Monday, September 28, 2020

5585. PUASA MENDEKAT KEPADA ALLAH

 


PUASA MENDEKAT KEPADA ALLAH

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

A.  Nabi Adaam dan Hawa di surga.

 

1.  Nabi Adam dan istrinya, Hawa, masih di surga.

2.  Allah memperingatkan mereka berdua.

3.  ”Jangan mendekat pohon ini. Jika kalian mendekatinya, maka kalian termasuk orang zalim”.

 

4.  Al-Quran surah Al-A’raf (surah ke-7) ayat 19.

 

 

      وَيَا آدَمُ اسْكُنْ أَنْتَ وَزَوْجُكَ الْجَنَّةَ فَكُللَا مِنْ حَيْثُ شِئْتُمَا وَلَا تَقْرَبَا هَٰذِهِ الشَّجَرَةَ فَتَكُونَا مِنَ الظَّالِمِينَ

 

      (Dan Allah berfirman): "Hai Adam bertempat tinggallah kamu dan isterimu di surga serta makanlah olehmu berdua (buah-buahan) di mana saja kamu sukai, dan janganlah kamu berdua mendekati pohon ini, lalu menjadilah kamu berdua termasuk orang-orang yang zalim".

 

5.  Al-Quran surah Al-A’raf (surah ke-7) ayat 22.

 

فَدَلَّىٰهُمَا بِغُرُورٍ ۚ فَلَمَّا ذَاقَا ٱلشَّجَرَةَ بَدَتْ لَهُمَا سَوْءَٰتُهُمَا وَطَفِقَا يَخْصِفَانِ عَلَيْهِمَا مِن وَرَقِ ٱلْجَنَّةِ ۖ وَنَادَىٰهُمَا رَبُّهُمَآ أَلَمْ أَنْهَكُمَا عَن تِلْكُمَا ٱلشَّجَرَةِ وَأَقُل لَّكُمَآ إِنَّ ٱلشَّيْطَٰنَ لَكُمَا عَدُوٌّ مُّبِينٌ

      Maka setan membujuk keduanya (untuk makan buah itu) dengan tipu daya. Tatkala keduanya telah merasakan buah kayu itu, tampaklah bagi keduanya auratnya, dan mulai keduanya menutupinya dengan daun-daun surga. Kemudian Tuhan mereka menyeru mereka: "Bukankah Aku telah melarang kamu berdua dari pohon kayu itu dan Aku katakan kepadamu: "Sesungguhnya setan musuh nyata bagi kamu berdua?"

 

B.  “Pohon ini” menunjuk dekat dan “pohon itu” menunjuk jauh.

 

1.  Al-Quran surah Al-A’raf (surah ke-7) ayat 19.

2.  “Janganlah kamu berdua mendekati POHON INI”.

3.  Memberi kesan “kedekatan” Allah kepada Adam dan istrinya ketika masih di surga.

 

4.  Tetapi begitu mereka makan “pohon terlarang”.

5.  Al-Quran surah Al-A’raf (surah ke-7) ayat 22.

6.  Allah “menyeru” (memberi kesan berjauhan) dan berfirman.

7.  “Bukankah Aku telah melarangmu berdua mendekati POHON ITU?

 

8.  Al-Quran surah Al-A’raf (surah ke-7) ayat 22 memberi isyarat posisi Nabi Adam dan istrinya “berjauhan” dengan Allah.

9.  Allah harus menyerunya.

10.      Dalam arti memanggil dengan suara nyaring.

11.      Dan menunjuk pohon dengan kata “ITU”.

 

12.      Orang beragama adalah upaya mendekatkan diri sebagai manusia kembali (taqarrub) kepada Allah.

13.      Model apa pun sikap manusia selama hidup di dunia.

14.      Pasti harus tanggung jawab perbuatannya kepada Allah.

 

15.            Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 186.

 

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِى عَنِّى فَإِنِّى قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ ٱلدَّاعِ إِذَا دَعَانِ ۖ فَلْيَسْتَجِيبُوا۟ لِى وَلْيُؤْمِنُوا۟ بِى لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ

Dan jika hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang berdoa jika dia mohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.

 

16.           Al-Quran menegaskan di celah penjelasan tentang puasa.

17.      Jika hamba bertanya tentang Allah.

18.      Maka (jawablah) Allah itu dekat.

 

19.      Yang memberi isyarat berpuasa, dalam arti mengendalikan nafsu, adalah cara mendekatkan diri kepada Allah.

 

20.      Nafsu bagaikan sebuah gunung tinggi dan besar.

21.       Yang merintangi jalan harus dilewati menuju Allah.

22.      Ada beberapa lereng curam, belukar lebat, banyak duri dan perampok menghambat para musafir.

 

23.           Di balik belukar ada iblis selalu merayu dan menakuti agar musafir kembali dan tidak meneruskan perjalanannya.

24.      Bertambah tinggi gunung didaki, makin hebat rayuan dan ancaman.

25.      Perlu tekad dan semangat bulat menghadapi segala macam gangguan dan godaan.

26.      Jika perjalanan tetap dilanjutkan, maka sebentar lagi akan tampak cahaya benderang.

 

Daftar Pustaka

1.  Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.  

2.  Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.

3.  Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.

4.  Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2

5.   Tafsirq.com online

 

 

 

0 comments:

Post a Comment