Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Showing posts with label RA KARTINI JADI ISTRI KE-4 BUPATI JEPARA. Show all posts
Showing posts with label RA KARTINI JADI ISTRI KE-4 BUPATI JEPARA. Show all posts

Monday, April 11, 2022

13139. RA KARTINI JADI ISTRI KE-4 BUPATI JEPARA

 

 



 

RA KARTINI JADI ISTRI KE-4 BUPATI JEPARA

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

 

Kisah RA Kartini yang menolak poligami.

 

 Tapi terpaksa jadi istri ke-4 Bupati Jepara.

 

 

Kisah RA Kartini menjadi sejarah tak terlupakan hingga sekarang.

 

 Perjalanan cintanya tampak menyedihkan.

 

 

RA Kartini dipaksa masuk dalam poligami.

  

RA Kartini berada dalam lingkungan poligami sejak kecil.

  

RA Kartini sudah paham tentang hal itu.

  

Ayah RA Kartini (Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat) tak hanya punya 1 istri saja.

 

 Ibunya, MA Ngasirah harus rela dipoligami oleh ayahnya.

  

Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat menikah lagi dengan Raden Ajeng Woerjan.

  

Saat itu, Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat akan menjadi bupati.

 

 Sehingga harus menikah dengan wanita keturunan bangsawan.

 

 RA Kartini menentang poligami karena dianggap merugikan wanita.

  

RA Kartini adalah pejuang kesetaraan pria dan wanita.

  

RA Kartini menentang poligami.

  

Tapi RA Kartini terseret poligami dengan menjadi istri ke-4 Bupati Jepara.

  

RA Kartini gagal sekolah di Belanda bersama adik-adiknya.

  

Karena ditentang oleh sang ayahnya.

 

 Keputusan ayahnya membuat  RA Kartini  murung.

  

Ayahnya juga menentang RA Kartini sekolah di Batavia.

  

Keputusan itu membuat RA Kartini pingsan.

 

 

RA Kartini harus menikah dengan Bupati Rembang Raden Adipati Djojo Adiningrat.

  

 

Sehingga RA Kartini menulis beberapa surat tentang cinta pada sahabatnya.

 

 RA Kartini (24 tahun) menikah dengan Bupati Rembang Adipati Djojoadiningrat.

 

 RA Kartini meninggal usia 25 tahun.

 

 Setelah melahirkan anak laki-laki.

 

 Kemudian Mr JH Abendanon (sahabat RA Kartini).

 

Mengumpulkan surat yang pernah dikirimkan oleh RA Kartini.

 

 Mr JH Abendanon  menerbitkan dalam buku berjudul,

 

 "Door Duisternis tot Licht".

 

 

Yang terbit pertama tahun 1911.

  

Pada 1922 buku itu terbit dalam bahasa melayu.

  

Berjudul "Habis Gelap Terbitlah Terang" .

  

Yang diterbitkan Balai Pustaka.

 

 Kemudian buku "Door Duisternis tot Licht".

 

 Diterjemahkan Agnes Louise Symmers, menjadi:

  

 "Letters of a Javanese Princess".

 

 

 

Perasaan RA Kartini tentang cinta.

 

 Terungkap dalam surat-surat yang dikirim kepada sahabatnya itu.

  

KUTIPAN SURAT RA KARTINI

 

Surat RA Kartini dalam "Letters of a Javanese Princess"

 

 "Love! what do we know here of love?

 

How can we love a man whom we have never known?

 

And how could he love us?

 

That in itself would not be possible.

 

Young girls and men must be kept rigidly apart, and are never allowed to meet."

  

Cinta! Apa yang kita ketahui tentang cinta?

 

Bagaimana kita dapat mencintai seorang pria yang tak pernah kita kenal sebelumnya?

 

Bagaimana pria itu dapat mencintai kita?

 

Tentu saja mustahil.

 

Perempuan dan laki-laki muda dipisahkan, dan tak pernah diizinkan untuk berjumpa.

 

(Jepara - 25 Mei 1899)

  

"How can a man and woman love each other when they see each other for the first time in their lives after they are already fast bound in the chains of wedlock?"

 

 Bagaimana mungkin seorang pria dan wanita dapat mencintai satu dengan yang lain.

 

 Ketika mereka baru berjumpa pertama kali dalam kehidupan ini setelah mereka terikat dalam pernikahan?

 

(Jepara - 6 November 1899)

 

 

"I shall never, never fall in love.

 

To love, there must first be respect, according to my thinking; and I can have no respect for the Javanese young man.

 

How can I respect one who is married and a father, and who, when he has had enough of the mother of his children, brings another woman into his house?"

  

Saya tak akan pernah, tak akan pernah jatuh cinta.

 

Mencintai, pertama-tama membutuhkan rasa hormat, menurut hemat saya.

 

 

Dan saya tidak dapat menghormati pemuda Jawa muda.

 

 Bagaimana saya bisa menghormati seseorang yang telah menikah dan menjadi seorang ayah.

 

 dan telah punya istri yang melahirkan anak-anaknya, membawa perempuan lain ke dalam rumahnya?

 

(Jepara - 6 November 1899)

 

 "I think there is nothing finer than to be able to call a happy smile to a loved mouth—to see the sunshine break over another's face."

 

 Tiada hal yang lebih indah.

 

 

Selain dapat menerbitkan senyum di wajah mereka yang kita cinta.

 

 (November 1899)

  

"Too often we are made to feel that we Javanese are not really human beings at all.

 

How do the Netherlanders expect to be loved by us when they treat us so?

 

Love begets love, but scorn never yet aroused affection."

  

Terlalu sering kami merasakan bahwa kami, orang Jawa, bukan manusia sama sekali.

 

Bagaimana mungkin orang-orang Belanda berharap untuk dicintai orang-orang Jawa.

  

Ketika mereka memperlakukan kami seperti ini?

 

Cinta melahirkan cinta.

  

Tetapi hinaan tak akan pernah menimbulkan kasih sayang.

 

(23 Agustust 1900)

  

"We wished to be loved - not feared."

  

Kita berharap untuk dicintai - bukan ditakuti.

 

(17 Agustus 1902)

 

 

"Love is the bond which binds us together."

  

Cinta adalah ikatan yang menyatukan kita.

 

(17 Agustus 1902).

 

 
(Dari berbagai Sumber)