POLITIK IDENTITAS SULIT HILANG DARI INDONESIA
Oleh:Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.
ARTI POLITIK IDENTITAS.
Politik identitas.
Yaitu alat politik suatu kelompok.
Untuk tujuan tertentu.
Seperti:
1)
Suku.
2)
Etnis.
3)
Budaya.
4)
Agama.
5)
Atau lainnya.
Misalnya sebagai:
1)
Bentuk perlawanan.
2)
Alat menunjukkan jati diri.
Pengamat:
Politik Identitas.
Tidak Akan Hilang di Indonesia.
Pengamat Politik.
Universitas Paramadina Jakarta.
Hendri Satrio.
Mengomentari
banyaknya.
Serangan
buzzer.
Kepada
Anies Baswedan.
“Hati-hati
menulis politik identitas.
Karena
di Indonesia.
Politik
identitas tak akan hilang,” kata Hensat.
Jumat
19 Agustus 2022.
Pengamat politik dari Kelompok
Kajian dan Diskusi Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI).
Hendri Satrio.
Menilai politik identitas..
Tak akan hilang di Indonesia.
Isu poltik identitas makin menguat.
Pada Pemilu tahun 2024.
Saat
ini.
Serangan
sudah dilancarkan.
Khususnya
kepada Anies Baswedan.
Yang
punya elektablitas tinggi.
Dibanding
tokoh lainnya.
Serangan
kepada Gubernur Jakarta.
Anies
Baswedan.
Termasuk
intoleransi.
Dandung
Sri Harminto.
Teman
Anies Baswedan.
Saat
kuliah di UGM Yogya.
Mengaku
heran dengan citra negatif.
Yang
kerap dialamatkan.
Kepada
Anies Baswedan.
Cucu
Pahlawan Nasional.
Abdurrahman Baswedan.
“Sepanjang yang saya tahu.
Tidak
ada kamus intoleran.
Pada
diri Anies Baswedan,” katanya.
Dandung
kenal Anies Baswedan.
Sejak
remaja.
Termasuk
keluarganya.
Dalam
didikan keluarganya.
Keseharian
Anies Baswedan.
Seperti Muslim umumnya.
“Kakeknya
seorang nasionalis.
Yaitu
AR Baswedan.
Pahlawan
Nasional.
Orang
tuanya sangat welcome.
Saat
kita datang ke rumah Anies,” ujarnya.
Sejarah
pendidikan formal.
Anies
Baswedan.
Juga
pada umumnya.
Dia
selalu di sekolah milik pemerintah.
1)
SMP Negeri 5.
2)
SMA Negeri 2.
3)
Kuliah di UGM.
4)
Kuliah di Amerika Serikat.
“Dulu
historisnya.
Anies
dari SMPN 5, SMAN 2, dan UGM.
Anies
kuliah di Amerika Serikat.
Sebuah
negara sangat liberal.
Artinya.
Dalam
pendidikan formal.
Tidak
ada bekal edukasi.
Mengarah
intoleransi,” tegasnya.
Contoh
lagi.
Anies
Baswedan jadi Ketua Senat UGM Yogya.
Mantan
Rektor Universitas Paramadina.
Justru
mendukung Ketua BEM.
Dari
mahasiswa latar belakang:
1)
Kristen.
2)
Cina.
Atau Nasrani dan Tionghoa.
“Jadi di mana intoleransinya,” ujar Dandung.
Dia
menegaskan.
Anies
Baswedan.
Sosok
pluralis.
Dan
menghargai perbedaan.
Sejak
remaja hingga saat ini.
Sikap
itu masih tertanam.
Dalam
diri Anies Baswedan.
Saat
jadi Gubernur DKI Jakarta.
Tidak
ada kebijakan.
Yang
bernuansa intoleran.
Contohnya.
Renovasi
Gereja Immanuel di Jakarta.
Izin
renovasi sudah bertahun-tahun.
Tidak
terbit.
“Baru
di zaman Anies Baswedan.
Sebagai
Gubernur Jakarta.
Izin
itu terbit.
Jika
Anies Baswedan intoleran.
Maka
tak mungkin mengeluarkan izin.
Hal
itu logika sederhana,” ungkap Dandung.
Selama ini.
Anies lebih banyak diam.
Saat diserang pembencinya.
“Sejak dulu.
Anies itu tidak mudah emosi.
Dicaci dan ditekan.
Anies meresponsnya.
Dengan santun dan senyum.
Anies Baswedan.
Banyak menunjukkan tindakan nyata.
Daripada kata-kata,” tuturnya.
(sumber kba)



.png)