Saturday, March 26, 2022

12963. MUHAMMADIYAH PAKAI ILMU HISAB MODERN BUKAN RUKYATUL HILAL

 



 

 

 

MUHAMMADIYAH PAKAI ILMU HISAB MODERN BUKAN RUKYATUL HILAL

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

 

Dalam pengajian di Majlis Tabligh PP. Muhammadiyah.

 

Prof. Dr. Yunahar Ilyas menjelaskan.

Cara Muhammadiyah menetapkan awal bulan.

 

Untuk menetapkan puasa Ramadan dan Idul Fitri.

 

PERINTAH RASULULLAH UNTUK RUKYATUL HILAL

 

Rasulullah bersabda,

 

صُومُوا لِرُؤْيَتِهِ وَأَفْطِرُوا لِرُؤْيَتِهِ فَإِنْ غُمَّ عَلَيْكُمْ فَأَكْمِلُوا الْعِدَّةَ ثَلَاثِينَ يَوْمًا

 

“Berpuasalah kalian.

Karena melihat hilal.

 

Dan berbukalah.

Karena melihatnya.

 

Jika tertutup mendung.

 

Maka sempurnakan bilangan.

Jadi 30 puluh hari.”

 

Perintah Nabi untuk rukyatul hilal.

Yaitu melihat hilal dengan mata telanjang.

 

Karena ada illat (sebab) hukumnya.

 

Rasulullah bersabda,

 

إِنَّا أُمَّةٌ أُمِّيَّةٌ لا نَكْتُبُ ولا نَحْسُبُ الشَّهْرُ هَكَذَا وَهَكَذَا يَعْنِي مَرَّةً تِسْعَةً وَعِشْرِينَ وَمَرَّةً ثَلاثِينَ [رواه البخاري ومسلم].

 

Sesungguhnya kami umat yang ummi.

Kami tidak bisa menulis dan tidak bisa melakukan hisab.

 

Bulan itu terkadang 29 hari.

Dan terkadang 30 hari.”

 

Umat yang ummi.

Artinya umat tidak bisa menulis dan berhitung.

Atau buta huruf.

 

Yaitu buta huruf.

Terkait  perhitungan awal bulan.

Atau menghitung posisi bulan.

 

Saat matahari terbenam.

Pada tanggal 29 bulan berjalan.

 

Yaitu akhir bulan Syakban.

Untuk awal Ramadan.

 

 Dan akhir bulan Ramadan.

Untuk 1 Syawal.

Atau  Idul Fitri.

 

Karena zaman itu.

Ilmu hisab/falak/astronomi.

Belum masuk ke  jazirah Arab.

 

Maka tidak ada cara lain.

Untuk menentukan awal bulan Ramadan.

Dan awal bulan Syawal.

 

Selain cara rukyatul hilal.

 

Rasulullah bersabda,

 

صُومُوا لِرُؤْيَتِهِ وَأَفْطِرُوا لِرُؤْيَتِهِ .

 

“Mulai puasa Ramadan dengan  melihat bulan.

Dan berlebaran dengan melihat bulan.”

 

MUHAMMADIYAH PAKAI HISAB

 

Muhammadiyah memahami.

Bahwa nash perintah Nabi.

 

Untuk rukyatul hilal.

 

Yaitu perintah yang ada illatnya (sebabnya).

 

Karena saat itu Nabi dan para sahabat.

 

Belum bisa memakai ilmu Hisab, Falak, atau Astronomi.

 

Tapi sekarang ilmu hisab sudah ada.

 

Bahkan makin canggih.

 

Contohnya.

Jauh sebelum terjadi.

 

Gerhana sudah bisa dihitung terperinci.

Tentang lokasi dan waktunya.

 

Muhammadiyah berpendapat.

Tidak salah.

Dalam menentukan awal bulan.

 

Berpindah dari metode rukyatul hilal.

Menjadi metode hisab (astronomi).

 

 

(Sumber M. Muttaqin, Mahasiswa Doktoral UIA Jakarta)

 

0 comments:

Post a Comment