Saturday, March 29, 2025

40124. MUDIK LEBARAN MENGHIMPUN FAMILI TERSEBAR

 


MUDIK LEBARAN MENGHIMPUN FAMILI YANG TERSEBAR

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

 

     Mudik (menurut KBBI V).

Artinya:

 

1)        (Berlayar, pergi) ke udik (hulu sungai, pedalaman).

2)        Pulang ke kampung halaman.

 

Mudik bersama.

Yaitu mudik dilakukan bersama-sama.

 

     Di Indonesia.

Mudik adalah kegiatan pulang ke kampung halaman.

Dilakukan tiap tahun.

 

Biasanya seminggu sebelum hari raya Idul Fitri.

 

Mendekati hari raya Idul Fitri.

Arus mudik amat besar.

 

Banyak penduduk kota pulang ke desanya.

Dan kembali ke kampung halamannya.

 

Orang-orang saling bersilaturahmi.

Menyambung tali persaudaraan, berlibur, dan bernostalgia.

 

Mengenang masa lampau.

Sebagian orang ingin pamer keberhasilan.

Dan menunjukkan hasil sukses.

Yang diraih di kota.

 

Mudik terkait silaturahmi.

Dianjurkan oleh Islam.

 

Karena “silaturahmi”.

 berasal dari kata “shilat” dan “rahim”.

 

“Shilat” artinya “menyambung dan menghimpun”.

 

Kata “rahim” artinya “kasih sayang, peranakan, atau kandungan”.

 

Sebab anak yang dikandung.

Mendapat curahan kasih sayang.

 

 Hubungan renggang bahkan terputus.

Antara orang yang tinggal di kota.

 

Dengan orang di kampung halaman.

Sebab berbagai alasan.

Diharapkan tersambung dengan silaturahmi.

 

Menyambung tali yang putus.

Yaitu hakikat silaturahmi.

 

Nabi Bersabda,

 

“Bukan silaturahmi namanya.

Orang yang membalas kunjungan atau pemberian.

 

Tetapi silaturahmi adalah menyambung yang putus.”

Ungkapan  “Minal Aidin Wal Faizin”.

Sering dipakai saat Idul Fitri.

 

Artinya secara harfiah.

“Termasuk orang-orang yang kembali (ke fitrah) dan orang yang menang.”

 

Ucapan lebih tepat.

“Taqabbal Allahu minna wa minkum.”

 

Artinya:

“Semoga Allah menerima (amal ibadah) kami dan kalian.”

 

“Semoga kita termasuk orang yang kembali”.

Yaitu: “kembali kepada fitrah, asal kejadian, kesucian, atau agama yang benar.”

 

     “Al-faizin” bermakna “keberuntungan”.

 

Kata “fawz” bermakna “pengampunan dan rida Tuhan serta bahagia surga.” 

 

“Wal faidzin” berarti “semoga kita termasuk orang yang memperoleh ampunan dan rida Allah.

 

      “Minal aidin wal faizin”.

Artinya “semoga kita termasuk orang yang kembali menjadi suci, memperoleh ampunan dan rida Allah, sehingga kita mendapatkan kenikmatan surga.”

 

Dalam mudik lebaran.

Orang-orang berjumpa dengan keluarga.

Dan bersalaman dengan handai taulan.

 

Bertemu teman dan kenalan lainnya.

Biasanya disertai ucapan “mohon maaf lahir batin”.

 

 Kata ”maaf” berasal dari kata “afwu”.

Artinya “kelebihan”.

 

Kelebihan atau kekurangan.

Hal  yang tidak normal.

 

Orang berbuat salah.

Punya kelebihan tak wajar.

 

Orang menyimpan kesalahan orang lain.

 Punya kelebihan tidak normal.

 

Sebaiknya mereka bertemu.

Untuk saling memaafkan.

Agar hubungan normal kembali. 

 

      Menurut ajaran Islam.

Saling memaafkan.

 

Tak perlu menunggu hari raya Idul Fitri.

Tetapi lebih cepat lebih baik.

 

Sebab manusia tidak tahu panjang umurnya.

Mudik lebaran kesempatan baik.

Menghimpun sanak saudara yang terserak.

 

     Ucapan “taqabbalallahu minna waminkum”.

 

Artinya “semoga Allah menerima amal ibadah kami dan ibadah kalian semua”.

 

Saling mendoakan tentang kebaikan.

Yaitu ajaran Islam yang indah dan mulia.

 

      Al-Quran surah Ali Imran (surah ke-3) ayat 133-134.

 

۞ وَسَارِعُوا إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ ۗ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ

 

Bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa. Yaitu orang-orang yang menafkahkan sebagian hartanya, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya serta memaafkan kesalahan orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.

 

 

Daftar Pustaka

1.Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.

2.Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.

3.Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.

4.Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.

5.Tafsirq.com online

Related Posts:

0 comments:

Post a Comment