Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Showing posts with label GUS BAHA TOLERANSI BUTUH ILMU. Show all posts
Showing posts with label GUS BAHA TOLERANSI BUTUH ILMU. Show all posts

Saturday, June 12, 2021

9891. GUS BAHA TOLERANSI BUTUH ILMU


 




GUA BAHA TOLERANSI BUTUH ILMU

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

 

 

Sikap Toleransi Butuh Ilmu yang Cukup.

 

Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha) mengatakan.

 

Kunci sikap toleransi adalah punya referensi ilmu yang cukup.  

 

 

Gus Baha dalam Halal bi Halal KJRI Frankfurt yang digelar  virtual.

 

Yang diikuti seluruh organisasi masyarakat Islam di wilayah kerjanya.

 

Termasuk Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Jerman, Ahad (6/6).  

 

"Pikiran saya sederhana.

 

Ilmu itu melahirkan sikap.

 

 

Jika punya referensi yang cukup tentang toleransi.

 

Maka kita hidup di mana saja  tetap bisa toleransi.”

 

Dalam acara dengan tema Halal bi Halal Meningkatkan Persatuan Internasional dan Antarumat Beragama.

 

“Dengan sifat toleransi, akan  membuat orang bisa hidup di lintas negara, agama dan komunitas.”   

 

 

Umat lslam tidak boleh memerangi umat beragama lain.

 

 

Karena konteksnya tidak dalam suasana perang.

 

 

Adapun pihak yang boleh diperangi.

 

Yaitu orang yang memerangi kita.

 

 

Seperti zaman penjajahan Jepang dan Belanda di Indonesia. 

 

 

Saat kondisi damai atau perang ada konteks rasionalnya.

 

Ayatnya jelas.

 

Orang yang kita benci, bisa saja nanti ditakdirkan Allah jadi orang yang kita cintai.

 

Al-Quran surah Al-Mumtahanah (surah ke-60) ayat 7.

 

 

۞ عَسَى اللَّهُ أَنْ يَجْعَلَ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَ الَّذِينَ عَادَيْتُمْ مِنْهُمْ مَوَدَّةً ۚ وَاللَّهُ قَدِيرٌ ۚ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ

 

Semoga Allah menimbulkan kasih sayang antara kamu dengan orang yang kamu musuhi di antara mereka. Dan Allah Maha Kuasa. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

 

 

 

Referensi ilmu tentang toleransi cukup banyak dalam Islam.

 

Seperti kisah orang Yahudi yang minta tolong kepada Siti Aisyah.

 

Setelah ditolong, ia mendoakan agar Aisyah selamat dari siksa kubur. 

 

Meskipun beda agama.

 

 

Jika hal itu benar,  maka tetap dibenarkan.

 

 

Kaidah dalam interaksi beda agama.

 

Yaitu jangan bilang: iya semua.

 

Dan jangan bilang: tidak semua.

 

 

Tapi sesuaikan dengan referensi ajaran Rasulullah.

 

Misalnya, Abdullah bin Umar memasak daging kambing.

 

Kemudian menyuruh  pembantunya.

 

 

Agar sebagian daging itu dibagikan kepada tetangga beragama Yahudi.   

 

Pembantu bertanya  alasan Ibnu Umar memberi daging kepada tetangga Yahudi.

 

 

Ibnu Umar menjelaskan bahwa itu ajaran Rasulullah untuk memuliakan  tetangga.

 

 

Pada suatu hari, Nabi Ibrahim kedatangan tamu orang beragama Majusi.

 

 

Tapi Nabi Ibrahim tidak mau memberi makan kepada orang yang tidak beragama Islam.

 

 

Orang Majusi umur 50 tahun itu pergi.  

 

 

Tak lama kemudian, Nabi Ibrahim ditegur Allah.

 

 

Allah berfirman,

 

 

“Aku memberi makan dia selama 50 tahun saja, tidak ada syarat apa pun.

Tapi kamu sehari saja sudah minta syarat.”

 

 

Setelah ditegur.

 

Nabi Ibrahim mengejar Majusi dan memberinya makan.  

 

 

“Kisah seperti ini.

 

 

Bisa menolong siapa pun dalam komunitas internasional.

 

 

Agar punya referensi dalam bersikap, " tandas Gus Baha.  

 

(Sumber NUonline)