HUKUMNYA
MENIKAHI WANITA HAMIL
Oleh: Drs. H. M.
Yusron Hadi, M.M.
Al-Quran surah An-Nisa (surah ke-4) ayat 22-24.
وَلَا تَنْكِحُوا مَا نَكَحَ آبَاؤُكُمْ مِنَ النِّسَاءِ
إِلَّا مَا قَدْ سَلَفَ ۚ إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَمَقْتًا وَسَاءَ سَبِيلًا
Dan
janganlah kamu kawini wanita yang telah dikawini oleh ayahmu, kecuali pada masa
lampau. Sesungguhnya perbuatan itu amat keji dan dibenci Allah dan
seburuk-buruk jalan (yang ditempuh).
حُرِّمَتْ عَلَيْكُمْ أُمَّهَاتُكُمْ وَبَنَاتُكُمْ
وَأَخَوَاتُكُمْ وَعَمَّاتُكُمْ وَخَالَاتُكُمْ وَبَنَاتُ الْأَخِ وَبَنَاتُ
الْأُخْتِ وَأُمَّهَاتُكُمُ اللَّاتِي أَرْضَعْنَكُمْ وَأَخَوَاتُكُمْ مِنَ
الرَّضَاعَةِ وَأُمَّهَاتُ نِسَائِكُمْ وَرَبَائِبُكُمُ اللَّاتِي فِي حُجُورِكُمْ
مِنْ نِسَائِكُمُ اللَّاتِي دَخَلْتُمْ بِهِنَّ فَإِنْ لَمْ تَكُونُوا دَخَلْتُمْ
بِهِنَّ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْكُمْ وَحَلَائِلُ أَبْنَائِكُمُ الَّذِينَ مِنْ
أَصْلَابِكُمْ وَأَنْ تَجْمَعُوا بَيْنَ الْأُخْتَيْنِ إِلَّا مَا قَدْ سَلَفَ ۗ
إِنَّ اللَّهَ كَانَ غَفُورًا رَحِيمًا
Diharamkan
atas kamu (mengawini)ibumu; anakmu yang perempuan; saudaramu yang perempuan, saudara
bapakmu yang perempuan; saudara ibumu yang perempuan; anak perempuan dari
saudaramu yang laki-laki; anak perempuan dari saudaramu yang perempuan; ibumu
yang menyusui kamu; saudara perempuan sepersusuan; ibu isterimu (mertua); anak isterimu
yang dalam pemeliharaanmu dari isteri yang telah kamu campuri, tetapi jika kamu
belum campur dengan isterimu itu (dan sudah kamu ceraikan), maka tidak berdosa
kamu mengawininya; (dan diharamkan bagimu) isteri anak kandungmu (menantu); dan
menghimpunkan (dalam perkawinan) 2 perempuan bersaudara, kecuali pada masa lampau;
sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
۞ وَالْمُحْصَنَاتُ
مِنَ النِّسَاءِ إِلَّا مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ ۖ كِتَابَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ
ۚ وَأُحِلَّ لَكُمْ مَا وَرَاءَ ذَٰلِكُمْ أَنْ تَبْتَغُوا بِأَمْوَالِكُمْ
مُحْصِنِينَ غَيْرَ مُسَافِحِينَ ۚ فَمَا اسْتَمْتَعْتُمْ بِهِ مِنْهُنَّ
فَآتُوهُنَّ أُجُورَهُنَّ فَرِيضَةً ۚ وَلَا جُنَاحَ عَلَيْكُمْ فِيمَا
تَرَاضَيْتُمْ بِهِ مِنْ بَعْدِ الْفَرِيضَةِ ۚ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلِيمًا
حَكِيمًا
Dan
(diharamkan juga kamu mengawini) wanita bersuami, kecuali budak yang kamu
miliki (Allah telah menetapkan hukum itu) sebagai ketetapan-Nya atas kamu. Dan
dihalalkan bagi kamu selain yang demikian (yaitu) mencari isteri dengan hartamu
untuk dikawini bukan untuk berzina. Maka isteri yang telah kamu nikmati (campuri)
di antara mereka, berikan kepada mereka maharnya (dengan sempurna), sebagai
suatu kewajiban; dan tidak mengapa bagi kamu terhadap sesuatu yang kamu telah
saling merelakannya, sesudah menentukan mahar itu. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 221.
وَلَا تَنْكِحُوا الْمُشْرِكَاتِ حَتَّىٰ يُؤْمِنَّ ۚ
وَلَأَمَةٌ مُؤْمِنَةٌ خَيْرٌ مِنْ مُشْرِكَةٍ وَلَوْ أَعْجَبَتْكُمْ ۗ وَلَا
تُنْكِحُوا الْمُشْرِكِينَ حَتَّىٰ يُؤْمِنُوا ۚ وَلَعَبْدٌ مُؤْمِنٌ خَيْرٌ مِنْ
مُشْرِكٍ وَلَوْ أَعْجَبَكُمْ ۗ أُولَٰئِكَ يَدْعُونَ إِلَى النَّارِ ۖ وَاللَّهُ
يَدْعُو إِلَى الْجَنَّةِ وَالْمَغْفِرَةِ بِإِذْنِهِ ۖ وَيُبَيِّنُ آيَاتِهِ
لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ
Dan janganlah kamu menikahi wanita musyrik, sebelum mereka
beriman. Sesungguhnya wanita budak mukmin lebih baik daripada wanita musyrik,
walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang musyrik
(dengan wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak mukmin lebih
baik daripada orang musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke
neraka, sedangkan Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. Dan
Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya
mereka mengambil pelajaran.
Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 228.
وَالْمُطَلَّقَاتُ يَتَرَبَّصْنَ بِأَنْفُسِهِنَّ ثَلَاثَةَ
قُرُوءٍ ۚ وَلَا يَحِلُّ لَهُنَّ أَنْ يَكْتُمْنَ مَا خَلَقَ اللَّهُ فِي
أَرْحَامِهِنَّ إِنْ كُنَّ يُؤْمِنَّ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ۚ
وَبُعُولَتُهُنَّ أَحَقُّ بِرَدِّهِنَّ فِي ذَٰلِكَ إِنْ أَرَادُوا إِصْلَاحًا ۚ
وَلَهُنَّ مِثْلُ الَّذِي عَلَيْهِنَّ بِالْمَعْرُوفِ ۚ وَلِلرِّجَالِ عَلَيْهِنَّ
دَرَجَةٌ ۗ وَاللَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
Wanita yang ditalak handaklah menahan diri (menunggu) 3 kali
quru'. Mereka tidak boleh menyembunyikan
apa yang diciptakan Allah dalam rahimnya, jika mereka beriman kepada Allah dan
hari akhirat. Dan suaminya berhak merujukinya dalam masa menanti itu, jika mereka
(para suami) menghendaki islah. Dan para wanita punya hak seimbang dengan
kewajibannya menurut cara yang makruf. Tetapi para suami, punya satu tingkatan
kelebihan daripada isterinya. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 230.
فَإِنْ
طَلَّقَهَا فَلَا تَحِلُّ لَهُ مِنْ بَعْدُ حَتَّىٰ تَنْكِحَ زَوْجًا غَيْرَهُ ۗ
فَإِنْ طَلَّقَهَا فَلَا جُنَاحَ عَلَيْهِمَا أَنْ يَتَرَاجَعَا إِنْ ظَنَّا أَنْ
يُقِيمَا حُدُودَ اللَّهِ ۗ وَتِلْكَ حُدُودُ اللَّهِ يُبَيِّنُهَا لِقَوْمٍ
يَعْلَمُونَ
Kemudian jika si suami mentalaknya (sesudah talak yang kedua),
maka perempuan itu tidak lagi halal baginya hingga dia kawin dengan suami lain.
Kemudian jika suami lain itu menceraikannya, maka tidak ada dosa bagi keduanya
(bekas suami pertama dan isteri) untuk kawin kembali jika keduanya berpendapat
akan dapat menjalankan hukum Allah. Itu hukum Allah, diterangkan-Nya kepada
kaum yang (mau) mengetahui.
Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 235.
وَلَا جُنَاحَ عَلَيْكُمْ فِيمَا عَرَّضْتُمْ بِهِ مِنْ
خِطْبَةِ النِّسَاءِ أَوْ أَكْنَنْتُمْ فِي أَنْفُسِكُمْ ۚ عَلِمَ اللَّهُ
أَنَّكُمْ سَتَذْكُرُونَهُنَّ وَلَٰكِنْ لَا تُوَاعِدُوهُنَّ سِرًّا إِلَّا أَنْ
تَقُولُوا قَوْلًا مَعْرُوفًا ۚ وَلَا تَعْزِمُوا عُقْدَةَ النِّكَاحِ حَتَّىٰ
يَبْلُغَ الْكِتَابُ أَجَلَهُ ۚ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا فِي
أَنْفُسِكُمْ فَاحْذَرُوهُ ۚ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ غَفُورٌ حَلِيمٌ
Dan tidak ada dosa bagi kamu meminang wanita dengan sindiran
atau kamu menyembunyikan (keinginan mengawini mereka) dalam hatimu. Allah
mengetahui bahwa kamu akan menyebut-nyebut mereka, dalam pada itu kamu jangan mengadakan
janji kawin dengan mereka secara rahasia, kecuali sekedar mengucapkan (kepada
mereka) perkataan yang makruf. Dan kamu jangan berazam (bertetap hati) untuk
berakad nikah, sebelum habis 'iddahnya. Dan ketahuilah bahwa Allah mengetahui
apa yang ada dalam hatimu; maka takutlah kepada-Nya, dan ketahui bahwa Allah
Maha Pengampun lagi Maha Penyantun.
Al-Quran surah At-Talak (surah ke-65) ayat 4.
وَاللَّائِي يَئِسْنَ مِنَ الْمَحِيضِ مِنْ نِسَائِكُمْ
إِنِ ارْتَبْتُمْ فَعِدَّتُهُنَّ ثَلَاثَةُ أَشْهُرٍ وَاللَّائِي لَمْ يَحِضْنَ ۚ
وَأُولَاتُ الْأَحْمَالِ أَجَلُهُنَّ أَنْ يَضَعْنَ حَمْلَهُنَّ ۚ وَمَنْ يَتَّقِ
اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مِنْ أَمْرِهِ يُسْرًا
Dan perempuan yang tidak haid lagi (monopause) di antara perempuanmu
jika kamu ragu-ragu (tentang masa iddahnya), maka masa iddah mereka adalah 3
bulan; dan begitu (pula) perempuan yang tidak haid. Dan perempuan hamil, waktu
iddah mereka itu ialah sampai mereka melahirkan kandungannya. Dan barang siapa bertakwa
kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya.
Al-Quran surah An-Nisa (surah ke-4) ayat 3.
وَإِنْ خِفْتُمْ أَلَّا تُقْسِطُوا فِي الْيَتَامَىٰ
فَانْكِحُوا مَا طَابَ لَكُمْ مِنَ النِّسَاءِ مَثْنَىٰ وَثُلَاثَ وَرُبَاعَ ۖ
فَإِنْ خِفْتُمْ أَلَّا تَعْدِلُوا فَوَاحِدَةً أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ ۚ
ذَٰلِكَ أَدْنَىٰ أَلَّا تَعُولُوا
Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap
(hak-hak) perempuan yatim (jika kamu mengawininya), maka kawini wanita (lain)
yang kamu senangi: 2, 3 atau 4. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat
berlaku adil, maka (kawinilah) 1 orang saja, atau budak yang kamu miliki. Yang
demikian lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya.
Al-Quran surah An-Nur (surah ke-24) ayat 3.
الزَّانِي لَا يَنْكِحُ إِلَّا زَانِيَةً أَوْ مُشْرِكَةً
وَالزَّانِيَةُ لَا يَنْكِحُهَا إِلَّا زَانٍ أَوْ مُشْرِكٌ ۚ وَحُرِّمَ ذَٰلِكَ
عَلَى الْمُؤْمِنِينَ
Laki-laki berzina tidak mengawini melainkan perempuan berzina,
atau perempuan musyrik; dan perempuan berzina tidak dikawini melainkan oleh
laki-laki berzina atau laki-laki musyrik, dan yang demikian diharamkan atas orang
mukmin.
Hadis Nabi menyatakan bahwa seorang laki-laki dilarang
mengumpulkan sebagai istri wanita dengan saudara wanita bapaknya.
Atau seorang wanita dengan saudara wanita ibunya.
Pada ayat Al-Quran dan hadis Nabi tidak disebut wanita hamil yang tidak punya
suami.
Sehingga hukumnya boleh menikahi wanita hamil yang
tidak punya suami.
Asalkan
lengkap rukun dan syaratnya.
Tidak perlu mengulang akad nikah bagi wanita hamil yang
menikah.
(Sumber suara.muhammadiyah)





