Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Showing posts with label JANGAN MERASA DIRI LEBIH SUCI. Show all posts
Showing posts with label JANGAN MERASA DIRI LEBIH SUCI. Show all posts

Thursday, May 20, 2021

9634. JANGAN MERASA DIRI LEBIH SUCI DIBANDING ORANG LAIN

 


JANGAN MERASA DIRI LEBIH SUCI DIBANDING ORANG LAIN

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

 

 

Semuci Bukan Sifat Terpuji

 

 

 

Halal bihalal mestinya menjadi momentum mereduksi watak anāniyyah (egoisme) pribadi.

 

 

Dalam berorganisasi dan bermasyarakat.


Sembari bergerak bersama dan seirama.

 

 

Menjadikan aktivitas amal usaha Muhammadiyah sebagai ibadah.

 

 

Adalah karakter penting yang perlu kita refleksikan dalam Idul Fitri ini.



Demikian salah satu pesan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Dr H Haedar Nashir MSi.

 

 

Dalam acara virtual Halal bihalal Civitas Akademik UM Surabaya, 19 Mei 2021.

 

 

Pada kesempatan itu, seluruh dosen, karyawan, dan beberapa diaspora Muhammadiyah turut hadir.

Haedar Nashir mengingatkan sikap semuci atau merasa diri suci, bukan karakter terpuji.

 

 

Pembersihan diri (tazkiyyat al-nafs) memang penting dan perlu.

 

 

Tapi jika disertai perasaan semuci.

 

Hal itu justru dilarang.



 

Al-Quran surah An-Najm (surah ke ayat 32.

 

 

الَّذِينَ يَجْتَنِبُونَ كَبَائِرَ الْإِثْمِ وَالْفَوَاحِشَ إِلَّا اللَّمَمَ ۚ إِنَّ رَبَّكَ وَاسِعُ الْمَغْفِرَةِ ۚ هُوَ أَعْلَمُ بِكُمْ إِذْ أَنْشَأَكُمْ مِنَ الْأَرْضِ وَإِذْ أَنْتُمْ أَجِنَّةٌ فِي بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ ۖ فَلَا تُزَكُّوا أَنْفُسَكُمْ ۖ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنِ اتَّقَىٰ

 

(Yaitu) orang yang menjauhi dosa besar dan perbuatan keji yang selain kesalahan kecil. Sesungguhnya Tuhanmu Maha luas ampunan-Nya. Dan Dia lebih mengetahui (tentang keadaan)mu ketika Dia menjadikan kamu dari tanah dan ketika kamu masih janin dalam perut ibumu; maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dia yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa.

 

 


Surah An-Najm 32 melarannya.

 

Yaitu: ‘wa lā tuzakkū anfusakum‘.

 

 Janganlah kamu menganggap dirimu suci.

 

 

Layak kita renungkan bersama.

 


 Jika karakter tidak semuci  timbul, maka sikap anāniyyah (egois) akan tereduksi.

 

Sikap mau minta dan menerima maaf mudah terjadi.

 

Dan semangat bekerja bersama mudah terjalin.



Keberadaan kita bersama orang lain.

 

Perlu secara fisik dan diiringi perjumpaan secara hati.



“Berjumpa tapi tak bertemu,” kata Prof Haedar.

 

Terlihat berjabat tangan dan bersama.

 

 

Tapi hati tidak satu frekuensi.

 

 

Kelihatan bersama, tapi justru yang terjadi taḥsabuhum jamīan, wa qulūbuhum syattā (al-Hasyr 14).

 

Kamu mengira mereka bersatu, padahal hati mereka terpecah-belah.

 

 

 

Al-Quran surah Al-Hasyr (surah ke-59) ayat 14.

 

 

لَا يُقَاتِلُونَكُمْ جَمِيعًا إِلَّا فِي قُرًى مُحَصَّنَةٍ أَوْ مِنْ وَرَاءِ جُدُرٍ ۚ بَأْسُهُمْ بَيْنَهُمْ شَدِيدٌ ۚ تَحْسَبُهُمْ جَمِيعًا وَقُلُوبُهُمْ شَتَّىٰ ۚ ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمْ قَوْمٌ لَا يَعْقِلُونَ

 

 

Mereka tidak akan memerangi kamu dalam keadaan bersatu padu, kecuali dalam kampung-kampung yang berbenteng atau di balik tembok. Permusuhan antara sesama mereka sangat hebat. Kamu kira mereka bersatu, sedangkan hati mereka berpecah belah. Yang demikian karena sesungguhnya mereka kaum tidak mengerti.

 

 

Fitri, Fitrah, dan Fuṭūr

 

Idul Fitri berarti perayaan fitrah.

 

Beberapa kalangan, mengartikan “Idul Fitri” sebagai kembali kepada Fitrah.

 

 

Dalam bahasa Arab, bentuk maṣdar kata kembali (عاد).

 

Bukan al-Īd (العيد).

 

Tapi al-‘aud (العود) dan iyādah (العيادة) (kamus al-Munawwir: 982).

 



ldul atau īd yang bentuk pluralnya al-a‘yād, itu perayaan.

 

 

Jadi Idul Fitri itu perayaan fitrah.

 

 

Suatu perayaan yang lazimnya dilakukan dengan gembira.

 

 

Gembira karena boleh berbuka puasa (al-fiṭr, al-ifṭār).

 

 

Hal itu letak bahagia (farḥtah) umt lslam yang berbuka puasa.

 

 

Kebahagiaan lain berkaitan perjumpaan kita dengan Allah.



Rasulullah bersabda,



وَلِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ فَرْحَةٌ حِينَ يُفْطِرُ وَفَرْحَةٌ حِينَ يَلْقَى رَبَّهُ


Bagi orang yang berpuasa, ada 2 kebahagiaan. Kebahagian karena berbuka puasa, dan kebahagian saat bertemu dengan Tuhannya.”

 


Orang merasa senang dengan puasanya saat bertemu dengan Allah.


Dalam Idul Fitri, ada makna transedental.

 

 

Yakni tambah dekat terhadap Tuhan.

 

 

Hal ini signifikan makna al-fitrah sebagai penciptaan (al-ibtidā’) dan agama sunnah (al-dīn wa al-sunnah)

 

 

Fitrah penciptaan manusia untuk ibadah kepada Allah.

 

Al-Quran surah Az-Zariyat (surah ke-51) ayat 56.

 

 

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

 

Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka mengabdi kepada-Ku.

 

 

Beibadah kepada Allah, akan lebih bermakna jika ibadah yang kita lakukan melahirkan sikap iḥsān.

 

 

Yaitu berbuat baik kepada orang lain.

 

 

 “Itu dimensi positif halal bihalal.

 

 

Dan itu pula makna gerakan dakwah Muhammadiyah yang menyantuni dan mengayomi orang lain.”



Prof Haedar Nasir memberi pesan kepada rektor dan seluruh sivitas akademik Universitas Muhammadiyah (UMSurabaya).

 

 

Untuk menjadi pilar strategis atas kemajuan Muhammadiyah.



lnstrumen penting kemajuan Muhammadiyah berada di perguruan tinggi.

 

 

Karena di perguruan tinggi, sumber daya manusia terdidik muncul.

 

 

Dan semoga akan selalu muncul.

 

 

 

(Sumber suara.muhammadiyah).




Baca Juga:  Prof Haedar Nashir: Lebih Suka Can