PERBEDAAN HIBAH DAN WARIS DALAM ISLAM
Oleh: Drs. HM. Yusron Hadi, M.M.
Perbedaan Hibah dan Warisan dalam
Islam
1.
Hibah.
Yaitu pemberian harta saat masih hidup.
Boleh diberikan pada siapa saja.
2.
Warisan.
Yaitu harta warisan setelah meninggal.
Dan harus dibagi sesuai syariat Islam.
Al-Quran An-Nisa (surah ke-4) ayat 4.
وَآتُوا النِّسَاءَ صَدُقَاتِهِنَّ نِحْلَةً ۚ فَإِنْ طِبْنَ لَكُمْ عَنْ شَيْءٍ
مِنْهُ نَفْسًا فَكُلُوهُ هَنِيئًا مَرِيئًا
Berikan maskawin (mahar)
kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian dengan penuh kerelaan. Kemudian jika mereka menyerahkan
kepada kamu sebagian dari maskawin itu dengan senang hati, maka makan (ambil)
pemberian itu (sebagai makanan) yang sedap lagi baik akibatnya.
Al-Qyran surah Al-Baqarah (surah ke-2)
ayat 177.
۞ لَيْسَ الْبِرَّ أَنْ تُوَلُّوا وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ
وَلَٰكِنَّ الْبِرَّ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَالْمَلَائِكَةِ
وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّينَ وَآتَى الْمَالَ عَلَىٰ حُبِّهِ ذَوِي الْقُرْبَىٰ
وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ وَالسَّائِلِينَ وَفِي
الرِّقَابِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَالْمُوفُونَ بِعَهْدِهِمْ
إِذَا عَاهَدُوا ۖ وَالصَّابِرِينَ فِي الْبَأْسَاءِ وَالضَّرَّاءِ وَحِينَ
الْبَأْسِ ۗ أُولَٰئِكَ الَّذِينَ صَدَقُوا ۖ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ
Bukan menghadapkan
wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, tetapi sesungguhnya
kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat,
kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak yatim, orang
miskin, musafir (yang perlu pertolongan) dan orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya,
mendirikan salat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya
apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan
dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan
mereka itu orang-orang yang bertakwa.
Syarat pemberi hibah.
1)
Pemilik sah.
2)
Sudah dewasa.
3)
Tak gila.
4)
Tak dipaksa.
A.
Syarat yang diberi hibah.
1)
Penerima hibah benar-benar
ada.
2)
Jika orang yang diberi hibah tidak ada.
Maka hibah tidak sah.
B.
Syarat barang hibah.
1)
Benar-benar ada
barangnya.
2)
Dimiliki orang yang
memberi hibah.
3)
Harus bernilai dalam syariat.
4)
Tak boleh memberi hibah sesuatu
yang tidak bisa dilepas.
Seperti menghibahkan pohon.
Tetapi tanahnya masih milik pemberi
hibah.
Maka tak sah.
Hibah.
1.
Pemberian harta sukarela tanpa imbalan.
2.
Hibah dapat berupa harta bergerak dan tak bergerak.
Seperti uang, tanah,
bangunan, kendaraan, perhiasan, atau aset lainnya.
3.
Hibah bentuk amal yang dianjurkan
dalam Islam.
4.
Tujuan hibah membantu sesama,
memperluas keberkahan harta, serta meraih rida Allah Swt.
Waris.
1. Waris dijelaskan dalam
surat An-Nisa ayat 11-12.
- Seorang muslim tidak dapat mewarisi atau diwarisi orang
non muslim.
- Ada beberapa kondisi yang menggugurkan hak waris
seseorang.
Seperti pembunuhan, beda agama, dan
budak.
Hibah
1)
Memberi harta sukarela saat masih
hidup.
2)
Pemberi masih hidup.
3)
Penerima boleh siapa pun.
Termasuk yang bukan keluarga.
4)
Boleh diberikan pada siapa saja.
Warisan.
1)
Harta warisan setelah meninggal.
2)
Dibagi sesuai aturan lslam.
(Sumber Tafsir Quran
Perkata DR M Hatta)
0 comments:
Post a Comment