SEJARAH PEMBUKUAN MUSHAF
AL-QURAN
Oleh: Drs. HM. Yusron Hadi,
M.M.
ZAMAN NABI MUHAMMAD
Al-Quran adalah sumber utama agama Islam.
Yang diwahyukan Allah
melalui malaikat Jibril.
Kepada Nabi Muhammad.
Secara mutawatir.
Ketika terjadi suatu
peristiwa.
Mutawatir ialah sifat hadis yang punya banyak sanad.
Yang diriwayatkan banyak
perawi pada sanadnya.
Sehingga mustahil mereka sepakat
berdusta.
Atau memalsukan hadis.
Sanad ialah rentetan rawi hadis kepada Nabi
Muhammad.
Yang dapat dipercaya.
Perawi ialah orang yang
meriwayatkan hadis Nabi Muhammad.
Nabi menghafalkan ayat Al-Quran secara pribadi.
Dan mengajarkan kepada para
sahabat.
Untuk dipahami, dihafalkan,
dan dilaksanakan.
Ketika wahyu turun.
Nabi menyuruh Zaid bin
Tsabit untuk menulisnya.
Agar mudah dihafal para
sahabat.
Zaid bin Tsabit salah
seorang sahabat sangat cerdas.
Zaid bin Tsabit diperintah Nabi unutk belajar
bahasa asing.
Agar Nabi bisa kirim surat.
Kepada para pemimpin bangsa
lain.
Zaid bin Tsabit mampu
menguasai bahasa asing dengan amat cepat.
Para sahabat secara rutin menulis
teks Al-Quran
Untuk dimilikinya sendiri.
Para sahabat selalu
menyodorkan Al-Quran kepada Nabi.
Dalam bentuk hafalan dan
tulisan.
Untuk diperiksa benarnya.
Zaman Nabi alat tulis menulis amat
terbatas.
Para sahabat menuliskan naskah
tulisan teks Al-Quran.
Pada pelepah kurma,
lempengan batu, kepingan tulang hewan, dan lainnya.
Zaman Nabi naskah teks Al-Quran
sudah tertuliskan.
Tapi masih berserakan.
Tidak terkumpul dalam
sebuah buku atau mushaf.
Zaman Nabi sengaja dibentuk dengan hafalan.
Dan penulisan teks Al-Quran
para sahabat.
Karena Nabi masih menunggu
wahyu berikutnya.
Sebagian ayat Al-Quran.
Ada yang “nasikh” dan “mansukh”.
Ayat “Nasikh” ialah ayat Al-Quran yang dihapus
atau dibatalkan.
Ayat “Mansukh” adalah ayat
yang menghapuskan dan membatalkan.
Ayat “dimansukh” yang
“diganti”.
Ayat “dinasikh” yang
“mengganti”.
Zaman Nabi Al-Quran belum dibukukan.
Karena wahyu dari Allah
melalui malaikat Jibril.
Masih terus turun kepada
Nabi Muhammad.
Untuk menjawab pertanyaan.
Dan menerangkan kejadian.
ZAMAN KHALIFAH ABU BAKAR
Nabi Muhammad wafat.
Abu Bakar menjadi Khalifah.
Tahun 632 Masehi terjadi
Perang Yamamah.
Khalifah Abu Bakar mengirim
pasukan.
Untuk menumpas pemberontak.
Yang dipimpin Musailamah
al-Kazzab.
Yang mengaku sebagai
nabi.
Khalid bin Walid.
Komandan pasukan Islam.
Berhasil menumpas
pemberontak.
Banyak sahabat Nabi penghafal Quran yang
gugur.
Umar bin Khattab gelisah.
Lalu mengusulkan agar
tulisan Al-Quran dikumpulkan dalam buku.
Khalifah Abu Bakar.
Pada awalnya ragu
melakukannya.
Karena Nabi tidak pernah melakukannya.
Umar bin Khattab berhasil
meyakinkan Khalifah Abu Bakar.
Untuk membukukan Al-Quran.
Dibentuk “Tim Pengumpulan”
Al-Quran.
Zaid bin Tsabit.
Salah seorang penulis wahyu
pada zaman Nabi.
Sebagai ketua tim.
Zaid bin Tsabit menerima
tugas tersebut.
Meskipun awalnya menolak.
Tim Penyusun pembukuan
Al-Quran melaksanakan tugasnya.
Khalifah Abu Bakar.
Memerintahkan semua sahabat.
Mengumpulkan naskah tulisan
Al-Quran.
Di Masjid Nabawi.
Syarat setor naskah.
1. Naskah
tulisan yang dikumpulkan.
Harus sesuai hafalan para
sahabat lain.
2. Naskah
tulisan ayat Al-Quran memang diperintah Nabi.
Dan dituliskan di depan
Nabi.
Karena beberapa sahabat
menulis naskah inisiatif sendiri.
3. Naskah
tulisan harus dibuktikan 2 saksi.
Tim Penyusun Mushaf
Al-Quran berhasil melaksanakan tugasnya.
Zaid bin Tsabit menyerahkan
hasilnya kepada Khalifah Abu Bakar.
Ketika Abu BakAr wafat.
Buku mushaf Al-Quran.
Disimpan Khalifah Umar Bin
Khattab.
ZAMAN KHALIFAH UMAR BIN KHATTAB.
Tidak terjadi penyusunan dan masalah mushaf
Al-Quran.
Naskah mushaf Al-Quran sudah
selesai.
Semua sahabat sepakat.
Dan tidak terjadi perselisihan.
Khalifah Umar bin Khattab.
Konsentrasi penyebaran
Islam ke seluruh wilayah.
Umar bin Khattab wafat.
Buku mushaf Al-Quran
disimpan Khalifah Usman bin Affan.
ZAMAN KHALIFAH USMAN BIN AFFAN
Wilayah Islam makin luas.
Beragam suku bangsa yang masuk Islam.
Terjadi perbedaan logat,
dialek, aksen, dan cara membaca Al-Quran.
Khalifah Usman Bin Affan membentuk Tim
Lajnah Al-Quran.
Zaid bin Tsabit sebagai
ketua.
Dan anggota Abdullah bin Zubair, Said ibnu Ash, dan
Abdurahman bin Harits.
Usman Bin Affan memerintahkan Zaid bin Tsabit.
Mengambil mushaf di rumah
Hafsah binti Umar.
Dan menyeragamkan bacaan
dengan satu dialek.
Menjadi dialek Nabi
Muhammad.
Yakni dialek suku Quraisy.
Usman Bin Affan memperbanyak menjadi 6 mushaf.
Yang 5 mushaf dikirimkan ke
Mekah, Kuffah, Basrah dan Syria.
Dan 1 mushaf disimpan
sendiri.
Mushaf itu disebut “Mushaf
Usmani”.
Daftar Pustaka
1. Shihab,
M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2. Shihab,
M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
0 comments:
Post a Comment