Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Showing posts with label Fitrah Manusia. Show all posts
Showing posts with label Fitrah Manusia. Show all posts

Sunday, October 11, 2020

5836. PENGERTIAN FITRAH MANUSIA

 


PENGERTIAN FITRAH MANUSIA

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

 

A. Pengertian fitrah manusia.

 

1.  Kata “fitrah” (menurut KBBI V) bisa diartikan “sifat asal”, “kesucian”, “bakat”, dan  “pembawaan”.

 

2.  Nabi bersabda,”Setiap anak dilahirkan suci, kedua orang tuanya yang menjadikan Yahudi, Majusi, atau Nasrani.”

 

     كُلُّ مَوْلُوْدٍ يُوْلَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ

3.  Nabi bersabda,”Setiap anak dilahirkan fitrah atau suci, kedua orang tuanya yang menjadikannya Yahudi, Majusi, atau Nasrani.”

 

 

4.  Dikisahkan seorang sahabat datang menjumpai Nabi untuk menanyakan tentang “kebaikan”.

 

5.  Nabi bersabda, “Apakah kamu datang untuk menanyakan kebaikan?”

 

6.  “Benar, Ya Rasul,” jawab sahabat.

 

 

7.  Nabi bersabda,”Tanya kepada hatimu! Kebaikan adalah sesuatu yang membuat hatimu tenang dan tenteram, sedangkan dosa adalah sesuatu yang membuat hatimu gelisah dan kacau”.

 

8.  Al-Quran suraj Al-Baqarah, surah ke-2 ayat 286.

 

 

     لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۚ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ ۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ ۖ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا ۚ أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ

    

     Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dia mendapatkan pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan dia mendapatkan siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa), “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir”.  

 

9.  Ayat Al-Quran ini mengisyaratkan manusia pada hakikatnya bisa membedakan baik dan jelek.

 

10.     Tetapi manusia sering tidak mampu melawan godaan yang datang.

 

11.     Para ulama membedakan frase “kasabat” dengan “iktasabat”.

 

12.     Kasabat adalah “perbuatan yang dilakukan dengan gampang.

 

13.     Iktasabat adalah perbuatan yang dilakukan dengan susah payah.

 

14.     Semua perbuatan baik yang mendatangkan pahala disebut “kasabat”.

 

15.     Yaitu perbuatan yang gampang dilakukan, karena sesuai fitrah manusia.

 

16.     Perbuatan buruk mendatangkan dosa disebut “iktasabat”.

 

17.     Karena harus dikerjakan susah payah perlu tenaga dan dana.

 

 

18.     Al-Quran surah Ar-Rum (surah ke-30) ayat 30 menjelaskan manusia gampang mengakui kebenaran ajaran Islam yang fitrah, karena sesuai dengan jiwa asli manusia.

 

     فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا ۚ فِطْرَتَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا ۚ لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ۚ ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ

 

     Maka hadapkan wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.

 

19.     Al-Quran surah Al-Isra (surah ke-17) ayat 14.

 

     اقْرَأْ كِتَابَكَ كَفَىٰ بِنَفْسِكَ الْيَوْمَ عَلَيْكَ حَسِيبًا

 

    Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai penghisab terhadapmu.

 

 

20.     Manusia sudah diberi “software” (perangkat lunak) yang bisa membedakan baik atau jelek.

 

21.     Di akhirat kelak manusia bisa membaca sendiri nilai “rapornya” dengan objektif.

 

22.     Apakah dirinya layak dimasukkan ke dalam surga atau dilemparkan ke dalam neraka.

 

 

Daftar Pustaka

1.  Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.   

2.  Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.

3.  Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.

4.  Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2

5.  Tafsirq.com online.