Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Showing posts with label AYAT AL-QURAN ADA YANG NASIKH DAN MANSUKH. Show all posts
Showing posts with label AYAT AL-QURAN ADA YANG NASIKH DAN MANSUKH. Show all posts

Wednesday, October 6, 2021

11413. AYAT AL-QURAN ADA YANG NASIKH DAN MANSUKH

 



AYAT AL-QURAN ADA YANG NASIKH DAN MANSUKH

Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.

      

ZAMAN RASULULLAH

Al-Quran adalah sumber utama agama Islam.

Yang diwahyukan Allah lewat malaikat kepada Nabi Muhammad.

 

Secara mutawatir saat terjadi peristiwa.

 

Mutawatir ialah  sifat hadis yang punya banyak sanad.

 

Dan diriwayatkan banyak perawi pada sanadnya.

Sehingga mustahil mereka sepakat berdusta.

Atau memalsukan hadis.


Sanad adalah silsilah orang yang meriwayatkan hadis.

Rawi adalah nama tiap orang yang meriayatakn hadis.

Matan adalah isi redaksi suatu hadis.

 

Sanad adalah rentetan rawi hadis kepada Nabi Muhammad yang dapat dipercayai.

 

Perawi ialah orang yang meriwayatkan hadis Nabi.


 Nabi menghafal ayat Al-Quran secara pribadi.

Dan mengajar para sahabat.

Untuk dipahami, dihafalkan, dan dilaksanakan.

 

Ketika wahyu turun.

Nabi menyuruh Zaid bin Tsabit untuk menulisnya.

Agar mudah dihafal para sahabat. 

 

Zaid bin Tsabit salah seorang sahabat sangat cerdas.

 

Zaid bin Tsabit diperintah Nabi belajar bahasa asing.

Agar Nabi bisa mengirim surat kepada para pemimpin bangsa lain.

 

Zaid bin Tsabit mampu menguasai bahasa asing dengan amat cepat.

 

Para sahabat secara rutin menulis teks Al-Quran untuk dimilikinya sendiri.

 

Para sahabat smenyodorkan Al-Quran kepada Nabi.

Dalam bentuk hafalan dan tulisan.

Untuk dicek benarnya.


Zaman Nabi alat tulis menulis amat terbatas.

 

Para sahabat menuliskan naskah tulisan teks Al-Quran.

 

Pada pelepah kurma, lempengan batu.

Kepingan tulang hewan.

Dan lainnya.

 

Zaman Nabi naskah teks Al-Quran sudah tertuliskan.

Tapi masih berserakan.

 

Tidak terkumpul dalam buku atau mushaf.


 Zaman Nabi sengaja dibentuk dengan hafalan .

Dan penulisan teks Al-Quran para sahabat. 

 

Karena Nabi masih menunggu wahyu berikutnya.

 

Sebagian ayat Al-Quran ada yang “nasikh” dan “mansukh”.

 

Ayat “Nasikh” ialah ayat Al-Quran yang dihapus dan dibatalkan.

Ayat “Mansukh” adalah ayat yang menghapus dan membatalkan.

 

Ayat yang “dimansukh” adalah yang “diganti”.

 

Ayat yang “dinasikh” ayat yang “mengganti”.

 

Zaman Nabi Al-Quran belum dibukukan.

 

Karena wahyu dari Allah lewat malaikat Jibril.

Masih terus turun kepada Nabi Muhammad.

 

Untuk menjawab pertanyaan.

Dan menerangkan suatu  peristiwa.

 

ZAMAN KHALIFAH ABU BAKAR


Nabi Muhammad wafat.

Abu Bakar menjadi  Khalifah.

 

Tahun 632 Masehi terjadi Perang Yamamah.

 

Khalifah Abu Bakar mengirim pasukan menumpas pemberontak.

 

Dipimpin Musailamah Kazzab.

Yang mengaku sebagai nabi. 

 

Khalid bin Walid, komandan pasukan Islam berhasil menumpas pemberontak.


Banyak sahabat Nabi penghafal Quran yang gugur.

 

Umar bin Khattab gelisah.

 

Lalu mengusulkan agar tulisan Al-Quran dikumpulkan dalam  buku.

 

Khalifah Abu Bakar pada awalnya ragu melakukannya.

 

Karena Nabi tidak pernah melakukannya.

 

 Umar bin Khattab berhasil meyakinkan Khalifah Abu Bakar untuk membukukan Al-Quran.

 

Lalu dibentuk “Tim Pengumpulan” Al-Quran.

 

Zaid bin Tsabit.

Salah seorang penulis wahyu pada zaman Nabi.

Diberi tugas sebagai ketua tim.


Zaid bin Tsabit menerima tugas itu.

Meskipun awalnya menolak.

 

Tim Penyusun pembukuan Al-Quran melakukan tugasnya.

 

Khalifah Abu Bakar memerintahkan semua sahabat.

 

Untuk  mengumpulkan naskah tulisan Al-Quran di Masjid Nabawi.

 

Syarat yang harus dipenuhi para penyetor naskah tulisan Al-Quran.

1.      Naskah tulisan yang dikumpulkan.

Harus sesuai dengan hafalan para sahabat lain.

2.      Naskah tulisan ayat Al-Quran memang diperintah Nabi.

Dan dituliskan di depan Nabi. 

 

Beberapa sahabat menulis naskah atas inisiatif sendiri.

 

3.      Naskah tulisan harus dibuktikan dengan 2 saksi.

 

 Tim Penyusun Mushaf Al-Quran berhasil melakukan tugasnya.

 

Zaid bin Tsabit menyerahkan hasilnya kepada Khalifah Abu Bakar.

 

Ketika Abu Bakar wafat.

 

Buku mushaf Al-Quran disimpan Khalifah Umar Bin Khattab.

 

ZAMAN KHALIFAH UMAR BIN KHATTAB


Tidak ada penyusunan dan masalah mushaf Al-Quran.

 

Naskah mushaf Al-Quran sudah selesai.

 

Semua sahabat sepakat.

Dan tidak terjadi perselisihan.


 Khalifah Umar bin Khattab konsentrasi penyebaran Islam ke seluruh wilayah.

 

Umar bin Khattab wafat.

Buku mushaf Al-Quran disimpan Khalifah Usman bin Affan.

 

ZAMAN KHALIFAH USMAN BIN AFFAN


Wilayah Islam semakin luas.

 Beragam suku bangsa masuk Islam.

 

Terjadi perbedaan logat, dialek, aksen.

Dan cara membaca Al-Quran.

 

Khalifah Usman Bin Affan membentuk Tim Lajnah Al-Quran.

 

Zaid bin Tsabit sebagai ketua.

Dengan anggota  Abdullah bin Zubair, Said ibnu Ash.

Dan Abdurahman bin Haris.

 

Usman Bin Affan memerintahkan Zaid bin Tsabit mengambil mushaf di rumah Hafsah binti Umar.

 

Dan menyeragamkan bacaan dengan satu dialek.

 

Menjadi dialek Nabi Muhammad.

Yaitu dialek suku Quraisy. 

 


Usman Bin Affan membuat 6 mushaf.

Yang 5 mushaf dikirimkan ke Mekah, Kuffah, Basrah dan Syria.

Dan 1 mushaf disimpan sendiri.

 

 Mushaf itu disebut “Mushaf Usmani”.

 


Daftar Pustaka

1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.  
2. Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.