Wednesday, November 20, 2024

37935. MANUSIA AKAN AJAL WAJIB WASIAT HARTA



MANUSIA AKAN AJAL WAJIB WASIAT HARTA  

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

Ajal.

Artinya saat akan mati.

 

Wasiat

Yaitu pesan terakhir dari orang yang akan meninggal.

Biasanya terkait harta kekayaan dan lainnya.

 

Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 180-184.

 

تِبَ عَلَيْكُمْ إِذَا حَضَرَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ إِنْ تَرَكَ خَيْرًا الْوَصِيَّةُ لِلْوَالِدَيْنِ وَالْأَقْرَبِينَ بِالْمَعْرُوفِ ۖ حَقًّا عَلَى الْمُتَّقِينَ

 

180. Diwajibkan atas kamu, jika seorang di antara kamu kedatangan (tanda-tanda) maut, jika ia meninggalkan banyak harta berwasiat untuk ibu-bapak dan karib kerabatnya secara makruf, (ini adalah) kewajiban atas orang-orang bertakwa.

 

Keterangan ayat 180.

Besarnya wasiat tak lebih 1/3 dari semua harta.

 

Ayat 180 turun.

Khusus ahli waris dinasakh (diganti hukumnya) dengan ayat waris QS (4:11)

 

Ahli waris.

Yaitu orang yang berhak menerima harta warisan.

 

Mendamaikan.

Artinya:

 

Memberi saran agar orang berwasiat berlaku adil.

Dan sesuai aturan agama.

 


فَمَنْ بَدَّلَهُ بَعْدَمَا سَمِعَهُ فَإِنَّمَا إِثْمُهُ عَلَى الَّذِينَ يُبَدِّلُونَهُ ۚ إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

 

181. Maka barang siapa mengubah wasiat, setelah ia mendengarnya, maka sesungguhnya dosanya bagi orang yang mengubahnya. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

 

فَمَنْ خَافَ مِنْ مُوصٍ جَنَفًا أَوْ إِثْمًا فَأَصْلَحَ بَيْنَهُمْ فَلَا إِثْمَ عَلَيْهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ

 

182. (Tapi) barang siapa khawatir terhadap orang yang berwasiat, berlaku berat sebelah atau berbuat dosa, lalu ia mendamaikan mereka, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

 

183. Hai orang-orang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sepertia diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.

 

أَيَّامًا مَعْدُودَاتٍ ۚ فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۚ وَعَلَى الَّذِينَ يُطِيقُونَهُ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ ۖ فَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَهُ ۚ وَأَنْ تَصُومُوا خَيْرٌ لَكُمْ ۖ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ

 

184. (Yaitu) dalam beberapa hari tertentu. Maka barang siapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajib baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan pada hari lain. Dan wajib bagi orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidiah, (yaitu): memberi makan seorang miskin. Barang siapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itu lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.

 

Asbabun nuzul (sebab turun) ayat 184.

Mujahid jelaskan.

 

Ayat 184 turun

Terkait Qais Saib sudah sangat tua.

 

Tapi memaksa tetap berpuasa.

Lalu turun ayat 184 ini.

 

Qais Saib tak berpuasa.

Diganti memberi makan 1 orang miskin tiap hari.

 

Al-Quran surah An-Nisa (surah ke-4) ayat 11.

 


يُوصِيكُمُ اللَّهُ فِي أَوْلَادِكُمْ ۖ لِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْأُنْثَيَيْنِ ۚ فَإِنْ كُنَّ نِسَاءً فَوْقَ اثْنَتَيْنِ فَلَهُنَّ ثُلُثَا مَا تَرَكَ ۖ وَإِنْ كَانَتْ وَاحِدَةً فَلَهَا النِّصْفُ ۚ وَلِأَبَوَيْهِ لِكُلِّ وَاحِدٍ مِنْهُمَا السُّدُسُ مِمَّا تَرَكَ إِنْ كَانَ لَهُ وَلَدٌ ۚ فَإِنْ لَمْ يَكُنْ لَهُ وَلَدٌ وَوَرِثَهُ أَبَوَاهُ فَلِأُمِّهِ الثُّلُثُ ۚ فَإِنْ كَانَ لَهُ إِخْوَةٌ فَلِأُمِّهِ السُّدُسُ ۚ مِنْ بَعْدِ وَصِيَّةٍ يُوصِي بِهَا أَوْ دَيْنٍ ۗ آبَاؤُكُمْ وَأَبْنَاؤُكُمْ لَا تَدْرُونَ أَيُّهُمْ أَقْرَبُ لَكُمْ نَفْعًا ۚ فَرِيضَةً مِنَ اللَّهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلِيمًا حَكِيمًا

 

11. Allah mensyariatkan bagimu tentang (pembagian pusaka untuk) anak-anakmu. Yaitu: bagian 1 anak lelaki sama dengan bagian 2 anak perempuan; dan jika anak itu semua perempuan lebih dari 2, maka bagi mereka 2/3 harta yang ditinggalkan; jika anak perempuan 1 orang saja, maka ia memperoleh 1/2 harta. Dan untuk 2 orang ibu-bapak, bagi masing-masingnya 1/6 dari harta yang ditinggalkan, jika yang meninggal punya anak; jika orang yang meninggal tidak punya anak dan ia diwarisi oleh ibu-bapaknya (saja), maka ibunya mendapat 1/3; jika yang meninggal punya beberapa saudara, maka ibunya dapat 1/6. (Pembagian di atas) sesudah dipenuhi wasiat yang ia buat atau (dan) sesudah dibayar utangnya. (Tentang) orang tuamu dan anak-anakmu, kamu tidak tahu siapa di antara mereka yang lebih dekat (banyak) manfaatnya bagimu. Ini ketetapan dari Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

 

HIBAH

Artinya:

Pemberian dengan sukarela.

 

Dengan mengalihkan hak atas sesuatu.

Pada orang lain.

 

Hibah wasiat.

Artinya pemberian yang ditulis.

Atau diucapkan sebagai wasiat.

 

 

 (Sumber Tafsir Quran Perkata DR M Hatta)

Related Posts:

0 comments:

Post a Comment