SYAHADAT
SEPERTI AKAR POHON
Oleh:
Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M
A. Syahadat
bagaikan akar pohon menghunjam ke bumi.
1. Kalimat
syahadat.
أشهد أن لا اله الا الله وأشهد ان محمد رسول الله
Saya bersaksi bahwa tidak ada tuhan,
selain Allah. Dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah.
2. Kalimat
syahadat adalah pengakuan akan keesaan Allah.
3. Kalimat
syahadat diibaratkan oleh Al-Quran seperti pohon yang akarnya teguh.
4. Cabangnya
menjulang ke langit dan menghasilkan banyak buah lagi lezat.
5. Al-Quran
surah Ibrahim (surah ke-14) ayat 24.
أَلَمْ تَرَ كَيْفَ ضَرَبَ اللَّهُ
مَثَلًا كَلِمَةً طَيِّبَةً كَشَجَرَةٍ طَيِّبَةٍ أَصْلُهَا ثَابِتٌ وَفَرْعُهَا فِي
السَّمَاءِ
Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah membuat
perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya
(menjulang) ke langit.
6. Pengakuan
terhadap kalimat syahadat harus dibenarkan oleh hati dan diucapkan dengan lidah
agar diketahui pihak lain.
7. Dengan
dasar ucapan itu si pengucap memperoleh hak dan kewajiban sebagai Muslim.
8. Dengan
syahadat, Muslim mengaku adanya 3 pihak, yaitu:
1) Allah
dengan segala sifat Yang Maha Sempurna.
2) Pengucap
yang menyadari kelemahannya di depan Allah.
3) Pihak
lain yang mendengar atau tahu persaksian.
9. Sungguh,
berbeda sikap orang yang:
1) Hanya
menyadari keberadaan dirinya.
2) Menyadari
dirinya makhluk lemah di depan Allah dan makhluk sosial butuh pihak lain dalam
lingkungannya.
10. Sehingga
dia harus selalu menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
11. Hal
ini kaitan ke-1 antara syahadat dan lingkungan terbatas.
12. Pada sisi
lain, pengakuan keesaan Allah melahirkan banyak buah.
13. Salah
satunya keyakinan segala sesuatu adalah ciptaan dan milik Allah.
14. Keyakinan
ini mengantarkan Muslim menyadari ada persamaan antara dirinya dengan makhluk
lain.
15. Karena
burung adalah umat seperti manusia.
16. Al-Quran
surah Al-An’am (surah ke-6) ayat 38.
وَمَا مِنْ دَابَّةٍ
فِي الْأَرْضِ وَلَا طَائِرٍ يَطِيرُ بِجَنَاحَيْهِ إِلَّا أُمَمٌ أَمْثَالُكُمْ ۚ
مَا فَرَّطْنَا فِي الْكِتَابِ مِنْ شَيْءٍ ۚ ثُمَّ إِلَىٰ رَبِّهِمْ يُحْشَرُونَ
Dan tidaklah hewan yang ada di bumi dan
burung terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat-umat (juga) seperti kamu.
Tidaklah Kami alpakan sesuatu pun dalam Al-Kitab, kemudian kepada Tuhan mereka
dihimpunkan.
17. Semua
pepohonan harus dijaga.
18. Jangankan
dalam masa damai, dalam masa perang pun terlarang menebangnya tanpa izin dari
Allah.
19. Artinya
harus sejalan tujuan penciptaan dan demi kemaslahatan.
20. Keyakinan
semua dalam alam semesta milik Allah, akan mengantarkan manusia menyadari
semuanya dalam genggaman Allah.
21. Sehingga
manusia harus jujur dan amanah.
22. Karena
yakin semuanya akan tanggung jawab di akhirat kelak.
23. Al-Quran
surah At-Takatsur (surah ke-102) ayat 8.
ثُمَّ لَتُسْأَلُنَّ
يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيمِ
Kemudian kamu pasti akan ditanyai pada
hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu).
24. Manusia
bukan saja dituntut agar tidak alpa atau angkuh terhadap ciptaan Allah,
25. Tapi juga dituntut memperhatikan tujuan penciptaan
sebenarnya yang dikehendaki oleh Allah.
26. Dalam
etika Islam:
1) Dilarang
memetik bunga, sebelum bunga berkembang.
2) Dilarang
boros berlebihan memakai air.
27. Pemborosan
harus dicegah, meskipun dalam kebaikan.
28. Rasulullah
bersabda,”Berwudu, paling banyak membasuhnya masing-masing 3 kali, meskipun
kamu berwudu di sungai airnya mengalir”.
29. Umat
Islam dituntut membagi rahmat kepada seluruh alam semesta,
30. Artinya
umat Islam harus bersahabat dengan alam lingkungannya.
31. Umat lslam
harus memberi kesempatan mencapai tujuan penciptaannya.
32. Umat
Islam harus menghormati semua proses yang tumbuh.
33. Dan
dituntut tidak hanya memikirkan dirinya sendiri, keluarganya, kelompok, atau
jenisnya saja,
34. Tetapi juga memikirkan segala makhluk Allah di
alam semesta.
35. Hikmah
kalimat syahadat mengantarkan manusia menghormati pihak lain, merawat dan menjaga lingkungan sekitarnya.
Daftar
Pustaka
1. Shihab,
M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2. Shihab,
M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan
Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3. Shihab,
M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4. Al-Quran
Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com
online
0 comments:
Post a Comment