Friday, December 5, 2025

54271. CERITA PERUSAK HUTAN BAWA BERAS 1 SAK

 


CERITA PERUSAK HUTAN MEMBAWA 1 SAK BERAS

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, MM

 

 

"Mau kemana Pak?" Tanya Abdul pada Seno mantan Ulu ulu desa.

 

"Ke rumah warga yang kemarin kebanjiran." Jawab Seno dengan senyum mengembang.

 

"Bawa apa itu?" Tanya Abdul lagi.

 

"Beras, ya untuk meringankan saudara kita yang terkena bencana." Ujar Seno sambil memperlihatkan beras di karung yang ia panggul.

 

"Satu karung mah kurang atuh Pak, yang kena banjir itu kan banyak, kok bawa beras satu karung doang sih?"

 

"Lah... Saya bawa banyak kok, semua warga yang kena banjir pasti kebagian, tuh ada di mobil beras-berasnya." Seno menunjuk mobil truk yang mengakut beras.

 

"Kok yang dipanggul cuma satu?"

 

"Ya emang saya harus manggul semuanya? Kamu pikir saya kuat manggul beras satu truk?" Seno mulai kesal.

 

"Lah terus ngapain itu bapak manggul beras? Kenapa ga diangkut truk aja sekalian, kenapa harus bapak panggul tuh satu karung? Ngapain capek-capek bawa-bawa sekarung beras, padahal kan ada truk yang ngangkut berasnya? Bingung saya." Abdul garuk-garuk kepala.

 

"Ya... Ya ini... Ya supaya kelihatan, kalau saya datang ga tangan kosong, saya ke sini bawa beras, biar orang tau kalau saya itu peduli pada masyarakat yang kena bencana banjir."

 

"Ah bapak sok peduli segala, dulu waktu masih menjabat mah ga peduli sama masyarakat, pohon-pohon pada ditebangi bapak malah kasih ijin, padahal gara-gara itu sekarang jadi ada bencana banjir,"

 

"Loooooh... Hmmmm, udah jangan berisik, nih ambil berasnya untuk kamu!" Seno berikan beras yang ia panggul pada Abdul.

 

"Saya ga makan beras Pak, emang saya ayam apa?" Abdul geleng-geleng kepala.

 

"Ya dimasak doooong."

 

"Dimasak pake apa Pak?"

 

"Magicom, lah."

 

"Ga ada listrik Pak! Mati semua listriknya!"

 

"Pake kompor kalo gitu."

 

"Kompor apaan? Rumah aja udah keseret banjir bandang!"

 

Seno menghela nafas dalam-dalam.

 

"Terus bagaimana ini berasnya?"

 

"Mending bapak jual aja tuh beras, tuker sama nasi aja, jangan lupa pake lauk yang enak, saya pesen lauknya teri kacang buatan ibunya bang Ahmad Mustopa, enak dan lebih awet disimpan." Usul Abdul sambil tersenyum.

 

Sementara Seno manggut-manggut tanda mengerti.

 

 

(Sumber Ahmad Mustopa)

0 comments:

Post a Comment