HIKMAH
GANTI TAHUN
Oleh:
Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M
A. Hikmah
pergantian tahun.
1. Menit
berganti jam, jam berganti hari, hari berganti bulan, bulan berganti tahun,
tahun berganti tahun.
2. Waktu
terus berlalu sampai ke anak cucu.
3. Demikian
seterusnya.
4. Manusia
sebagai individu dan anggota masyarakat.
5. Dalam
hari-hari berlalu itu.
6. Senantiasa
mengisi lembaran tiap tahun ditutup.
7. Dan membuka lembaran baru pada tahun berikutnya.
8. Lembaran
itu “daftar laporan” sejarah hidup kita.
9. Yang
isinya sangat terperinci.
10. Yang
kelak akan disodorkan kepada kita.
11. Sebagai
pribadi dan anggota masyarakat untuk dibaca.
12. Dan
tanggung jawab di akhirat.
13. Al-Quran
surah Al-Isra (surah ke-17) ayat 14 menyatakan manusia cukup menghitung diri sendiri.
اقْرَأْ كِتَابَكَ كَفَىٰ بِنَفْسِكَ
الْيَوْمَ عَلَيْكَ حَسِيبًا
Bacalah kitabmu,
cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai penghisab terhadapmu.
14. Al-Quran
surah Al-Jatsiyah (surah ke-45) ayat 28 menyatakan tiap umat akan melihat buku
catatan amalnya sambil berlutut.
وَتَرَىٰ
كُلَّ أُمَّةٍ جَاثِيَةً ۚ كُلُّ أُمَّةٍ تُدْعَىٰ إِلَىٰ كِتَابِهَا الْيَوْمَ تُجْزَوْنَ
مَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
Dan (pada hari itu) kamu lihat tiap-tiap umat berlutut.
Tiap-tiap umat dipanggil untuk (melihat) buku catatan amalnya. Pada hari itu
kamu diberi balasan terhadap apa yang telah kamu kerjakan.
15. Al-Quran
adalah “buku” pertama yang menegaskan bukan hanya untuk individu.
16. Tetapi
bangsa dan masyarakat juga punya hukum dan prinsip menentukan runtuh dan
bangkitnya.
17. Masyarakat
terdiri atas pribadi-pribadi.
18. Manusia
sebagai individu punya potensi mengarahkan masyarakat.
19. Dan
diarahkan oleh masyarakat.
20. Manusia
sebagai pribadi dan anggota masyarakat diharapkan tanggung jawab atas diri dan
masyarakatnya.
21. Muncul
istilah “fardhu ain” (kewajiban individu) dan “fardhu kifayah” (kewajiban
kelompok).
22. Allah
tidak mengubah suatu masyarakat, sebelum mereka mengubah (terlebih dahulu)
sikap mental mereka sendiri.
23. Al-Quran
surah Ar-Ra’du (surah ke-13) ayat 11.
لَهُ مُعَقِّبَاتٌ
مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ
لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ ۗ وَإِذَا أَرَادَ
اللَّهُ بِقَوْمٍ سُوءًا فَلَا مَرَدَّ لَهُ ۚ وَمَا لَهُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَالٍ
Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang
selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya
atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum
sehingga mereka mengubah keadaan mereka sendiri. Dan jika Allah menghendaki
keburukan terhadap suatu kaum, maka tidak ada yang bisa menolaknya; dan
sekali-kali tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia.
24. Semua
Nabi dan Rasul mulai langkah menanamkan kesadaran terdalam dalam jiwa
masyarakat.
25. Untuk paham
bahwa semua berasal dari Allah dan akan kembali kepada Allah.
26. Langkah
ke-1: Menyadarkan masyarakat bahwa semua manusia dan alam semesta berasal dari
Allah dan akan kembali kepada Allah.
27. Langkah
ke-2: Menyadarkan sifat manusia dan kehormatan manusia.
1) Yaitu
agar bisa memanusiakan diri sendiri.
2) Dan
berusaha meniru sifat mulia Allah untuk diterapkan dalam hidup sehari-hari
sebagai makhluk.
28. Langkah
ke-3: Menyadarkan semua manusia terhadap tanggung jawab sosialnya terhadap
lingkungannya.
29. Al-Quran
surah An-Nisa (surah ke-4) ayat 75 memerintahkan membela orang lemah dan
tertindas.
وَمَا لَكُمْ لَا
تُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَالْمُسْتَضْعَفِينَ مِنَ الرِّجَالِ وَالنِّسَاءِ
وَالْوِلْدَانِ الَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا أَخْرِجْنَا مِنْ هَٰذِهِ الْقَرْيَةِ
الظَّالِمِ أَهْلُهَا وَاجْعَلْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ وَلِيًّا وَاجْعَلْ لَنَا مِنْ
لَدُنْكَ نَصِيرًا
Mengapa kamu
tidak mau berperang di jalan Allah dan (membela) orang-orang lemah baik pria,
wanita, dan anak-anak yang semua berdoa,”Ya Tuhan kami, keluarkan kami dari
negeri ini (Mekah) yang zalim penduduknya dan beri kami pelindung dari sisi
Engkau, dan beri kami penolong dari sisi Engkau!”
30. Jika manusia
dan masyarakat mampu berjuang karena Allah.
31. Dan
digerakkan oleh niat yang suci.
32. Maka
kelak mereka akan mendapat bahagia abadi.
33. Al-Quran
surah Al-Isra (surah ke-17) ayat 71.
يَوْمَ نَدْعُو كُلَّ
أُنَاسٍ بِإِمَامِهِمْ ۖ فَمَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ بِيَمِينِهِ فَأُولَٰئِكَ يَقْرَءُونَ
كِتَابَهُمْ وَلَا يُظْلَمُونَ فَتِيلًا
(Ingatlah) suatu hari (yang di hari itu)
Kami panggil tiap umat dengan pemimpinnya; dan barang siapa diberi kitab
amalannya di tangan kanannya, maka mereka akan membaca kitabnya, dan mereka
tidak dianiaya sedikit pun.
Daftar
Pustaka
1. Shihab,
M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2. Shihab,
M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan
Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3. Shihab,
M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4. Al-Quran
Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com
online
0 comments:
Post a Comment