Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Showing posts with label BELAJAR DARI MEWAHNYA HARTA KARUN. Show all posts
Showing posts with label BELAJAR DARI MEWAHNYA HARTA KARUN. Show all posts

Thursday, November 11, 2021

11619. BELAJAR DARI MEWAHNYA HARTA KARUN

 



BELAJAR DARI MEWAHNYA HARTA  KARUN

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

 

 

Ada orang berkata,

'Wah, semoga saya kayak dia.

Bisa kaya gitu.'

 

Dalam Al-Quran.

Ada peristiwa mirip seperti itu.

 

 

Al-Quran surah ke-28 ayat 76-82.

 

 

۞ إِنَّ قَارُونَ كَانَ مِنْ قَوْمِ مُوسَىٰ فَبَغَىٰ عَلَيْهِمْ ۖ وَآتَيْنَاهُ مِنَ الْكُنُوزِ مَا إِنَّ مَفَاتِحَهُ لَتَنُوءُ بِالْعُصْبَةِ أُولِي الْقُوَّةِ إِذْ قَالَ لَهُ قَوْمُهُ لَا تَفْرَحْ ۖ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْفَرِحِينَ

 

Sesungguhnya Karun adalah termasuk kaum Musa, maka ia berlaku aniaya terhadap mereka, dan Kami telah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat-kuat. (Ingatlah) ketika kaumnya berkata kepadanya: "Janganlah kamu terlalu bangga; sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang terlalu membanggakan diri".

 

وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ ۖ وَلَا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا ۖ وَأَحْسِنْ كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ ۖ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الْأَرْضِ ۖ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ

 

Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan kamu jangan melupakan bagianmu dari (kenikmatan) dunia dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.

 

 

قَالَ إِنَّمَا أُوتِيتُهُ عَلَىٰ عِلْمٍ عِنْدِي ۚ أَوَلَمْ يَعْلَمْ أَنَّ اللَّهَ قَدْ أَهْلَكَ مِنْ قَبْلِهِ مِنَ الْقُرُونِ مَنْ هُوَ أَشَدُّ مِنْهُ قُوَّةً وَأَكْثَرُ جَمْعًا ۚ وَلَا يُسْأَلُ عَنْ ذُنُوبِهِمُ الْمُجْرِمُونَ

 

Karun berkata: "Sesungguhnya aku hanya diberi harta, karena ilmu yang ada padaku". Dan apakah ia tidak mengetahui, bahwasanya Allah sungguh telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat daripadanya, dan lebih banyak mengumpulkan harta? Dan tidaklah perlu ditanya kepada orang-orang yang berdosa itu, tentang dosa-dosa mereka.

 

 

فَخَرَجَ عَلَىٰ قَوْمِهِ فِي زِينَتِهِ ۖ قَالَ الَّذِينَ يُرِيدُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا يَا لَيْتَ لَنَا مِثْلَ مَا أُوتِيَ قَارُونُ إِنَّهُ لَذُو حَظٍّ عَظِيمٍ

 

Maka keluarlah Karun kepada kaumnya dalam kemegahannya. Berkatalah orang menghendaki kehidupan dunia: "Moga-moga kiranya kita mempunyai seperti apa yang telah diberikan kepada Karun; sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar".

 

وَقَالَ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ وَيْلَكُمْ ثَوَابُ اللَّهِ خَيْرٌ لِمَنْ آمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا وَلَا يُلَقَّاهَا إِلَّا الصَّابِرُونَ

 

Berkatalah orang-orang yang dianugerahi ilmu: "Kecelakaan yang besarlah bagimu, pahala Allah adalah lebih baik bagi orang yang beriman dan beramal saleh, dan tidak diperoleh pahala itu, kecuali oleh orang-orang yang sabar".

 

فَخَسَفْنَا بِهِ وَبِدَارِهِ الْأَرْضَ فَمَا كَانَ لَهُ مِنْ فِئَةٍ يَنْصُرُونَهُ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَمَا كَانَ مِنَ الْمُنْتَصِرِينَ

 

Maka Kami benamkan Karun beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya suatu golonganpun yang menolongnya terhadap azab Allah. Dan dia tidak  termasuk orang (yang dapat) membela (dirinya).

 

 

وَأَصْبَحَ الَّذِينَ تَمَنَّوْا مَكَانَهُ بِالْأَمْسِ يَقُولُونَ وَيْكَأَنَّ اللَّهَ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَيَقْدِرُ ۖ لَوْلَا أَنْ مَنَّ اللَّهُ عَلَيْنَا لَخَسَفَ بِنَا ۖ وَيْكَأَنَّهُ لَا يُفْلِحُ الْكَافِرُونَ

 

Dan jadilah orang-orang yang kemarin mencita-citakan kedudukan Karun itu, berkata: "Aduhai, benarlah Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dari hamba-Nya dan menyempitkannya; kalau Allah tidak melimpahkan karunia-Nya atas kita benar-benar Dia telah membenamkan kita (pula). Aduhai benarlah, tidak beruntung orang-orang yang mengingkari (nikmat Allah)".

 

 

 

Karun ini tajir gila.

Kunci ruangan penyimpanan hartanya.

 

Sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat.

 

 

Karun) berkata,

 

"Sesungguhnya aku diberi (harta itu).

Semata-mata karena ilmu yang ada padaku."

 

 

Jangan2 kita juga begitu sih.

 

Saya ini sukses, kaya, dll.

Karena semata-mata, saya kerja keras.

 

Karena prestasi saya sendiri.

 

Bukan main...

 

Semata2 kerja keras.

 

 

Maka keluarlah Om Karun) kepada kaumnya dengan megahnya.

 

Orang yang ingin kehidupan dunia berkata,

 

"Semoga kita punya harta kekayaan seperti Karun.

 

Sesungguhnya dia benar-benar punya keberuntungan besar."

 

 

Mirip nggak?

 

Bukankah kita juga suka begitu.

Kalau lihat orang sukses kayak Karun?

 

Tetapi orang yang dianugerahi ilmu berkata,

 

"Celakalah kamu!

 

Ketahui, pahala Allah lebih baik bagi orang beriman dan mengerjakan kebajikan.

Dan pahala yang besar hanya diperoleh oleh orang yang sabar."

 

 

Maka Kami benamkan Karun bersama rumahnya ke bumi.

 

Tidak ada yang akan menolongnya selain Allah.

 

Dan dia tidak termasuk orang yang dapat membela diri.

 

 

Terang sekali kalimat2 itu ditulis dalam kitab suci.

 

Besok2, kalau kita pengin kaya sepert orang super tajir.

 

Jangan2 kita masuk golongan:

 

Celakalah kamu!

Kamu ketipu sama dunia.

 

Karena pahala besar bukan di sana.

 

Tapi pada beriman, berbuat kebajikan, dan bersabar.

 

 

Semoga kita tidak termasuk golongan celaka ini.

 

Tertipu dgn definisi bahagia versi dunia.

 

Apalagi definisi bahagia versi dunia maya.

 

(Sumber Tere Liye)