Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Showing posts with label BENTUK JIHAD ZAMAN SEKARANG. Show all posts
Showing posts with label BENTUK JIHAD ZAMAN SEKARANG. Show all posts

Monday, November 30, 2020

6876. BENTUK JIHAD ZAMAN SEKARANG

 


BENTUK JIHAD ZAMAN SEKARANG

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

 

 

 

 

 

Jika bicara tentang kepahlawanan, maka biasanya mengundang pembicaraan tentang jihad.

 

 

Tidak ada kepahlawanan tanpa jihad.

 

Tetapi terjadi salah paham tentang pengertian jihad.

 

 

Hal itu mungkin karena kata jihad baru terucapkan saat peijuangan fisik.

 

 

 

Sehingga diidentikkan jihad adalah perlawanan bersenjata.

 

 

Salah paham itu disuburkan oleh terjemahan yang keliru terhadap ayat Al-Quran,

 

Yaitu “jihad” diartikan “anfus dan harta benda”.

 

 

Kata “anfus” sering diterjemahkan dengan “jiwa”.

 

Seperti dalam terjemahan Al-Quran oleh Departemen Agama RI.

 

 

Al-Quran surah Al-Anfal (surah ke-8) ayat 72 menjelaskan tentang berjihad dengan harta dan jiwa.

 

 

 

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَهَاجَرُوا وَجَاهَدُوا بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَالَّذِينَ آوَوْا وَنَصَرُوا أُولَٰئِكَ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ ۚ وَالَّذِينَ آمَنُوا وَلَمْ يُهَاجِرُوا مَا لَكُمْ مِنْ وَلَايَتِهِمْ مِنْ شَيْءٍ حَتَّىٰ يُهَاجِرُوا ۚ وَإِنِ اسْتَنْصَرُوكُمْ فِي الدِّينِ فَعَلَيْكُمُ النَّصْرُ إِلَّا عَلَىٰ قَوْمٍ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَهُمْ مِيثَاقٌ ۗ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ

 

 

 

 

Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad dengan harta dan jiwanya pada jalan Allah dan orang-orang yang memberikan tempat kediaman dan pertolongan (kepada orang-orang muhajirin), mereka itu satu sama lain lindung-melindungi. Dan (terhadap) orang-orang yang beriman, tetapi belum berhijrah, maka tidak ada kewajiban sedikit pun atasmu melindungi mereka, sebelum mereka berhijrah. (Akan tetapi) jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam (urusan pembelaan) agama, maka kamu wajib memberikan pertolongan kecuali terhadap kaum yang telah ada perjanjian antara kamu dengan mereka. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.

 

 

Al-Quran surah Al-Hujurat (surah ke-49) ayat 15 menjelaskan tentang berjihad dengan harta dan jiwa.

 

 

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ آمَنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ لَمْ يَرْتَابُوا وَجَاهَدُوا بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ۚ أُولَٰئِكَ هُمُ الصَّادِقُونَ

 

 

 

Sesungguhnya orang-orang  beriman hanya orang-orang  beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah, mereka itulah orang-orang yang benar.

 

 

Al-Quran surah At-Taubah (surah ke-9) ayat 88 menjelaskan tentang berjihad dengan harta dan diri.

 

 

لَٰكِنِ الرَّسُولُ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ جَاهَدُوا بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ ۚ وَأُولَٰئِكَ لَهُمُ الْخَيْرَاتُ ۖ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

 

 

 

Tetapi Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya, mereka berjihad dengan harta dan diri mereka. Dan mereka itulah orang-orang yang memperoleh kebaikan; dan mereka itulah (pula) orang-orang yang beruntung.

 

 

 

Kata “anfus” dalam Al-Quran punya banyak arti, yaitu:

 

1.              Nyawa.

 

2.              Hati.

 

3.              Jenis.

 

4.              Totalitas manusia yang terpadu jiwa raganya.

 

 

Al-Quran mempersonifikasikan wujud seseorang di hadapan Allah dan masyarakat dengan memakai kata “nafs”.

 

 

Sehingga tidak meleset jika kata “anfus” dalam konteks jihad dipahami sebagai “totalitas manusia”.

 

 

 

Kata “nafs” artinya mencakup “nyawa”, “emosi”, “pengetahuan”, “tenaga dan pikiran”, serta “waktu dan tempat”.

 

 

Karena manusia tidak dapat memisahkan diri dari waktu dan tempat.

 

 

 

Pengertian ini diperkuat dengan adanya perintah “berjihad” tanpa menyebutkan “nafs” atau “harta benda”.

 

 

 

Al-Quran surah Al-Haj (surah ke-22) ayat 78 memerintahkan berjihad dengan sebenar-benarnya.

 

 

وَجَاهِدُوا فِي اللَّهِ حَقَّ جِهَادِهِ ۚ هُوَ اجْتَبَاكُمْ وَمَا جَعَلَ عَلَيْكُمْ فِي الدِّينِ مِنْ حَرَجٍ ۚ مِلَّةَ أَبِيكُمْ إِبْرَاهِيمَ ۚ هُوَ سَمَّاكُمُ الْمُسْلِمِينَ مِنْ قَبْلُ وَفِي هَٰذَا لِيَكُونَ الرَّسُولُ شَهِيدًا عَلَيْكُمْ وَتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ ۚ فَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ وَاعْتَصِمُوا بِاللَّهِ هُوَ مَوْلَاكُمْ ۖ فَنِعْمَ الْمَوْلَىٰ وَنِعْمَ النَّصِيرُ

 

 

 

Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilihmu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untukmu dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamaimu sekalian orang-orang muslim dari dahulu, dan (begitu pula) dalam (Al-Quran) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia, maka dirikan salat, tunaikan zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia adalah Pelindungmu, maka Dialah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong.

 

 

 

Dalam Al-Quran ada 40 kali kata “jihad” dengan berbagai bentuknya.

 

 

Makna “jihad” bermuara pada “mencurahkan seluruh kemampuan” atau “menanggung pengorbanan”.

 

 

 

Seorang mujahid adalah “orang yang mencurahkan seluruh kemampuannya dan berkorban dengan tenaga, pikiran, emosi, nyawa, dan apa saja yang berkaitan dengan diri manusia”.

 

 

Jihad adalah cara untuk mencapai tujuan.

 

 

 

Jika seseorang dalam berjihad, maka dia tidak mengenal putus asa, tidak mudah menyerah, tidak lemah, dan tanpa pamrih apa pun.

 

 

Dalam berjihad memerlukan modal, maka dalam berjihad disesuaikan dengan modal yang dimiliki dan tujuan yang ingin dicapai.

 

 

Artinya selama tujuan berjihad belum tercapai dan selama masih ada modal yang dimiliki, masih dituntut terus berjihad dengan modal yang tersedia.

 

 

 

Para mujahid tidak mengambil apa pun, tetapi memberikan sesuatu.

 

 

 

Seorang mujahid hanya mengharapkan imbalan dari Allah saja.

 

 

 

 

Berjihad diperintahkan untuk dilakukan semata-mata karena Allah.

 

 

Berjihad adalah titik tolak seluruh upaya.

 

 

Jihad adalah puncak segala aktivitas.

 

 

Al-Quran surah Al-Ankabut (surah ke-29) ayat 6 menjelaskan tentang berjihad untuk dirinya sendiri.

 

 

 

وَمَنْ جَاهَدَ فَإِنَّمَا يُجَاهِدُ لِنَفْسِهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ لَغَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِينَ

 

 

 

 

Dan barangsiapa yang berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu adalah untuk dirinya sendiri. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.

 

 

 

Kesadaran untuk berjihad berdasarkan pengetahuan dan tidak dengan paksaan.

 

 

Sehingga seorang mujahid bersedia berkorban apa pun yang dimilikinya.

 

 

 

Ada bermacam-macam jihad dan hasilnya.

 

 

1.              Hasil berjihad seorang ilmuwan adalah pemanfaatan ilmunya.

 

2.              Hasil berjihad seorang karyawan adalah karyanya yang baik.

 

 

3.              Hasil berjihad seorang guru adalah hasil pendidikannya yang sempurna.

 

 

4.              Hasil berjihad seorang pemimpin adalah keadilannya.

 

 

5.              Hasil berjihad seorang pengusaha adalah kejujurannya.

 

 

6.              Dan seterusnya.

 

 

Berjihad dalam merebut kemerdekaan adalah dengan bertaruh harta dan nyawa.

 

 

 

Berjihad pada zaman sekarang.

1.              Menjaga keamanan harta dan nyawa.

 

 

2.              Mewujudkan kemanusiaan yang adil dan beradab.

 

 

3.              Menegakkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

 

 

 

Al-Quran surah Ali Imran (surah ke-3) ayat 142.

 

 

 

أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَعْلَمِ اللَّهُ الَّذِينَ جَاهَدُوا مِنْكُمْ وَيَعْلَمَ الصَّابِرِينَ

 

 

 

Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antaramu, dan belum nyata orang-orang yang sabar.

 

 

 

Daftar Pustaka

1.   Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.

2.   Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.

3.   Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.

4.   Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2

5.   Tafsirq.com online