Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Showing posts with label BEDANYA ROH JIWA NYAWA. Show all posts
Showing posts with label BEDANYA ROH JIWA NYAWA. Show all posts

Friday, January 8, 2021

8285. BEDANYA ROH JIWA NYAWA

  


BEDANYA ROH JIWA NYAWA

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

 

 

Al-Qur’an memilah komponen manusia 3 bagian, yaitu:

 

1.      Jasad (jisim).

2.      Jiwa (nafs-anfus).

3.      Roh.

 

 

Secara saintifik, jasad terdiri atas organ.

 

 

Organ terdiri atas jaringan sel.

 

 

Sel terdiri atas molekul.

 

 

Molekul terdiri atas atom dan seterusnya.

 

 

Semua itu material.

 

 

Dan material itu benda mati.

 

 

Jika dianalogkan dengan komputer, maka jasad ibarat hardware (perangkat keras).

 

 

Ada pentium 1, 2, dan seterusnya.

 

 

Semakin hebat sirkuitnya, kian hebat chip atau otak komputer itu.

 

 

Hadware itu benda mati.

 

Setiap benda punya energi.

 

Energi ini yang disebut jiwa.

 

 

Allah mencipta badan manusia  berbeda, maka energinya juga berbeda tiap orang.

 

 

Energi itu tersimpan di otak.

 

 

Otak adalah perbatasan antara badan dan jiwa.

 

 

 

Badan dan jiwa adalah benda mati yang tak punya kehendak sendiri.

 

Roh yang mengendalikan badan dan jiwa.

 

 

Roh adalah OS (operasional system).

 

 

Roh punya sifat Allah yang ditularkan kepada makhluk.

 

 

Badan dan jiwa yang mati, saat ditiupi roh ketuhanan menjadi hidup.

 

 

Jika OS berupa roh dimasukkan ke dalam jasad atau hardwarenya, maka jiwanya bisa dididik.

 

 

Istilah komputernya bisa dimasuki program aplikasi.

 

 

Itupun harus sesuai dengan hardwarenya.

 

 

Roh adalah sistem informasinya.

 

 

Setiap manusia menyimpan potensi ilahiah.

 

 

Jika potensinya bisa disalurkan ke luar, maka disebut orang mendekat kepada Allah.

 

 

 

Tetapi konsep dekat di sini tidak seperti konsep dekat benda.

 

 

 

Al-Qur’an menjelaskan, bahwa Allah itu lebih dekat daripada urat nadi.

 

 

Al-Quran surah Qaf (surah ke-50) ayat 16.

 

 

 

وَلَقَدْ خَلَقْنَا ٱلْإِنسَٰنَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهِۦ نَفْسُهُۥ ۖ وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ ٱلْوَرِيدِ


 

 

 

Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.



 

Tuhan itu lebih dekat dibanding sesuatu yang tak berjarak.

 

 

Tiap manusia punya potensi kecerdasan, kreativitas, dan potensi lain yang bersifat ilahiah.

 

 

 

Jika potensi semua manusia sama, mengapa keluarnya berbeda?

 

 

Misalnya, ada bola kaca bersinar yang dilapisi 2 lapis lagi bola kaca.

 

 

 

Lapisan ke-1 adalah roh, lapisan ke-2 adalah jiwa, dan lapisan ke-3 adalah jasad.

 

 

 

 

 

Jika lapisan ke-2 kotor, maka cahaya dari inti bola kaca akan terhalang.

 

 

Dalam hadis disebutkan tiap orang berbuat dosa, menabung noda hitam dalam jiwanya.

 

 

 

Sehingga potensi nuraninya, cahaya roh tidak keluar, karena  terhalang noktah dosa.

 

 

 

Jika ingin mengeluarkan potensi ilahiah dalam diri kita, maka bersihkan jiwa.

 

 

Dengan cara akhlaknya diperbaiki.

 

 

Maka otomatis potensi ketuhanan  akan keluar.

 

 

 

 

Al-Qur’an menyebutkan jiwa  punya potensi baik dan buruk.

 

 

Jiwa manusia bisa berubah kualitasnya.

 

 

Jiwa bisa diperbaiki atau dirusak.

 

 

Tapi roh tetap selamanya.

 

Roh itu standar.

 

 

Al-Qur’an menjelaskan jiwa itu sebagai entitas bisa naik atau  turun.

 

 

1.      Nafs ammarah (emosional).

 

2.      Nafs hawa (erusak).

 

3.      Nafs lawwama (menyesali kesalahan).

 

4.      Nafs mutmainnah (tenang).

 

 

 

Manusia itu asalnya netral.

 

 

Jika manusia senantiasa menyucikan jiwanya, maka dia akan menemui kemenangan.

 

 

 

Jika suka mengotorinya, maka hidupnya akan celaka.

 

 

lntinya, manusia harus senantiasa memperbaiki kualitas jiwanya.

 

 

 

Jiwa punya fitur-fitur.

 

 

 

Secara garis besarnya, ada fikir dan zikir.

 

 

Ulul albab adalah orang yang mampu mengoptimalkan keduanya.

 

 

 

Ulul albab bisa mengambil pelajaran dalam arti subtansial.

 

 

Hatinya selalu berzikir dan sanggup mendayagunakan perangkat berfikirnya untuk tafakkur secara ilmiah.

 

 

 

Tafakkur itu kecerdasan intelektual atau IQ.

 

 

Tazakkur itu lebih condong pada kecedasan emosional.

 

 

 

 

Orang Barat lebih cenderung pada tafakkur.

 

 

Tafakkur itu berfikir ilmiah komponennya berupa logika, rasionalitas, analisa, memori dan perangkat ilmiah yang empiris.

 

 

 

Dengan perangkat itu, ahli Barat  bisa membaca alam semesta.

 

 

Tapi hanya sebatas permukaannya saja yang bersifat materialistik.

 

 

 

Orang Barat memakai satu perangkat saja bisa luar biasa.

 

 

 

Alangkah indahnya jika kedua potensi dipersandingkan mesra.

 

 

Tentu akan muncul generasi ulul albab.

 

 

(Sumber internet Agus Mustofa)