّا ذَاقَا ٱلشَّجَرَةَ بَدَتْ لَهُمَا سَوْءَٰتُهُمَا وَطَفِقَا يَخْصِفَانِ عَلَيْهِمَا مِن وَرَقِ ٱلْجَنَّةِ ۖ وَنَادَىٰهُمَا رَبُّهُمَآ أَلَمْ أَنْهَكُمَا عَن تِلْكُمَا ٱلشَّجَرَةِ وَأَقُل لَّكُمَآ إِنَّ ٱلشَّيْطَٰنَ لَكُمَا عَدُوٌّ مُّبِينٌ

      Maka setan membujuk keduanya (untuk makan buah itu) dengan tipu daya. Tatkala keduanya telah merasakan buah kayu itu, tampaklah bagi keduanya auratnya, dan mulai keduanya menutupinya dengan daun-daun surga. Kemudian Tuhan mereka menyeru mereka: "Bukankah Aku telah melarang kamu berdua dari pohon kayu itu dan Aku katakan kepadamu: "Sesungguhnya setan musuh nyata bagi kamu berdua?"

 

B.  “Pohon ini” menunjuk dekat dan “pohon itu” menunjuk jauh.

 

1.  Al-Quran surah Al-A’raf (surah ke-7) ayat 19.

2.  “Janganlah kamu berdua mendekati POHON INI”.

3.  Memberi kesan “kedekatan” Allah kepada Adam dan istrinya ketika masih di surga.

 

4.  Tetapi begitu mereka makan “pohon terlarang”.

5.  Al-Quran surah Al-A’raf (surah ke-7) ayat 22.

6.  Allah “menyeru” (memberi kesan berjauhan) dan berfirman.

7.  “Bukankah Aku telah melarangmu berdua mendekati POHON ITU?

 

8.  Al-Quran surah Al-A’raf (surah ke-7) ayat 22 memberi isyarat posisi Nabi Adam dan istrinya “berjauhan” dengan Allah.

9.  Allah harus menyerunya.

10.      Dalam arti memanggil dengan suara nyaring.

11.      Dan menunjuk pohon dengan kata “ITU”.

 

12.      Orang beragama adalah upaya mendekatkan diri sebagai manusia kembali (taqarrub) kepada Allah.

13.      Model apa pun sikap manusia selama hidup di dunia.

14.      Pasti harus tanggung jawab perbuatannya kepada Allah.

 

15.            Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 186.

 

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِى عَنِّى فَإِنِّى قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ ٱلدَّاعِ إِذَا دَعَانِ ۖ فَلْيَسْتَجِيبُوا۟ لِى وَلْيُؤْمِنُوا۟ بِى لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ

Dan jika hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang berdoa jika dia mohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.

 

16.           Al-Quran menegaskan di celah penjelasan tentang puasa.

17.      Jika hamba bertanya tentang Allah.

18.      Maka (jawablah) Allah itu dekat.

 

19.      Yang memberi isyarat berpuasa, dalam arti mengendalikan nafsu, adalah cara mendekatkan diri kepada Allah.

 

20.      Nafsu bagaikan sebuah gunung tinggi dan besar.

21.       Yang merintangi jalan harus dilewati menuju Allah.

22.      Ada beberapa lereng curam, belukar lebat, banyak duri dan perampok menghambat para musafir.

 

23.           Di balik belukar ada iblis selalu merayu dan menakuti agar musafir kembali dan tidak meneruskan perjalanannya.

24.      Bertambah tinggi gunung didaki, makin hebat rayuan dan ancaman.

25.      Perlu tekad dan semangat bulat menghadapi segala macam gangguan dan godaan.

26.      Jika perjalanan tetap dilanjutkan, maka sebentar lagi akan tampak cahaya benderang.

 

Daftar Pustaka

1.  Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.  

2.  Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.

3.  Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.

4.  Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2

5.   Tafsirq.com online

 

 

 

5584. NIKMATNYA BERPUASA

 


NIKMATNYA BERPUASA

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

 

1.  Kata “puasa” atau “shiam” dalam bahasa Al-Quran artinya “menahan diri”.

2.  Al-Quran ketika menetapkan kewajiban puasa tidak menegaskan kewajiban itu dari Allah.

3.  Redaksi yang dipakai bentuk pasif.

4.  Yaitu: ”Diwajibkan atas kamu berpuasa”.

 

5.  Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 183.

 

   يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

 

      Hai orang-orang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa seperti diwajibkan atas orang-orang sebelummu agar kamu bertakwa.

 

6.  Agaknya, redaksi itu sengaja dipilih.

7.  Mengisyaratkan kewajiban berpuasa tidak harus datang dari Allah.

8.  Tetapi manusia akan mewajibkan dirinya sendiri berpuasa.

9.  Saat menyadari betapa banyaknya manfaat berpuasa.

 

10.      Manusia diciptakan Allah dari unsur tanah dan roh AIlah.

11.      Unsur tanah mendorongnya memenuhi kebutuhan jasmani.

12.      Unsur roh mengantarkan kepada hal bersifat rohani.

 

13.      Kebutuhan jasmani manusia.

 

14.      Terutama kebutuhan “fa'ali”.

15.      Yaitu butuh makan, minum, dan hubungan seks menempati posisi atas segala macam kebutuhan manusia.

16.      Daya tarik makan, minum, dan hubungan seks sangat kuat.

17.      Sehingga sering menjerumuskan.

 

18.      Orang yang mampu mengendalikan diri dalam kebutuhan dasarnya.

19.      Diharapkan mampu mengontrol diri dari kebutuhan nafsu lainnya.

20.      Mudah dipahami syarat sahnya puasa dalam Islam adalah menahan diri dari makan, minum, dan hubungan seksual.

 

21.           Naluri hewan secara alami mengatur jenis, kadar, waktu makan, waktu tidur, dan hubungan seksualnya.

22.      Naluri manusia tidak seperti hewan.

23.      Manusia bisa bebas yang menguntungkan.

24.      Dan malah membahayakan manusia sendiri.

 

25.          Agama datang mengatur manusia mengendalikan nafsunya.

 

26.      Kenyataan menunjukkan manusia yang mengosumsi makanan melebihi kebutuhan jasmaninya.

27.      Dia tidak bisa menikmati makanan dan minuman itu.

28.      Yang akan menjadikannya lesu sepanjang hari.

 

29.      Naluri hubungan seksual dan kebutuhan nafsu lainnya tidak pernah puas.

30.      Seperti gatal (eksim), makin digaruk makin tidak menyembuhkan bahkan infeksi.

 

31.      Manusia perlu obat mujarab latihan mengendalikan kebutuhan nafsunya.

32.      Salah satu obat ditempuh agama untuk mengendalian nafsu adalah berpuasa.

 

33.      Rasulullah  bersabda,”Ada 2 kenikmatan orang berpuasa, yaitu waktu berbuka dan kelak saat berjumpa dengan Allah”.

 

34.      Besarnya kenikmatan rohani melebihi kenikmatan jasmani.

35.      Nikmatnya rohani berpuasa hanya bisa dirasakan yang mengalaminya sendiri.

36.      Sungguh sayang, jika ada orang tidak pernah merasakan nikmatnya berpuasa, karena tidak pernah mencobanya.

 


Daftar Pustaka

1.  Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994. 

2.    Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.

3.  Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.

4.  Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2.

5.  Tafsirq.com online