Monday, September 28, 2020

5590. PENGERTIAN WUKUF

 


PENGERTIAN WUKUF
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M


 

1.  Tiap tahun tanggal 9 Zulhijah, umat Islam seluruh dunia yang beribadah haji melakukan wuquf di Arafah.

2.  Haji mereka tidak sah tanpa wuquf.

3.  Dari Arafah, para jemaah haji pindah ke Muzdalifah.

4.  Dari Muzadlifah ke Mina untuk melempar jumrah.

5.  Selanjutnya berkorban dan berlebaran.

 

6.  Dalam pandangan sufi, ada orang memandang Kakbah, wukuf di Arafah, dan melakukan kegiatan haji lainnya.

7.  Tetapi tidak mencapai makna haji sebenarnya.

 

8.  Kaum sufi berkata,”Ada orang di Mekah, bagaikan berkunjung ke rumah orang tidak berpenghuni.

 

9.  Dan ada orang tidak berkunjung ke Mekah.

10.      Tetapi  merasakan kehadiran Allah hadir mengunjungi rumahnya”.

11.      Kaum sufi berpendapat,”Siapa memandang kepada makhluk akan binasa dan siapa memandang kepada Allah akan kuasa”.

 

12.      Ibadah haji suatu “mujahadah” (upaya jiwa bersungguh-sungguh) mencapai “musyahadah” (penyaksian).

 

13.      Waktu jemaah haji wukuf di Arafah, diharapkan semua  jemaah haji dalam “musyahadah” (menyaksikan dengan hati) kehadiran Allah.

14.      Saat wuquf di Arafah adalah saat “musyahadah” (penyaksian).

 

15.      Ada 2 macam “musyahadah” (upaya jiwa yang bersungguh-sungguh), yaitu:

1)    Kepercayaan sempurna.

2)    Kehangatan cinta membara kepada Allah.

16.      Dengan terbakarnya cinta, orang mengalami dirinya “fana”.

17.      Yaitu merasa dirinya hilang dan musnah.

18.      Sehingga tidak ada yang disaksikannya selain yang dicintainya.

19.      Bahkan dia iri kepada segala sesuatu, termasuk kepada matanya sendiri.

20.      ”Sungguh aku iri kepada mataku sendiri, dan kututup mataku jika aku menghadap Engkau, Ya Allah.”

 

21.      Aisyah, istri Nabi, berkata bahwa Rasulullah memberitahu kepadanya waktu isra mikraj, beliau tidak melihat Allah.

22.      Tetapi Ibnu Abbas meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad bisa “melihat” Allah.

 

23.      Keduanya benar.

24.      Artinya Nabi Muhammad tidak melihat (dengan pandangan fisik mata) kepada Allah.

25.      Yang disampaikan Rasulullah kepada Aisyah yang “formalis”.

26.      Dan  beliau “melihat” Allah (dengan mata hati) seperti penyampaian Ibnu Abbas yang “spiritualis”.

 

Daftar Pustaka

1.  Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994. 

2.  Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.

3.  Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.

4.  Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2.

5.  Tafsirq.com online

0 comments:

Post a Comment