Thursday, March 27, 2025

40114. STM TEKNIK MESIN MENJADI GURU (6)

 





LULUSAN STM TEKNIK MESIN MENJADI GURU (6)

Oleh:  Drs. HM. Yusron Hadi, M.M.



 

PERTAMA KALI NAIK PESAWAT UDARA


      Anak desa naik pesawat udara, karena guru.

Benar! Saya pertama kali naik pesawat terbang, karena berstatus guru di SMP Negeri  Juanda.

Waktu itu, sekitar tahun 1980-an ada murid putera tentara menawarkan naik pesawat terbang gratis.

Saat itu, peringatan Hari Armada. Ada pilot yang ingin menambah jam terbang.

Tentu saja, tawaran itu kami terima dengan gembira.


      Duduk di dalam pesawat terbang menghadap ke samping. Bukan ke depan atau ke belakang.

Terjadilah pengalaman luar biasa. Anak desa terbang pertama kali.

Pesawat kecil  berisi empat orang, termasuk pilot dan copilot. Selama sekitar satu jam kami  berputar di sekitar langit Juanda. 


      Pertama kali berada di udara. Saya berusaha melihat pemandangan ke arah bawah. Lewat jendela kecil. 

 Saya mencari desa dan atap rumah saya dari udara. Menikmati pemandangan sekitar.

Pemandangan yang menakjubkan. Selama di udara, bergejolak perasaan gembira dan takut sekaligus.

Alhamdulillah, akhirnya pesawat dapat mendarat dengan mulus.  Semua gembira. Apalagi saya.


MENJADI KOMANDAN UPACARA


      Bertugas puluhan tahun. Menghadapi aneka model dan gaya murid, guru, dan pegawai. 

Dengan karakter dan perilaku yang beragam. Membuat saya memperoleh banyak pengalaman. Suka dan duka. Berpindah tempat tugas: pembagian guru ke SMP Negeri Juanda, sejak 1 Desember 1981.

Mendekati tempat tinggal, mulai 1 Agustus 1986 mutasi ke SMP Negeri 1  Sukodono.


     Suatu saat, saya bertanya bagaimana cara  seorang penari mampu diam.

 Tidak bergerak selama beberapa menit. “Gerak-gerakkan anggota tubuh yang tertutup, misalnya jempol dan jari kaki, agar peredaran darah tetap lancar,” jawab seorang guru seni tari.

 

Saya mencoba menerapkan ilmu tersebut, ketika menjadi komandan upacara. Waktu itu, SMP Negeri 1 Sukodono mendapatkan giliran menjadi komandan upacara 17 Agustus, tingkat kecamatan.

 

Tidak ada guru yang bersedia, termasuk guru olah raga. Akhirnya, saya mengajukan diri.  Menjadi komandan upacara.

Di lapangan kecamatan Sukodono. Pak Camat sebagai inspektur upacara.

Dengan pengalaman sebagai Pembina Mahir Pramuka. Saya berhasil melaksanakan tugas dengan baik. Alhamdulillah.


GURU SELEBRITI


      Mendapatkan tugas baru. Sebagai guru dengan tugas tambahan kepala SMP Negeri 3 Porong, terhitung 5 Maret 2002.

 

Ditugaskan di SMP Negeri 1 Jabon, sejak 17 Februari 2004.

 

Pindah tugas ke SMP Negeri 2 Buduran, sejak 3 April 2007.

 

Mulai 15 Januari 2014 mutasi ke SMP Negeri 1 Balongbendo, sampai sekarang.

 

Sungguh, cakupan wilayah tempat tugas yang relatif luas.


      Saya tetap masuk kelas. Bertatap muka langsung dengan siswa.

 

Sesuai dengan kewajiban guru yang mendapat tugas tambahan sebagai kepala sekolah.

 

Mengampu mata pelajaran matematika. Di semua sekolah tempat bertugas.

 

Suasana berinteraksi dengan murid, tidak tergantikan. Sangat menggembirakan sekaligus menggemaskan.


      Kwangsan adalah nama sebuah desa di kecamatan Sedati, kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.

 

Balai desa Kwangsan berhadapan dengan gedung BPMTV (Balai Pengembangan Media Televisi Pendidikan) yang dikelola Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Hanya terpisah sebuah jalan desa.


      Sirojudin, nama Kepala Desa Kwangsan saat ini.

 

Perangkat desa dan beberapa ibu  sedang berkumpul di balai desa.

 

Para ibu menunggu putra-putrinya  yang belajar di TK (Taman Kanak-Kanak) Dharma Wanita. Gedung TK  berada di samping balai desa.

 

Saya mampir ke balai desa, sewaktu mengikuti Workshop Penulisan Kreatif di BPMTV. “ Pak Yusron ini adalah guru saya waktu SMP,” kata Sirojudin.

 

“Apakah benar Pak, kok kelihatan lebih tua muridnya dibandingkan dengan  gurunya?” kata seorang perangkat desa. 

 

Saya mengangguk. Ibu-ibu tersenyum.

Saya juga. Saat itu, saya merasa sebagai guru selebriti.

 

 

(tugas menulis selesai)

 

Related Posts:

0 comments:

Post a Comment