Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Showing posts with label BENDERA PERANG RASULULLAH WARNA PUTIH TULISAN HITAM. Show all posts
Showing posts with label BENDERA PERANG RASULULLAH WARNA PUTIH TULISAN HITAM. Show all posts

Tuesday, June 1, 2021

9760. BENDERA PERANG RASULULLAH WARNA PUTIH TULISAN HITAM

 


BENDERA PERANG RASULULLAH WARNA PUTIH TULISAN HITAM

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

 

 

Rasulullah umur 54 tahun.

 

Allah mengizinkan untuk berperang.

 

 

Rasulullah mengirim pasukan dan memimpin perang melawan kaum yang memerangi beliau.

 

 

Al-Qurah surah Al-Haj (surah ke-22) ayat 39.

 

أُذِنَ لِلَّذِينَ يُقَاتَلُونَ بِأَنَّهُمْ ظُلِمُوا ۚ وَإِنَّ اللَّهَ عَلَىٰ نَصْرِهِمْ لَقَدِيرٌ

 

Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu.

 

 

Perang Siful Bahr.

 

Pada 1 Ramadan 1 Hijriah (623 Masehi).

 

Rasulullah mengirim Hamzah bin Abdul Munttalib menghadang kafilah Quraisy yang kembali dari Syam.

 

Bendera perang pertama berwarna putih dan bertulisan hitam:

 

 “La ilaha illallah Muhammadur Rasulullah”

 

Dipegang Martad Kannaz bin Hishn.

 

 

Hamzah bin Abdul Munttalib membawa 30 pasukan Muhajirin berhadapan dengan Abu Jahal dan rombongannya 300 orang.

 

 

Majdy bin Amr adalah sekutu kedua pihak dan melerai mereka, sehingga batal berperang.

 

 

Perang Rabigh.

 

Pada 1 Syawal 1 Hijriah (623 Masehi).

 

Rasulullah mengirim Ubaidah bin Harist menghadang kafilah Quraisy di lembah Rabigh.

 

 

Bendera perang berwarna putih bertulisan hitam

 

 “La ilaha illallah Muhammadur Rasulullah” dipegang Misthah bin Utsatsah.

 

 

Ubaidah bin Harist dengan 60 Muhajirin berpapasan dengan Abu Sufyan bersama 200 orang di lembah Rabigh.

 

 

Kedua pihak sudah melepaskan anak panah, tetapi tidak sampai berperang.

 

 

Dalam peristiwa itu, 2 orang anggota pasukan Quraisy, yaitu Miqdad bin Amr dan Utbah bin Ghazwan masuk lslam.

 

 

Perang Kharrar.

 

Pada Mei 623 M (Dzulqaidah 1 Hijriah).

 

Rasulullah mengirim Saad bin Abi waaqsh dengan 20 orang menghadang kafilah dagang Quraisy.

 

 

Mereka bergerak malam hari dan siang harinya bersembunyi.

 

 

Bendera perang berwarna putih bertulisan hitam:

 

“La ilaha illallah Muhammadur Rasulullah” dipegang oleh Miqdad Amr.

 

 

Pada hari ke-5, pagi tiba di Kharrar, tetapi kafilah sudah lewat sehari sebelumnya.

 

 

 

Perang Abwa (Waddan).

 

Agustus 623 Masehi (Shafar 2 Hijriah).

 

Rasulullah memimpin pasukan sendiri dengan 70 pasukan Muhajirin menghadang kafilah Quraisy.

 

 

Saad bin Ubadah diangkat sebagai wakil di Madinah.

 

 

Perang Abwa (Waddan) adalah perang pertama yang dipimpin Rasulullah langsung.

 

 

Bendera perang berwarna putih bertulisan hitam:

 

 “La ilaha illallah Muhammadur Rasulullah” dipegang Hamzah bin Abdul Munththalib.

 

 

Perjalanan 15 hari, tetapi tidak terjadi peperangan.

 

 

Perang Buwath

 

September 623 Masehi (Rabiul Awal 2 Hijriah.

 

Rasulullah dengan 200 sahabat menghadang kafilah Quraisy.

 

 

Kafilah Quraisy dipimpin Umayah bi Khalaf dengan 100 orang membawa 2500 unta berisi barang dagangan.

 

 

Tetapi tidak terjadi peperangan.

 

 

Perang Safawan

 

September 623 Masehi (RabiulAwal 2 Hijriah).

 

 Rasulullah dengan 70 sahabat mengejar Kurs bin Jabir dan orang Quraisy yang merampok hewan ternak di Madinah.

 

 

Bendera perang berwarna putih bertulisan hitam:

 

“La ilaha illallah Muhammadur Rasulullah” dipegang Ali bin Abi Thalib.

 

 

Zaid bin Haritsah diangkat sebagai wakil di Madinah.

 

 

 Perampoknya tidak ditemukan.

 

Perang ini disebut Perang Badar Ula (pertama).

 

Perang Dzul Usyairah

 

November-Desember 623 Masehi (Jumadil Ula-Jumadil Akhir 2 Hijriah).

 

Rasulullah dengan 150 pasukan Muhajirin menghadang kafilah Quraisy yang menuju Syam.

 

Abu Salamah Makhzumi diangkat sebagai wakil di Madinah.

 

 

Bendera perang berwarna putih bertulisan hitam:

 

“La ilaha illallah Muhammadur Rasulullah” dipegang Hamzah bin Abdul Munththalib.

 

 

Rasulullah tiba di Dzul Usyairah, tetapi kafilah Quraisy sudah lewat beberapa hari sebelumnya.

 

 

Kembalinya kafilah Quraisy ini yang nantinya menyebabkan terjadinya Perang Badar Kubra.

 

 

Perang Nakhlah

 

Januari 624 Masehi (Rajab 2 Hijriah).

Rasulullah mengirim Abdullah bin Jahsy dengan 12 pasukan Muhajirin ke Nakhlah.

 

Tiap 2 orang naik 1 unta.

 

 

Rasulullah memberi surat tertutup, yang hanya boleh dibuka setelah 2 hari perjalanan.

 

 

Setelah 2 hari, Abdullah bin Jahsy membuka surat Rasulullah.

 

 

Yang isinya perintah menyelidiki kafilah Quraisy.

 

 

 Abdullah bin Jahsy berkata,”Aku mendengar dan aku patuh.”

 

 

Terjadi peperangan di Nakhlah, Amr bin Hadramy mati terkena anak panah.

 

 

Amr bin Hadramy (orang Quraisy) adalah korban tewas pertama yang terbunuh oleh pasukan lslam.

 

 

Aada 2 orang tawanan pertama yang ditangkap pasukan lslam.

 

 

Dan pasukan lslam mendapat barang rampasan pertama dalam perang.

 

 

Rasulullah tidak berkenan umat lslam perang dalam bulan suci.

 

 

Rasulullah bersabda,”Aku tidak memerintah kalian berperang dalam bulan suci.”

 

 

Rasulullah tidak mau menerima barang rampasan dan tawanan itu.

 

 

Kaum musyrik menuduh umat lslam menghalalkan sesuatu yang diharamkan oleh Allah.

 

 

Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 217.

 

يَسْأَلُونَكَ عَنِ الشَّهْرِ الْحَرَامِ قِتَالٍ فِيهِ ۖ قُلْ قِتَالٌ فِيهِ كَبِيرٌ ۖ وَصَدٌّ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ وَكُفْرٌ بِهِ وَالْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَإِخْرَاجُ أَهْلِهِ مِنْهُ أَكْبَرُ عِنْدَ اللَّهِ ۚ وَالْفِتْنَةُ أَكْبَرُ مِنَ الْقَتْلِ ۗ وَلَا يَزَالُونَ يُقَاتِلُونَكُمْ حَتَّىٰ يَرُدُّوكُمْ عَنْ دِينِكُمْ إِنِ اسْتَطَاعُوا ۚ وَمَنْ يَرْتَدِدْ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ فَيَمُتْ وَهُوَ كَافِرٌ فَأُولَٰئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ ۖ وَأُولَٰئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ ۖ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ

 

Mereka bertanya kepadamu tentang berperang pada bulan Haram. Katakan,"Berperang dalam bulan itu adalah dosa besar; tetapi menghalangi (manusia) dari jalan Allah, kafir kepada Allah, (menghalangi masuk) Masjidil Haram dan mengusir penduduknya dari sekitarnya, lebih besar (dosanya) di sisi Allah. Dan berbuat fitnah lebih besar (dosanya) daripada membunuh. Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup. Barang siapa murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itu yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.

 

 

Ayat ini menjelaskan dosa orang musyrik lebih besar daripada dosa yang dilakukan orang muslim.

 

 

 

Daftar Pustaka

1.    Syaikh Shafiyurrahman Al-Mubarakfury. Sirah Nabawiyah. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta. 2006.

2.    Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Masjid Nabawi. Madinah 2017.

3.    Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Mekah. Mekah 2017.

4.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2.

5.    Tafsirq.com online.