Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Showing posts with label OLAH RAGA CUMA LAWAN SAAT TANDING SAJA. Show all posts
Showing posts with label OLAH RAGA CUMA LAWAN SAAT TANDING SAJA. Show all posts

Wednesday, April 13, 2022

13159. OLAH RAGA CUMA LAWAN SAAT TANDING SAJA

 

 






 

OLAH RAGA CUMA LAWAN SAAT TANDING SAJA

Oleh: Drs. HM. Yusron Hadi, M.M.

 

Rivalitas.

Ada Ruangnya dan Ada Waktunya.

 

Rivalitas itu sementara.

Rivalitas bukan dendam.

 

 

Bagi pelaku olahraga.

Atau bagi orang yang pahami.

 

Seteruan tidak kekal.

 

Sehebat dan setajam apa pun persaingan.

 

Hanya di ruang sempit, yaitu:

1.      Ring tinju.

2.      Lapangan sepakbola.

 

3.      Lapangan bulutangkis.

4.      Dan lainnya.

 

 

Ruang yang sempit itu.

 

Bukan ruang hidup.

Yang sangat luas ini.

 

Demikian pula waktunya.

Punya waktu tertentu.

Tidak di sembarang waktu.

 

Terbatas hanya sampai waktu yang ditentukan.

 

Main sepak bola.

Hanya sampai 2x45 menit.

Ditambah sesuai aturan.

Dan batasan yang ditetapkan.

 

Tidak lebih.

Dan tidak terus-menerus.

 

Kita saksikan seusai pertarungan kelas atas .

 

Liga inggris Minggu lalu.

 

Saat Manchester City menjamu Liverpool.

 

Gambar dan foto.

Yang  kita lihat.

 

Membawa pesan jelas.

 

Bahwa mereka hanya musuh.

Saat main di lapangan saja.

 

Dan dibatasi waktu tertentu.

 

 Seusai pertarungan.

Mereka kembali bersahabat.

 

Saling hormat.

Dan saling menghargai.

 

Begitulah rivalitas sesungguhnya.

 

Dibatasi ruang dan waktu.

 

Pep Guardiola hadir di EPL.

Tahun 2016.

Dia memegang Manchester City.

Punya pesaing tangguh di EPL.

 

Yaitu Jurgen Klopp.

Pelatih Liverpool.

 

Tim dan 2 tokoh ini

Bisorot dan dibahas media.

 

Dalam waktu 6 tahun terakhir.

 

Ketika memmahas persaingan kompetisi di EPL.

 

Dalam beberapa kesempatan.

Pep Guardiola dengan kesan bagus bilang.

 

“Jurgen Klopp pelatih yang bagus.

 

Dia membuat saya terus  belajar.

Agar menjadi pelatih lebih baik.”

 

Karena persaingan kami.

 

Dari persaingan keras.

 

Pep dan Klopp sama-sama belajar.

 

Sama-sama berusaha menjadi terbaik.

 

Mungkin ini pula yang pernah terjadi.

 

Saat persaingan.

Alex Ferguson dan Arsene Wenger.

 

Sekitar 15 tahun lalu.

 

"Saya sangat respek pada Jurgen Klopp.

 

Dia membuat saya menjadi manajer yang baik.

 

Kami tidak berteman.

 

Kami juga tidak pernah makan siang bersama.

 

Saya punya nomor HP-nya.

 

Tapi saya tidak pernah menelponnya" ujar Pep Guardiola.

 

Hal itu gambaran orang sering bertemu.

 

Bersaing keras.

Untuk berebut sesuatu.

 

Tapi tidak pernah saling menyakiti.

Secara pisik.

 

Tidak saling menyakiti.

Secara bahasa.

 

Bahkan malah saling memuji.

 

Jurgen Klopp sering memuji Pep.

Sebagai salah satu manajer sepakbola.

Yang terbaik di dunia.

 

"Karena persaingan kami.

Mungkin saya selalu ada di pikiran Pep.

Tiap hari," kata Klopp suatu saat.

 

Ini rivalitas.

 

Persaingan keras.

Tapi tidak pernah saling menyakiti.

 

Dalam bentuk apa pun.

 

Kita belajar professional.

Dari 2 tokoh ini.

 

"Jika saya pensiun kelak.

 

Saya ingin mengundang Jurgen Klopp makan malam," kata Pep Guardiola dengan tersenyum.

 

Di Eropa atau Amerika.

 

Orang mengundang makan malam.

Hanya pada seseorang.

 

Yang memang special.

Dan sangat akrab.

Secara emisonal.

 

Di tengah kemegahan Etihad.

Tertangkap kamera.

 Van Dijk bincang akrab dengan Kevin De Bruyn.

 

Apa yang mereka obrolkan seakrab itu. 

 

Ternyata para jurnalis pun penasaran.

 

De Bruyn bilang yang kira-kira begini,

 

"Kami sering bertemu dan ngobrol.

Karena anak kami bersekolah.

Di tempat sama.

 

Jadi kami sering berbincang sebagai teman".

 

Banyak hal dalam hidup.

Yang bisa jadi renungan.

 

Bahwa sekeras apa pun.

Kita bersaing dengan orang lain.

 

Sikap dan pola pikir kita.

Harus tetap harus terjaga baik.

Jangan dikotori hal buruk.

 

Bahwa di luar lapangan.

Mungkin mereka berteman baik.

 

Begitulah rivalitas sepak bola di Eropa.

 

Yang sering kita lihat di layar kaca.

 

Sering membuat kita kagum.

Tak ada dendam.

Tak ada saling pukul anarkis.

 

Tak ada tawuran.

Hanya karena tim yang dibelanya kalah.

 

Semua rivalitas ada ruangnya.

Ada waktunya.

 

Setelah pertarungan.

Mereka saling hormat.

Satu sama lain.

 

(Sumber KoezArraihan)