Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Showing posts with label BODOH TERTUTUP MERASA PINTAR. Show all posts
Showing posts with label BODOH TERTUTUP MERASA PINTAR. Show all posts

Sunday, September 11, 2022

14859. BODOH TERTUTUP TAK MAU BELAJAR MERASA PINTAR

 

 



 

BODOH TERTUTUP TAK MAU BELAJAR MERASA SUDAH TAHU

Oleh Drs. HM Yusron Hadi, MM

 

 

Nasihat lmam Syafii menghadapi orang bodoh.

 

1.      Jangan memberi nasihat kepada orang yang tak mau dinasihati.

 

2.      Silakan hina diriku sepuasmu.

Aku akan diam saja.

Bukan karena aku tak punya jawaban.

Tapi singa tak pernah membalas gonggongan anjing.

 

3.      Biarkan mereka bersikap bodoh dan menghina.

Kita tetap bersikap santun.

Karena kayu gaharu akan makin wangi saat disulut api.

 

4.      Menjaga mata dan telinga agar terhindar dari hal jelek, sama seperti sucinya menjaga mulut dari ucapan jelek.

 

Orang bodoh itu bukan orang yang IQ nya rendah.

 

Orang bodoh adalah orang yang:

 

1)     Tak mau belajar.

2)     Tak mau diberi tahu.

 

3)     Bersifat tertutup.

4)     Merasa sudah tahu.

 

5)     Merasa sudah benar.

6)     Merasa sudah pinter.

 

 

1.   Jangan memberi nasihat kepada orang yang tak mau dinasihati.

 

Kamu tak mendapat pujian.

Nasihatmu tak berguna.

 

Mungkin kamu akan sakit hati.

 

Dia bisa menganggapmu rendah dan lemah.

 

Ada saatnya kita berpikir taktis dan strategis dalam kebaikan.

Jangan menasihati orang yang tak mau dan menutup diri.

 

Sebaiknya mencari strategi lain yang lebih efektif.

 

 

2.   Silakan hina diriku sepuasmu.

Aku akan diam saja.

Bukan karena aku tak punya jawaban.

Tapi singa tak pernah membalas gonggongan anjing.

 

Terkadang ada orang yang tak paham masalahnya.

 

Tapi tiap hari selalu menghina, mengkritik,  menjatuhkan, dan menunjukkan kesalahan kita.

 

Padahal dia tak paham masalahnya.

 

Cara ini dipakai menghadapi orang tertutup dan tak mau diberi tahu.

 

Tapi tiap hari selalu menyakiti dan menyakitkan.

 

Silakan menghina sepuasmu.

Aku akan diam saja.

 

Bukan karena aku tak punya jawaban.

 

Tapi, jika aku menjawab dan membalas malah kontra produktif.

Kamu makin panjang omongan  dan makin ngawur tak karu-karuan.

 

Tunggu sampai gonggongan anjing  berhenti.

Baru singa akan menyalak.

 

Nasihat ini dipakai pada  kondisi yang tepat dengan dosis yang pas.

 

 

3.   Biarkan mereka bersikap bodoh dan menghina.

Kita tetap bersikap santun.

Karena aroma kayu gaharu akan makin wangi saat disulut api.

 

Saat menghadapi orang bodoh yang menutup diri dan merasa sudah pinter.

 

Jika kita terpaksa meresponnya

Maka kita meresponnya dengan santun, sopan, baik, dan berakhlak baik.

 

Jika kita dalam kebaikan dan kebenaran.

 

Maka aroma kayu garahu makin wangi saat disulut api.

 

Orang menghina itu seperti melemparkan api.

 

Jika kita jenisnya kayu gaharu yang wangi.

 

Maka kita makin wangi saat disulut api.

 

Mengapa harus diam.

 

Karena lebih mudah menjelaskan kepada 10 orang berilmu.

 

Daripada menjelaskan kepada 1 orang bodoh.

 

Karena orang bodoh tak punya landasan ilmu.

 

Orang bodoh hanya ngeyel dan berprinsip pokoknya.

 

Orang bodoh menganggap versinya paling benar.

 

Dia tak mau mendengar argumen lain.

 

Tak mau menerima dalil  yang berbeda.

 

Dan tak mau melihat dengan  sudut pandang perspektif yang berbeda.

 

Diskusi dengan orang bodoh tak akan menang.

 

Maka cara terbaik adalah diam dan tetap santun.

Orang pinter dengan orang pinter diskusinya lebih mudah.

 

Karena orang berilmu itu dengan isyarat saja sudah cukup.

 

 

4. Menjaga mata dan telinga agar terhindar dari hal jelek, sama seperti sucinya menjaga mulut dari ucapan jelek.

 

Membaca dan mendengar itu memasukkan sesuatu ke dalam tubuh kita.

 

Maka pilih yang baik saja.

 

Misalnya, lebih baik menghindar dari dari grup WA atau SMS HP yang isinya jelek.

 

Maksiatnya mata itu melihat yang tak baik.

 

Maksiatnya telinga itu mendengar yang tak baik.

 

Padahal maksiat itu salah satu penghalang cahaya petunjuk ilmu dari Allah.

 

Biasanya hal tak baik itu muncul dari orang bodoh, tertutup, dan merasa dirinya pinter.

 

 

(Sumber Ngaji Filsafat Dr Fahrudin Faiz)