PENGERTIAN WAHDATUL WUJUD
Oleh: Drs. H. M.
Yusron Hadi, M.M.
Wahdatul
wujud berasal dari kata wahdah (وحدة) dan al-wujud (الوجود ).
Wahdah artinya tunggal atau kesatuan.
Wujud artinya ada, eksistensi,
atau keberadaan.
Secara
harfiah,
Wahdatul Wujud
artinya "kesatuan eksistensi".
Doktrin
ini tidak mengakui bedanya Allah dengan makhluk-Nya.
Yaitu keyakinan bahwa Allah itu
adalah keseluruhan.
Makhluk adalah bagian dari
keseluruhan itu.
Allah memperlihatkan
Diri-Nya
pada apa saja yang ada di alam semesta ini.
Karena tak ada satu pun
di alam semesta ini,
kecuali wujud Allah.
Alam semesta beserta isinya itu mawujud.
Mawujud berarti asalnya tak ada, tapi diadakan
oleh Allah.
Manusia, asalnya tak ada.
Sekarang ada dan bisa hidup di bumi.
Kelak, manusia akan hilang dari bumi.
Jika ada manusia sombong.
Maka dia melupakan hakikat dirinya.
Karena manusia butuh Allah untuk ada dan bisa hidup
di dunia.
Manusia yang punya sifat sombong dalam hatinya.
Meskipun sedikit.
Tak bisa masuk surga.
Yang berhak sombong hanya Allah saja.
Karena Allah yang menciptakan alam semesta dan
menjaganya.
Wahdatul
Wujud
sering
dihubungkan dengan Ibnu Arabi.
Karena Ibnu Arabi dianggap
penggagasnya.
Wahdatul
wujud sudah diajarkan oleh beberapa sufi sebelum Ibnu Arabi.
Misalnya, Abu Hamid
Al-Ghazali.
Al-Ghazali
berkata,
”Sesuatu
yang wujud
dengan sebenar-benarnya adalah Allah.
Seperti cahaya
yang sebenar-benarnya adalah Allah.
Tidak ada wujud,
kecuali Allah.
Segala sesuatu akan binasa,
kecuali Allah secara azali dan abadi.”
Ibnu Taimiyah memopulerkan
istilah Wahdatul Wujud.
Syekh Siti Jenar nama aslinya Raden
Abdul Jalil.
Lahir di Iran tahun 1404 Masehi.
Bertempat tinggal di Jepara, Jawa Tengah, Indonesia.
Syekh Siti
Jenar terkenal dengan ajarannya:
“Manunggaling Kawula Gusti”.
Yaitu istilah
Wahdatul Wujud diubah ke bahasa Jawa.
Syekh Siti
Jenar mengembangkan paham jalan hidup sufi.
Yang dianggap bertentangan
dengan ajaran Wali songo.
Pertentangan
praktik sufi oleh Sykeh Siti Jenar dengan Wali songo.
Terletak pada penekanan
aspek formal.
Yaitu ketentuan
syariat yang dilakukan oleh Wali Songo.
(Sumber Ngaji Filsafat Dr Fahrudin Faiz)




