DOA PERANG BADAR YA ALLAH JIKA PASUKAN ISLAM HANCUR ENGKAU TAK
DISEMBAH LAGI
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.
Rasulullah umur 55 tahun.
Rasulullah berdoa pada Perang
Badar.
Rasulullah tidak pernah
berhenti berdoa,
”Ya Allah, penuhi apa yang
Engkau janjikan kepadaku.
Ya Allah, aku mengingatkan-Mu
akan sumpah dan janji-Mu kepadaku.
Ya Allah, jika pasukan ini
hancur pada hari ini, tentu Engkau tidak akan disembah lagi.
Kecuali jika memang Engkau
menghendaki untuk tidak disembah selamanya setelah hari ini.”
Rasulullah berdoa sangat
mendalam hingga mantel beliau jatuh dari pundak beliau.
Abu Bakar memungut mantel
Rasulullah yang terjatuh dan mengembalikan ke pundak beliau, sambil berkata,
”Ya Rasulullah, cukuplah bagi
engkau untuk terus menerus memohon kepada Allah.”
Al-Quran surah Al-Anfal (surah ke-8)
ayat 9.
إِذْ تَسْتَغِيثُونَ رَبَّكُمْ فَاسْتَجَابَ
لَكُمْ أَنِّي مُمِدُّكُمْ بِأَلْفٍ مِنَ الْمَلَائِكَةِ مُرْدِفِينَ
(Ingatlah), ketika kamu
memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu,
"Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepadamu dengan seribu
malaikat yang datang berturut-turut".
Al-Quran surah Al-Anfal (surah ke-8)
ayat 12.
إِذْ يُوحِي رَبُّكَ إِلَى الْمَلَائِكَةِ
أَنِّي مَعَكُمْ فَثَبِّتُوا الَّذِينَ آمَنُوا ۚ سَأُلْقِي فِي قُلُوبِ الَّذِينَ
كَفَرُوا الرُّعْبَ فَاضْرِبُوا فَوْقَ الْأَعْنَاقِ وَاضْرِبُوا مِنْهُمْ كُلَّ بَنَانٍ
(Ingatlah), ketika Tuhanmu
mewahyukan kepada para malaikat, "Sesungguhnya Aku bersama kamu, maka
teguhkan (pendirian) orang-orang yang telah beriman". Kelak akan Aku
jatuhkan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir, maka penggal kepala mereka
dan pancung tiap-tiap ujung jari mereka.
Perang
Badar dimulai.
Aswad bin Abdul Asad yang
wataknya kasar dan akhlaknya buruk keluar dari pasukan Quraisy dan berkata,
”Aku bersumpah kepada Allah,
aku akan mengambil air kalian atau aku lebih baik mati karenanya.”
Hamzah bin Abdul Munththalib
menyambut kedatangan Aswad bin Abdul Asad dan langsung berduel.
Hamzah bin Abdul Munththalib
berhasil membunuh Aswad bin Abdul Asad.
Muncul 3 penunggang kuda
bersaudara komandan perang Quraisy yang handal.
Yaitu Utbah bin Rabiah,
Syaibah bin Rabiah, dan Walid bin Utbah.
Muncul 3 pemuda Ansar
menghadapi mereka.
Yaitu Auf bin Harist, Muawwidz
bin Harist, dan Abdullah bin rawadah.
Utbah bin Rabiah bertanya,
”Siapakah kalian?”
Tentara muslim menjawab,
”Kami pemuda Ansar.”
Utbah bin Rabiah berkata,
”Kami ingin orang-orang terpandang, kami hanya ingin kerabat pamanku.”
Ada orang musyrik berseru
dengan lantang,
”Hai Muhammad, keluarkan
orang-orang terpandang yang berasal dari kaum kami.”
Rasulullah memerintahkan
Hamzah bin Abdul Munththalib, Ubaidah bin Harist, dan Ali bin Abi Thalib menghadapi
mereka.
Orang Quraisy berkata,
”Memang kalian orang-orang
yang terpandang.”
Ubaidah bin Harist yang paling
tua berhadapan dengan Utbah bin Rabiah.
Hamzah bin Abdul Munththalib
berhadapan dengan Syaibah bin Rabiah.
Dan Ali bin Abi Thalib melawan
Walid bin Utbah.
Hamzah bin Abdul Munththlaib
dan Ali bin Abi Thalib berhasil mengalahkan musuh-musuhnya dengan mudah.
Ubaidah bin Harits dan Utbah
bin Rabiah masing-masing terluka.
Hamzah dan Ali membunuh Utbah,
lalu menggendong Ubaidah bin Harist yang terputus kakinya.
Ubaidah bin Harist tidak
pernah mengeluh hingga 4 hari kemudian dia meninggal dalam perjalanan ke
Madinah.
Para malaikat ikut membantu pasukan
Rasulullah.
Rasulullah mendongakkan kepala
sambil bersabda,
”bergembiralah wahai Abu
Bakar, Allah mengirim malaikat Jibril datang di atas gulungan debu.”
Rasulullah keluar dari tenda menggunakan
baju besi sambil membaca Al-Quran surah Al-Qamar (surah ke-54) ayat 45.
سَيُهْزَمُ الْجَمْعُ وَيُوَلُّونَ الدُّبُرَ
Golongan itu pasti akan
dikalahkan dan mereka akan mundur ke belakang.
Rasulullah menggengam pasir
dan melemparkan ke arah pasukan Quraisy sambil bersabda,
”Wajah-wajah yang buruk.”
Al-Quran surah Al-Anfal (surah ke-8)
ayat 17.
فَلَمْ تَقْتُلُوهُمْ وَلَٰكِنَّ اللَّهَ قَتَلَهُمْ
ۚ وَمَا رَمَيْتَ إِذْ رَمَيْتَ وَلَٰكِنَّ اللَّهَ رَمَىٰ ۚ وَلِيُبْلِيَ الْمُؤْمِنِينَ
مِنْهُ بَلَاءً حَسَنًا ۚ إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
Maka (yang sebenarnya) bukan
kamu yang membunuh mereka, akan tetapi Allah yang membunuh mereka, dan bukan
kamu yang melempar ketika kamu melempar, tetapi Allah yang melempar. (Allah
berbuat demikian untuk membinasakan mereka) dan untuk memberi kemenangan kepada
orang-orang mukmin, dengan kemenangan yang baik. Sesungguhnya Allah Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui.
Daftar Pustaka
1. Syaikh Shafiyurrahman Al-Mubarakfury.
Sirah Nabawiyah. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta. 2006.
2. Ghani, Muhammad Ilyas
Abdul. Sejarah Masjid Nabawi. Madinah 2017.
3. Ghani, Muhammad Ilyas
Abdul. Sejarah Mekah. Mekah 2017.
4. Al-Quran Digital, Versi
3.2. Digital Qur’an Ver 3.2.
5. Tafsirq.com online.



