Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Showing posts with label NABI ADAM DITIPU IBLIS SEBAB INGIN TAHU. Show all posts
Showing posts with label NABI ADAM DITIPU IBLIS SEBAB INGIN TAHU. Show all posts

Wednesday, June 26, 2024

33850. NABI ADAM DITIPU SEBAB INGIN TAHU

 




NABI ADAM DITIPU IBLIS SEBAB INGIN TAHU

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

 

 

 

Informasi adalah kebutuhan manusia sejak manusia tercipta.

 

Sebab adanya naluri dan sifat ingin tahu yang menghiasi makhluk manusia.

 

Nabi Adam tertipu rayuan Iblis.

Sebab naluri ingin tahu.

 

 

Al-Quran surah Thaha (surah ke-20) ayat 120.

 

فَوَسْوَسَ إِلَيْهِ الشَّيْطَانُ قَالَ يَا آدَمُ هَلْ أَدُلُّكَ عَلَىٰ شَجَرَةِ الْخُلْدِ وَمُلْكٍ لَا يَبْلَىٰ

 

       Kemudian setan membisikkan pikiran jahat kepadanya, dengan berkata,

”Hai Adam, maukah saya tunjukkan kepada kamu pohon khuldi dan kerajaan yang tidak akan binasa?”

 

Informasi Iblis ini.

Ternyata salah dan menyesatkan Nabi Adam.

 

Al-Quran ingatkan agar dalam menerima informasi.

Tiap orang untuk menimbang, mengecek, dan menyelidiki dengan saksama.

 

Info yang disampaikan.

Terutama berita orang tidak terpercaya.

 

Al-Quran surah Al-Hujurat (surah ke-49) ayat 6.

 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَىٰ مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ

 

       Hai orang-orang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksa dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu.

 

Al-Quran surah Al-Ahzab (surah ke-33) ayat 70.

 

Umat Islam agar sampaikan ucapan benar.

 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا

    

 Hai orang-orang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan ucapkan perkataan yang benar.

 

Kata “sadid” bukan hanya artinya “benar”.

Tapi kata “sadid” dalam berbagai bentuknya.

 

Akhirnya bermuara kepada makna “menghalangi” atau “membendung”.

 

Artinya menghalangi dan membendung yang tidak sesuai.

 

Sehingga menghasilkan sesuatu  bermanfaat.

 

Semua ucapan umat Islam.

Apa pun bentuk dan isinya.

Harus memenuhi syarat ini.

 

1)        Sesuai kenyataan.

2)        Bermanfaat bagi masyarakat.

3)        Tidak menjerumuskan orang dalam kesulitan.

 

Kemudian muncul istilah terkenal.

”Li kulli maqam maqal wa likulli maqal maqam”

 

Untuk tiap tempat ada ucapan yang sesuai dan untuk tiap ucapan ada tempat yang sesuai).

 

Mungkin ada suatu kebenaran.

Tapi perlu ditunda penyampaiannya pada masyarakat.

 

Untuk maslahat bersama.

 

لكلّ مقام مقال ولكلّ مقال مقام

     

Tiap tempat ada ucapan yang sesuai dan tiap ucapan ada tempat yang sesuai.

 

Umar bin Khattab melihat Abu Hurairah berjalan tergesa-gesa.

 

Kemudian menegurnya,

 

“Wahai Abu Hurairah, kamu hendak pergi ke mana?”

 

“Aku akan menuju ke pasar.

Untuk menyampaikan hal yang kudengar dari Rasulullah.

 

Siapa yang mengucapkan kalimat,

“La ilaha illa Allah”, maka dia akan masuk surga”, jawab Abu Hurairah.

 

Umar bin Khattab menarik tangan Abu Hurairah.

 

Diajaknya menemui Nabi Muhammad.

Untuk uji kebenaran info.

 

Nabi Muhammad membenarkan.

Tapi  Umar bin Khattab usul.

 

Agar berita itu.

Tak disampaikan pada sembarang orang.

 

Khawatir timbul salah paham.

Ternyata Nabi menyetujuinya.

 

Pada umumnya manusia tampak bodoh.

Sebab tak mampu dalam:

 

1)        Memilah.

2)        Memilih tempat.

 

3)        Pilih waktu.

4)        Pilih bahan info tepat guna.

 

Manusia sering berlaku aniaya.

Termasuk orang dianggap berilmu.

 

1)        Tercermin dalam ucapan dan info  keliru.

 

2)        Memutar balik fakta.

 

 

3)        Menimbulkan selera rendah.

4)        Melucukan yang tak lucu.

 

5)        Menyesatkan masyarakat.

 

 

Daftar Pustaka

1.        Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.   

2.        Tafsirq.com online