Friday, September 25, 2020

5540. PENGERTIAN SYAHID

 


PENGERTIAN SYAHID

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

 

A.   Pengertian syahid.

 

1.    Bangsa Indonesia menetapkan 10 November 1945 sebagai Hari Pahlawan.

2.    Kita memperingati hari itu untuk mengenang sikap dan perjuangan para pahlawan.

3.    Yang menonjol keberanian membela kebenaran dan memperjuangkan keadilan.

4.    Dalam bahasa agama, para pahlawan gugur di medan juang disebut “syuhada”.

5.    Syuhada adalah bentuk jamak dari “syahid”.

 

6.    Membatasi arti kata “syahid” hanya kepada yang gugur.

7.    Pada hakikatnya tidak sejalan makna sebenarnya kata “syuhada” (syahid).

8.    Dalam bahasa Al-Quran, kata “syahid” terulang 55 kali.

9.    Tidak ada yang secara eksplisit mengarah arti “gugur” atau “mati”.

10. Allah Yang Maha Hidup menyebut diri-Nya adalah “Syahid”.

11. Nabi Isa  mengakui dirinya “syahid” ketika masih hidup bersama umatnya.

 

12. Al-Quran surah Al-Maidah (surah ke-5) ayat 117.

                           

                                               مَا قُلْتُ لَهُمْ إِلَّا مَا أَمَرْتَنِي بِهِ أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ رَبِّي وَرَبَّكُمْ ۚ وَكُنْتُ عَلَيْهِمْ شَهِيدًا مَا دُمْتُ فِيهِمْ ۖ فَلَمَّا تَوَفَّيْتَنِي كُنْتَ أَنْتَ الرَّقِيبَ عَلَيْهِمْ ۚ وَأَنْتَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ

 

      Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku (mengatakannya) yaitu,”Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu”, dan adalah aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada di antara mereka. Maka setelah Engkau wafatkan (angkat) aku, Engkau yang mengawasi mereka. Dan Engkau adalah Maha Menyaksikan atas segala sesuatu.

 

13. Arti “syahid” (pahlawan) tidak hanya dalam konotasi kematian di medan juang.

14. Kata berpatron seperti “syahid” bisa bermakna subjek (pelaku) dan bermakna objek (perlakuan).

 

15. “Syahid” adalah “yang menyaksikan” dan atau “yang disaksikan”.

16. Jika “syahid” disamakan dengan “pahlawan” yang artinya “disaksikan”.

17. Maka bukan hanya dalam arti diakui keluhuran pribadi dan pengorbanannya.

 

18. Tetapi juga “disaksikan” dalam arti dilihat dengan mata kepala atau mata hati sikap hidupnya.

19. Untuk dijadikan teladan dalam kehidupan ini.

 

20. Para Nabi diutus sebagai “syahid” yaitu sebagai teladan, skala kebenaran, dan tolok ukur kebaikan dan keburukan.

21. Umat Islam juga dikehendaki oleh Allah menjadi “syuhada alan nas”.

22. Yaitu sebagai teladan bagi umat manusia.

23. Sayangnya umat Islam belum mampu memerankannya saat ini.

 

24. Para pahlawan adalah “syuhada” dalam arti mereka “patron yang harus diteladani”.

25. Para “pahlawan” yang gugur dan tidak, telah berjuang untuk kebenaran dan berkorban untuk kesejahteraan umum.

26. Tanpa memperoleh atau menuntut imbalan.

27. Sehingga sikap para “pahlawan” harus diteladani.

 

28. Para “pahlawan” adalah “syuhada”.

29. Artinya mereka adalah saksi yang menyaksikan perbuatan kita.

30. Dan para pahlawan yang masih hidup memperhatikan kita.

31. Untuk membimbing dengan contoh teladan.

32. Tanpa melakukan fungsi ini, mereka tidak wajar disebut “pahlawan” (syuhada').

33. Para “syuhada” sebenarnya telah gugur.

34. Tetapi hakikatnya mereka masih tetap hidup.

 

35. Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 154.

                                               وَلَا تَقُولُوا لِمَنْ يُقْتَلُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَمْوَاتٌ ۚ بَلْ أَحْيَاءٌ وَلَٰكِنْ لَا تَشْعُرُونَ

     Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang gugur di jalan Allah, (bahwa mereka itu) mati; bahkan (sebenarnya) mereka itu hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya.

 

36. Para pahlawan jadi saksi atas segala sikap kelakuan kita dalam kehidupan dunia ini.

37. Mereka bangga dan bahagia jika kita mengikuti jejak pengorbanannya.

38. Sebaliknya, mereka kecewa bahkan malu dan merasa dicemarkan di hadapan “syuhada” umat atau keluarga lain jika kita berperilaku buruk.

 

39. Dalam konteks ini, Rasulullah bersabda,”Jangan permalukan orang yang telah mendahuluimu dengan kelakuanmu yang tidak wajar”.

 

 

Daftar Pustaka

1.    Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.  

2.    Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.

3.    Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.

4.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2

5.    Tafsirq.com online

0 comments:

Post a Comment