Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Showing posts with label JASA ORANG ARAB KEPADA BUNG KARNO AMAT BESAR. Show all posts
Showing posts with label JASA ORANG ARAB KEPADA BUNG KARNO AMAT BESAR. Show all posts

Monday, August 2, 2021

10704. JASA ORANG ARAB KEPADA BUNG KARNO AMAT BESAR

 







JASA ORANG ARAB KEPADA  BUNG KARNO AMAT BESAR

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

  

Pada 17 Agustus 1945, di halaman rumah jalan Pegangsaan Timur No 56, Jakarta.

 

Soekarno – Hatta atas nama Bangsa Indonesia memproklamirkan Kemerdekaan Bangsa Indonesia.

 

Di halaman rumah siapakah proklamasi dikumandangkan?

Aktifitas menjelang kemerdekaan, bagi para tokoh pendiri republik ini Menguras banyak enerji dan pikiran.

 

Hal ini menyebabkan Soekarno (Bung Karno) sakit.

 

Soekarno terserang penyakit beri-beri dan malaria.

 

Badannya kerap menggigil, panas-dingin, dan lemas.

 

Seorang pengusaha asal Yaman, Farej Said Martak, adalah sahabat Bung Karno.

Martak memberi madu Arab, Sidr Bahiyah, dari Hadramaut, Yaman kepada Bung karno.

 

Madu Sidr Bahiyah bukan sembarang madu.

 

Khasiatnya sudah teruji sejak ratusan tahun lalu.

 

Bersifat antibiotik dan antiseptik.

 

Setelah mengkonsumsi madu Sidr, kondisi Bung Karno berangsur pulih.

Lalu, didampingi Mohammad Hatta, Bung Karno membacakan naskah Proklamasi di depan rumah di Jalan Pegangsaan Timur 56, Cikini, Menteng, Jakarta.

  

Tahukah Anda, rumah siapakah yang terletak di Jalan Pegangsaan Timur 56 itu?

 

Rumah ini milik keluarga Farej yang dihibahkan kepada Bung Karno.

 

Di rumah ini Ibu Fatmawati menjahit Bendera Merah Putih pada malam sebelum teks proklamasi dibacakan.

 

Atas permintaan Bung Karno, pada 1962, rumah di Jalan Pegangsaan Timur 56 itu dirobohkan.

 

Di atas bangunan didirikan Gedung Pola.

 

Tempat Bung Karno dan Bung Hatta berdiri saat membacakan teks Proklamasi, didirikan monumen Tugu Proklamasi.

 

Jalan Pegangsaan Timur diubah menjadi Jalan Proklamasi.

Pemerintah Indonesia secara resmi menyampaikan terima kasih kepada keluarga Martak.

 

Berupa surat pada 14 Agustus 1950 yang ditandatangani oleh Ir. Mananti Sitompoel sebagai Menteri Pekerdjaan Umum dan Perhubungan Indonesia.

 

Disebutkan juga dalam surat itu, selain rumah di jalan Pegangsaan Timur 56.

 

Keluarga Martak membeli beberapa gedung lain di Jakarta yang sangat berharga bagi kelahiran negara Republik Indonesia.

 

Siapakah Farej bin Said bin Awadh Martak?

 

Ia adalah putra ketiga dari empat bersaudara.

 

Secara berurutan, kakak-kakak Farej adalah Djusman Martak dan Muhammad Martak.

 

Adiknya bernama Ahmad Martak.

  

Keluarga Martak dan keluarga Badjened mendirikan N.V. Alegemeene Import-Export en Handel Martak Badjened (Marba), dan Farej menjadi Presiden Direkturnya.

  

Jejak Marba bisa ditelusuri di Jogyakarta berupa Hotel Garuda, dan di Semarang berupa Gedung Marba.

 

Dari Muhammad Martak, kakak dari Farej, lahirlah seorang putra bernama Yusuf Muhammad Martak.

 

Yusuf Muhammad Martak dikenal sebagai Ketua GNPF-Ulama.

 

Nama besar Marba kini dilanjutkan oleh Yusuf dengan aneka bidang usaha.

 

Mulai restoran sampai ke biro perjalanan, dan berpusat di Tebet, Jakarta Selatan.

 

Dengan alur-kisah itu, kehadiran Yusuf Muhammad Martak dalam pergerakan nasional sanagt penting.

 

Yusuf bukan tipe manusia yang memanfaatkan nama besar keluarga untuk kepentingan pribadinya.

 

Tapi ia merasa terpanggil agar terus berkontribusi kepada negara-bangsa ini.

 

Dia punya jargonn, “Apa yang bisa kami berikan untuk Republik ini”.

 

Bukan “Apa yang bisa kami ambil dari Republik ini”.

 

Ini prinsip Nasionalis-Islamis yang sedang dikembangkan oleh Yusuf Muhammad Martak

 

Kontribusi keturunan Arab tidak hanya berkait dengan rumah di Jalan Pegangsaan Timur 56.

 

Tetapi juga bidang yang lain.

 

Sayyid Muhammad Husein bin Salim bin Ahmad bin Salim bin Ahmad al-Muthahar.

 

Yang dikenal dengan nama H. Mutahar (5 Agustus 1916 -9 Juni 2004), penggubah lagu:

 

1)     Syukur (Januari 1945).

 2)     Mars Hari Merdeka (1946).

  

3)     Dirgahayu Indonesiaku yang menjadi lagu resmi ulang tahun ke-50 Kemerdekaan Indonesia.

 

 

Muthahar aktif berkomunikasi dengan 6 bahasa asing itu adalah salah seorang keturunan Nabi Muhammad.

 

Kehadiran keluarga Martak dan Muthahar adalah fakta.

Keturunan Arab di Indonesia punya kontribusi sangat besar bagi kelahiran Republik lndonesia.

 

 

(Sumber detiknews)