Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Showing posts with label GUS BAHA DULU MANA TELUR ATAU AYAM TERSERAH ALLAH. Show all posts
Showing posts with label GUS BAHA DULU MANA TELUR ATAU AYAM TERSERAH ALLAH. Show all posts

Saturday, November 27, 2021

11829. GUS BAHA DULU MANA TELUR ATAU AYAM TERSERAH ALLAH

 





GUS BAHA DULU MANA TELUR ATAU AYAM TERSERAH ALLAH

 Oleh: Drs. HM Yusron Hadi, MM

 

 

Gus Baha didebat orang ateis tentang bukti adanya Tuhan.

 

 

KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha.

 

Orang ateis tidak percaya adanya Tuhan.

 

Gus Baha berkisah.

 

Saya ketemu orang ateis.

 

Dia bertanya kepada saya,

 

“Pak Baha’.

Saya ini cara berpikirnya ateis. 

 

Saya akan beriman.

 

Jika Pak Baha bisa membuktikan Tuhan ini siapa?

Dan buktinya apa kalau ada Tuhan?”

 

Gus baha berkata,

“Betul Anda ini ingin beriman?”

 

“Iya, Pak,” jawab pengikut ateis.

 

Saya pakai teori mantik.

Karena dulu pernah belajar mantik.

 

Yaitu cara mengenalkan Allah.

Dengan pikiran sehat.

 

Saya tanya dia,

 

“Saat ada rumah terbakar.

Kamu suka jawaban ada sebabnya.

 

Misalnya konslet listrik.

Atau ada benda meledak.

 

Atau kamu suka.

Orang yang bilang tidak ada sebabnya?”

 

“Saya senang ada sebabnya.

Misalnya konslet listrik.

Atau benda meledak.”

 

Gus Baha berkata,

 

“Jika alam ini wujud ada.

Kamu suka ada sebabnya.

Atau tanpa sebab?”

 

Jawab ateis,

“Ya sebenarnya.

Suka ada sebabnya.”

 

Gus Baha berkata,

“Ya sebab itu.

Yang menciptakan bumi dan alam semesta.

 

Oleh Islam disebut Tuhan.”

 

Sebenarnya ilmu mantik tidak mengenal Allah.

 

Bahkan tidak pernah menyebut nama Allah.

 

Saya ulang lagi.

Ilmu mantik yang diajarkan di pesantren.

Tak pernah menyebut Allah.

 

Alam ini makhluk.

Jika ada makhluk, maka  butuh khalik.

Yaitu Pencipta. 

 

Alam ini adalah akibat.

 

Karena ‘akibat’.

Maka butuh ‘sebab’.

 

‘Sebab’ harus ada lebih dulu.

Daripada yang ‘disebabkan’.

 

“Sebab”  itu harus bersifat kadim.

Yaitu “tidak ada  awalnya”.

 

Dan kalau ‘wujud’ butuh ‘sebab wujud’.

 

Maka ‘wujud penyebab’ disebut wujud super.

Atau wajibul wujud.

 

Sehingga ‘wujud’ yang ada ini kita butuh ‘sebab’.

Yaitu harus ada ‘wujud yang super.

 

Dalam Islam disebut “Allah”.

 

Tapi, uniknya orang ateis itu langsung beriman.

 

Orang ateis nyaman.

 

Saat dikatakan,

“Tuhan adalah penyebab dari semua ini”.

 

Mungkin Albert Einstein menyebutnya kausa prima.

Saat Allah mengenalkan dirinya.

 

Yaitu pada surah Al-Alaq yang turun pertama.

 

Tidak menyebut nama Allah.

Tapi “Tuhanmu.”

 

Al-Quran surah Al-Alaq (surah ke-96) ayat 1-5.

 

اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ

 

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan.

 

خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ

 

Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.

 

 

اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ

 

Bacalah, dan Tuhanmu Yang Maha Pemurah.

 

الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ

 

Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam.

 

 

عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ

 

Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

 

Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 21.

 

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

 

Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang sebelummu, agar kamu bertakwa.

 

Allah berfirman,

 “Sembahlah Saya!”.

 

Yaitu Zat yang menciptakan langit dan bumi.

 

Kemudian yang punya sifat ini.

Dalam Islam disebut Allah.

 

Jika langsung menyebut Allah.

Allah itu siapa?

 

Contoh yang lain.

Jika kamu tak pernah melihat telur burung.

 

Menetas dan keluar anak burung.

 

Burungnya membesar.

Lalu burung bisa terbang.

 

Maka kamu pasti tak percaya.

 

Ada benda mati.

Berupa telur.

Nantinya bisa terbang.

 

Karena sering melihat.

Maka kamu percaya.

 

Analognya.

Manusia yang sudah mati.

Kelak akan dibangkitkan.

Untuk  menghadap Tuhan.

 

Karena kamu belum pernah tahu.

Maka kamu tak yakin.

 

Padahal itu mudah saja.

Bagi Allah yang menciptakan bumi dan langit.

 

Contoh yang lain lagi.

Dulu mana telur atau ayam?

 

Jawabnya.

Terserah Allah yang menciptakan.

 

Telur datangnya dari ayam

Dan ayam datangnya dari telur.

 

Semua bisa terjadi.

Karena Allah Maha Pencipta.

 

Manusia tak bisa menciptakan telur dan ayam.

 

 (Sumber Gus Baha).