Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Showing posts with label SEJARAH PEMBUKUAN MUSHAF AL-QURAN. Show all posts
Showing posts with label SEJARAH PEMBUKUAN MUSHAF AL-QURAN. Show all posts

Tuesday, April 26, 2022

13013. SEJARAH PEMBUKUAN MUSHAF AL-QURAN

 

 



SEJARAH PEMBUKUAN MUSHAF AL-QURAN
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.



 ZAMAN NABI MUHAMMAD

 Al-Quran adalah sumber utama agama Islam.

 

Yang diwahyukan Allah melalui malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad.

Secara mutawatir.

Ketika terjadi suatu peristiwa.


Mutawatir ialah  sifat hadis yang punya banyak sanad.

Dan diriwayatkan banyak perawi pada sanadnya.

Sehingga mustahil mereka sepakat berdusta atau memalsukan hadis.


 Sanad adalah rentetan rawi hadis kepada Nabi Muhammad yang dapat dipercaya.

 

Perawi ialah orang yang meriwayatkan hadis Nabi Muhammad.


 Nabi menghafalkan ayat Al-Quran secara pribadi.

Dan mengajarkan kepada para sahabat.

Untuk dipahami, dihafalkan, dan dilaksanakan.


 Ketika wahyu turun.

Nabi menyuruh Zaid bin Tsabit untuk menulisnya.

Agar mudah dihafal para sahabat. 

 

Zaid bin Tsabit salah seorang sahabat yang sangat cerdas.


 Zaid bin Tsabit diperintah Nabi belajar bahasa asing.

Agar Nabi bisa mengirim surat kepada para pemimpin bangsa lain.

 

Zaid bin Tsabit mampu menguasai bahasa asing dengan amat cepat.

 

 Para sahabat.

Secara rutin menulis teks Al-Quran.

Untuk dimiliki sendiri.

 

Para sahabat selalu menyodorkan Al-Quran kepada Nabi.

Dalam bentuk hafalan dan tulisan.

Untuk diperiksa kebenarannya.


 Zaman Nabi alat tulis menulis amat terbatas.

 

Para sahabat menuliskan naskah tulisan teks Al-Quran.

Pada pelepah kurma, lempengan batu, kepingan tulang hewan, dan lainnya.

 

Zaman Nabi naskah teks Al-Quran sudah tertuliskan.

Tapi masih berserakan.

 

Tidak terkumpul dalam buku atau mushaf.


 Zaman Nabi sengaja dibentuk dengan hafalan  dan penulisan teks Al-Quran para sahabat. 

 

Karena Nabi masih menunggu wahyu berikutnya.

 

Sebagian ayat Al-Quran.

Ada yang “nasikh” dan “mansukh”.


 Ayat “Nasikh” ialah ayat Al-Quran yang dihapus dan dibatalkan.

Ayat “Mansukh” adalah ayat yang menghapus dan membatalkan.

 

Ayat “dimansukh” adalah ayat “diganti”.

Ayat “dinasikh” ayat “mengganti”.

 


 Zaman Nabi Al-Quran belum dibukukan.

Karena wahyu dari Allah melalui malaikat Jibril.

Masih terus turun kepada Nabi Muhammad.

Untuk menjawab pertanyaan.

Dan menerangkan suatu kejadian.

 

ZAMAN KHALIFAH ABU BAKAR


 Nabi Muhammad wafat.

Abu Bakar menjadi  Khalifah.

 

Tahun 632 Masehi terjadi Perang Yamamah.

Khalifah Abu Bakar mengirim pasukan menumpas pemberontak.

Yang dipimpin Musailamah al-Kazzab.

Dia mengaku sebagai nabi. 

 

Khalid bin Walid, komandan pasukan Islam.

Berhasil menumpas pemberontak.

 

  Banyak sahabat Nabi penghafal Quran yang gugur.

 

Umar bin Khattab gelisah.

Lalu mengusulkan.

Agar tulisan Al-Quran dikumpulkan dalam bentuk buku.

 

Khalifah Abu Bakar pada awalnya ragu melakukannya.

 

Karena Nabi tidak pernah melakukannya.

 


 Umar bin Khattab berhasil meyakinkan Khalifah Abu Bakar.

Untuk membukukan Al-Quran.

 

Lalu dibentuk “Tim Pengumpulan” Al-Quran.

 

Zaid bin Tsabit.

Salah seorang penulis wahyu pada zaman Nabi.

Diberi tugas sebagai ketua tim.

 

Zaid bin Tsabit menerima tugas itu.

Meskipun awalnya menolak.

 

Tim Penyusun pembukuan Al-Quran melaksanakan tugasnya.

 

Khalifah Abu Bakar memerintahkan semua sahabat.

Mengumpulkan naskah tulisan Al-Quran di Masjid Nabawi.

 

Syarat naskah tulisan Al-Quran, yaitu:

1.        Naskah tulisan yang dikumpulkan harus sesuai dengan hafalan para sahabat lain.

 

2.        Naskah tulisan ayat Al-Quran memang diperintah Nabi.

 

Dan ditulis di depan Nabi. 

 

Karena beberapa sahabat.

Menulis naskah atas inisiatif sendiri.

 

3.        Naskah tulisan harus dibuktikan dengan 2 orang saksi.

 

Tim Penyusun Mushaf Al-Quran berhasil melakukan tugasnya.

 

Zaid bin Tsabit menyerahkan hasilnya kepada Khalifah Abu Bakar.

 

Ketika Abu Bakar wafat.

Buku mushaf Al-Quran.

Disimpan Khalifah Umar Bin Khattab.

 

 

ZAMAN KHALIFAH UMAR BIN KHATTAB

 

Tidak terjadi penyusunan dan masalah mushaf Al-Quran.

 

Naskah mushaf Al-Quran sudah selesai.

Semua sahabat sepakat.

Dan tidak ada perselisihan.


 Khalifah Umar bin Khattab.

Konsentrasi penyebaran Islam ke seluruh wilayah.

 

Umar bin Khattab wafat.

Buku mushaf Al-Quran disimpan Khalifah Usman bin Affan.

 

ZAMAN KHALIFAH USMAN BIN AFFAN


Wilayah Islam makin luas.

Beragam suku bangsa masuk Islam.

 

Terjadi perbedaan logat, dialek, aksen.

Dan cara membaca Al-Quran. 

 


Khalifah Usman Bin Affan membentuk Tim Lajnah Al-Quran.

 

Ketua: Zaid bin Tsabit.

Anggota:

1.        Abdullah bin Zubair.

2.        Said ibnu Ash.

3.        Abdurahman bin Harits.

 

 Usman Bin Affan memerintahkan Zaid bin Tsabit.

Mengambil mushaf di rumah Hafsah binti Umar.

 

Dan menyeragamkan bacaan dengan satu dialek.

Menjadi dialek Nabi Muhammad.

Yaitu dialek suku Quraisy. 

 

Mushaf Al-Quran dibuat rangkap 6, yaitu:

1)        Yang 5 mushaf dikirimkan ke Mekah, Kuffah, Basrah dan Syria.

 

2)        Yang 1 mushaf disimpan Usman bin Affan.

 

Mushaf itu disebut “Mushaf Usmani”.

 


Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.  
2. Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.

Sunday, March 20, 2022

12897. SEJARAH PEMBUKUAN MUSHAF AL-QURAN

 

 



SEJARAH PEMBUKUAN MUSHAF AL-QURAN

Oleh: Drs. HM. Yusron Hadi, M.M.

 

 

ZAMAN NABI MUHAMMAD

 

Al-Quran adalah  sumber utama agama Islam.

Yang diwahyukan Allah melalui malaikat Jibril.

 

Kepada Nabi Muhammad.

Secara mutawatir.

Ketika terjadi suatu peristiwa.

 

  Mutawatir ialah  sifat hadis yang punya banyak sanad.

Yang diriwayatkan banyak perawi pada sanadnya.

 

Sehingga mustahil mereka sepakat berdusta.

Atau memalsukan hadis.

 

 Sanad ialah rentetan rawi hadis kepada Nabi Muhammad.

Yang dapat dipercaya.

 

Perawi ialah orang yang meriwayatkan hadis Nabi Muhammad.

 

 Nabi menghafalkan ayat Al-Quran secara pribadi.

 

Dan mengajarkan kepada para sahabat.

Untuk dipahami, dihafalkan, dan dilaksanakan.

 

Ketika wahyu turun.

Nabi menyuruh Zaid bin Tsabit untuk menulisnya.

Agar mudah dihafal para sahabat.  

Zaid bin Tsabit salah seorang sahabat sangat cerdas.

 

 Zaid bin Tsabit diperintah Nabi unutk belajar bahasa asing.

 

Agar Nabi bisa kirim surat.

Kepada para pemimpin bangsa lain.

 

Zaid bin Tsabit mampu menguasai bahasa asing dengan amat cepat.

 

Para sahabat secara rutin menulis teks Al-Quran

 

Untuk dimilikinya sendiri.

 

Para sahabat selalu menyodorkan Al-Quran kepada Nabi.

Dalam bentuk hafalan dan tulisan.

Untuk diperiksa benarnya.

 

    Zaman Nabi alat tulis menulis amat terbatas.

 

Para sahabat menuliskan naskah tulisan teks Al-Quran.

 

Pada pelepah kurma, lempengan batu, kepingan tulang hewan, dan lainnya.

 

Zaman Nabi naskah teks Al-Quran sudah tertuliskan.

 

Tapi masih berserakan.

 

Tidak terkumpul dalam sebuah buku atau mushaf.

 

 Zaman Nabi sengaja dibentuk dengan hafalan.

Dan penulisan teks Al-Quran para sahabat. 

 

Karena Nabi masih menunggu wahyu berikutnya.

 

Sebagian ayat Al-Quran.

Ada yang “nasikh” dan “mansukh”.

 

 

 Ayat “Nasikh” ialah ayat Al-Quran yang dihapus atau dibatalkan.

 

Ayat “Mansukh” adalah ayat yang menghapuskan dan  membatalkan.

 

 

Ayat “dimansukh” yang “diganti”.

 

Ayat “dinasikh” yang “mengganti”.

 

Zaman Nabi Al-Quran belum dibukukan.

 

Karena wahyu dari Allah melalui malaikat Jibril.

 

Masih terus turun kepada Nabi Muhammad.

 

Untuk menjawab pertanyaan.

Dan menerangkan kejadian.

 

  ZAMAN KHALIFAH ABU BAKAR

 

Nabi Muhammad wafat.

Abu Bakar menjadi  Khalifah.

 

Tahun 632 Masehi terjadi Perang Yamamah.

 

Khalifah Abu Bakar mengirim pasukan.

Untuk menumpas pemberontak.

 

Yang dipimpin Musailamah al-Kazzab.

Yang mengaku sebagai nabi. 

 

Khalid bin Walid.

Komandan pasukan Islam.

 

Berhasil menumpas pemberontak.

 

 Banyak sahabat Nabi penghafal Quran yang gugur.

 

Umar bin Khattab gelisah.

 

Lalu mengusulkan agar tulisan Al-Quran dikumpulkan dalam  buku.

 

Khalifah Abu Bakar.

Pada awalnya ragu melakukannya.

 

Karena Nabi tidak pernah melakukannya.

 

Umar bin Khattab berhasil meyakinkan Khalifah Abu Bakar.

 

Untuk membukukan Al-Quran.

 

Dibentuk “Tim Pengumpulan” Al-Quran.

 

Zaid bin Tsabit.

Salah seorang penulis wahyu pada zaman Nabi.

Sebagai ketua tim.

 

Zaid bin Tsabit menerima tugas tersebut.

 

Meskipun awalnya menolak.

 

Tim Penyusun pembukuan Al-Quran melaksanakan tugasnya.

 

Khalifah Abu Bakar.

Memerintahkan semua sahabat.

Mengumpulkan naskah tulisan Al-Quran.

Di Masjid Nabawi.

 

 Syarat setor naskah.

 

1.      Naskah tulisan yang dikumpulkan.

Harus sesuai hafalan para sahabat lain.

 

2.      Naskah tulisan ayat Al-Quran memang diperintah Nabi.

Dan dituliskan di depan Nabi.

 

Karena beberapa sahabat menulis naskah inisiatif sendiri.

 

3.      Naskah tulisan harus dibuktikan 2 saksi.

 

Tim Penyusun Mushaf Al-Quran berhasil melaksanakan tugasnya.

 

Zaid bin Tsabit menyerahkan hasilnya kepada Khalifah Abu Bakar.

 

Ketika Abu BakAr wafat.

 

Buku mushaf Al-Quran.

Disimpan Khalifah Umar Bin Khattab.

 

ZAMAN KHALIFAH UMAR BIN KHATTAB.

 

 Tidak terjadi penyusunan dan masalah mushaf Al-Quran.

 

Naskah mushaf Al-Quran sudah selesai.

 

Semua sahabat sepakat.

Dan tidak terjadi perselisihan.

 

Khalifah Umar bin Khattab.

Konsentrasi penyebaran Islam ke seluruh wilayah.

 

Umar bin Khattab wafat.

Buku mushaf Al-Quran disimpan Khalifah Usman bin Affan.

 

ZAMAN KHALIFAH USMAN BIN AFFAN

 

Wilayah Islam makin luas.

 Beragam suku bangsa yang masuk Islam.

 

Terjadi perbedaan logat, dialek, aksen, dan cara membaca Al-Quran.

 

     Khalifah Usman Bin Affan membentuk Tim Lajnah Al-Quran.

 

Zaid bin Tsabit sebagai ketua.

 

Dan anggota  Abdullah bin Zubair, Said ibnu Ash, dan Abdurahman bin Harits.

 

 Usman Bin Affan memerintahkan Zaid bin Tsabit.

Mengambil mushaf di rumah Hafsah binti Umar.

 

Dan menyeragamkan bacaan dengan satu dialek.

 

Menjadi dialek Nabi Muhammad.

Yakni dialek suku Quraisy.  

 

 

 Usman Bin Affan memperbanyak menjadi 6 mushaf.

 

Yang 5 mushaf dikirimkan ke Mekah, Kuffah, Basrah dan Syria.

 

Dan 1 mushaf disimpan sendiri.

 

Mushaf itu disebut “Mushaf Usmani”.

 

 

 

Daftar Pustaka

1.      Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.  

2.      Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.